.

Jumat, 12 April 2013

08. PENERAPAN Strategi: Isu-isu Pemasaran, Keuangan/Akuntansi, Litbang, dan SIM

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VI
Arif Zakaria Kapa (ME), Adi Kurnia (MT), Elok S. Amitayani (ME), Yoga Mahendro (ME)


(artikel sejenis baca disini)

Kurang dari 10% strategi yang dirumuskan berhasil diterapkan. Strategi hanya berpeluang berhasil (berpeluang, bukan pasti) diterapkan di sebuah perusahaan dengan kualifikasi sebagai berikut:
  • produk yang dihasilkan bermutu baik 
  • pemasaran produk baik 
  • mampu menggalang modal kerja dengan baik 
  • sistem manajemen informasi (SIM) nya baik 
Keempat hal di atas (produk, pemasaran, teknik mobilisasi, dan SIM) mutlak dimiliki oleh perusahaan, agar dapat menerapkan strategi secara efektif.

Bab ini akan membahas isu-isu seputar pemasaran, keuangan/akuntasi, litbang, dan SIM yang penting bagi penerapan strategi secara efektif.

1. Isu-isu Pemasaran 

Dua variabel penting dalam pemasaran adalah segmentasi pasar dan pemosisian produk.

Segmentasi pasar bertujuan untuk menjangkau kelompok konsumen tertentu. Segmentasi pasar penting karena:
  • dibutuhkan bagi pengembangan pasar & produk, penetrasi dan diversifikasi 
  • perusahaan dapat beroperasi dengan sumber daya terbatas 
  • memaksimalkan laba per unit dan penjualan per segmen 
Contoh segmentasi pasar:
memasukkan selera wilayah pada produk perusahaan seperti daging burger yang lebih pedas di jaringan restoran burger beroperasi di negara-negara Asia Tenggara, Mc Donald mengadopsi menu bubur ayam kaki lima sebagai salah satu menu sarapan populer di Indonesia.

Di era digital ini, internet telah mempermudah segmentasi pasar karena orang-orang dengan tipe dan minat tertentu berkumpul atau rutin mengunjungi situs yang sama, sehingga kebutuhan mereka lebih mudah dikenali oleh para produsen.

Setelah segmentasi pasar, langkah berikutnya adalah pemosisian produk, yaitu mencari tahu apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Kuncinya adalah mencari tahu sudut pandang konsumen, bukan produsen. Apa yang dianggap konsumen sebagai produk/layanan yang baik, rasa yang enak, dan lain-lain.

2. Isu-isu Keuangan/Akuntansi 

Beberapa hal yang penting dalam bagian ini adalah:
  1. penggalangan modal, 
  2. perhitungan laporan keuangan, 
  3. pembuatan anggaran, dan 
  4. evaluasi nilai atau kelaikan bisnis.
Berikut adalah contoh-contoh keputusan yang membutuhkan kebijakan keuangan/akuntansi:
  1. menggalang dana dengan utang jangka pendek atau jangka panjang, atau dengan saham preferen atau saham biasa, 
  2. menyewa atau membeli aset tetap, 
  3. menentukan rasio deviden yang memadai 
  4. menggunakan pendekatan akuntansi LIFO*, FIFO**, atau nilai pasar 
  5. memperpanjang waktu piutang atau tidak 
  6. menentukan discount rate atas arus kas 
  7. menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan 
last-in first out 
** first-in first-out

Penggalangan Modal 

Penggalangan modal menjadi penting karena penerapan strategi yang berhasil seringkali membutuhkan tambahan modal. Sumber-sumber modal bagi perusahaan adalah:
  • hutang 
  • ekuitas 
  • laba bersih 
  • penjualan aset 
  • penjualan saham 
Perusahaan harus jeli dalam menentukan rasio hutang dan ekuitas dalam struktur modalnya agar penerapan strategi berjalan baik.

Teknik yang umum digunakan adalah :
  • Analisis Laba per Saham (EPS – earning per share) 
  • Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT - Earnings before interest and share) 

Proyeksi Laporan Keuangan 

Proyeksi analisis laporan keuangan adalah teknik strategi implementasi sentral yang memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi hasil dari tindakan perusahaan

Jenis analisis ini dapat digunakan untuk meramalkan dampak pelaksanaan keputusan perusahaan. 

Sebuah proyeksi laporan laba rugi dan neraca memungkinkan organisasi untuk menghitung rasio proyeksi keuangan dalam berbagai skenario strategi implementasi. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dengan rata-rata industri, rasio keuangan dapat memberikan gambaran kelayakan berbagai implementasi strategi.

Proyeksi Laporan keuangan merupakan bentuk dari perencanaan keuangan. Proyeksi akan memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan datang. Jenis dimensi proyeksi:

Waktu:
  • Jangka pendek, satu tahun atau kurang 
  • Jangka panjang, dua tahun atau lebih
Satuan proyeksi: 
  • Proyeksi untuk tiap unit atau bagian organisasi 
  • Proyeksi untuk setiap spesifik poyek 
  • Proyeksi total perusahaan atau total proyek
Proyeksi laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario. Skenario juga disebut sebagai analisis sensitivitas. Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi : 
  • Kondisi buruk / worst case 
  • Kondisi normal/ normal case 
  • Kondisi terbaik / best case 
Untuk masing-masing kondisi tersebut dibuat kriteria keadaan yang dapat diamati dan terukur. Dalam melakukan proyeksi berdasarkan data masa lalu harus diingat, bahwa di masa datang kondisi yang akan terjadi belum tentu sama dengan kondisi yang ada di masa lalu

Proses Penyusunan Proyeksi:
  • Interaksi 
Proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan.
  • Pilihan alternatif / Options 
Proyeksi dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternatif pilihan berdasarkan skenario yang telah ditentukan.
  • Kelayakan / Feasibility 
Proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.
  • Hindarkan kejutan / Avoiding Surprises
Nobody plans to fail, but many fail to plan.

Sumber Data Proyeksi: 
1. Laporan keuangan:
  • Neraca, 
  • Laporan laba rugi, 
  • Arus kas, 
  • Catatan atas laporan keuangan 
2. Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi budaya/tradisi – asumsi
3. Kondisi makroekonomi – asumsi
4. Regulasi
5. Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik

Langkah - langkah menyusun Proforma Balance Sheet: 
  1. Tentukan korelasi item-item dalam neraca terhadap penjualan -> hitung dalam prosentase. 
  2. Kalikan prosentase tersebut dengan proyeksi penjualan untuk mendapatkan nilai item-item dalam neraca pada tahun proyeksi. 
  3. Jika tidak terdapat korelasi antara item dalam neraca dengan penjualan maka nilai dalam neraca tahun sebelumnya dianggap sama dengan tahun proyeksi. 
  4. Hitung proyeksi retained earnings dengan rumus:
    Projected retained earnings = Present retained earnings + Projected net income – Cash dividends 
  5. Tambahan asset untuk mendukung proyeksi penjualan yang ditetapkan.
    Utang dan modal ditentukan dengan melihat perbedaan antara total asset dan pendanaan yang telah tersedia. Jika perubahan modal telah ditetapkan maka perusahaan dapat menghitung tambahan dana dari kreditur. 
  6. Hitung EFN (External Fund Needed)

Anggaran Keuangan (Financial Budget)

Adalah dokumen yang merinci bagaimana dan akan diperoleh dan dihabiskan untuk kurun waktu tertentu. 
Anggaran tahunan adalah yang paling lazim walaupun kurun waktu anggaran bisa dari satu hari sampai 10 tahun. 

Anggaran keuangan jangan dilihat sebagai alat untuk membatasi pengeluaran, tetapi sebagai metode untuk memanfaatkan sumber daya sebuah organisasi yang paling produktif dan menguntungkan. Ketika sebuah organisasi mengalami kesulitan keuangan, anggaran sangat penting dalam implementasi strategi.

Jenis anggaran meliputi
  • anggaran tunai, 
  • operasi, 
  • penjualan, 
  • laba, 
  • pabrik, 
  • modal, 
  • belanja, 
  • divisional, 
  • variable,
  • fleksibel dan anggaran tetap. 
Yang paling lazim adalah anggaran tunai atau kas.

Beberapa jenis umum dari anggaran:
  • anggaran kas, 
  • anggaran operasional, 
  • anggaran penjualan, 
  • anggaran laba, 
  • anggaran pabrik, 
  • anggaran modal, 
  • anggaran biaya, 
  • anggaran divisi, 
  • anggaran variabel, 
  • anggaran fleksibel, dan 
  • anggaran tetap. 
Anggaran keuangan memiliki beberapa keterbatasan.

  1. Program anggaran dapat terlalu rinci, rumit dan terlalu mahal. Overbudgeting atau underbudgeting anggaran dapat menyebabkan masalah. 
  2. Anggaran keuangan dapat menjadi pengganti tujuan. Anggaran adalah alat, bukan tujuan itu sendiri. 
  3. Anggaran dapat menyembunyikan inefisiensi jika hanya didasarkan pada preseden bukan pada evaluasi berkala keadaan dan standar. 
  4. Anggaran kadang-kadang digunakan sebagai instrumen tirani yang dapat mengakibatkan frustrasi, dendam, dan turnover tinggi.

    Untuk meminimalkan pengaruh yang terakhir, manajer harus meningkatkan partisipasi bawahan dalam mempersiapkan anggaran.

Mengevaluasi Nilai Bisnis 

Metode penghitungan nilai bisnis dapat dikelompokkan menjadi 3 pendekatan utama: 
  1. apa yang dimilki perusahaan, 
  2. seberapa yang dihasilkan sebuah perusahaan, dan 
  3. apa yang dilemparkan sebuah perusahaan ke pasar. 

Pendekatan pertama adalah penentuan kekayaan bersih atau equitas pemegang sahamnya. Kekayaan bersih menunjukkan nilai total saham biasa, tambahan modal disetor dan saldo laba. Setelah menghitung kekayaan bersih, tambahakan atau kurangi dengan nilai good will, kelebihan atau kekurangan aset dan aset tak berwujud. Aset tak berwujud mencakup hak cipta, paten dan merek. Good will muncul hanya jika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih banyak daripada nilai buku.

Pendekatan kedua nilai sebuah perusahaan tumbuh dari keyakinan bahwa bahwa nilai bisnis seharusnya didasarkan pada keuntungan yang mungkin diperoleh pemiliknya melalui laba bersih. Aturan konservatif adalah dengan mengalikan keuntungan tahunan lima kali.

Pendekatan ketiga membiarkan pasar menentukan nilai suatu bisnis, melibatkan tiga metode: a. dasarkan perusahaan atas harga jual perusahan serupa, b. metode rasio harga laba dan c. metode saham beredar.

Memutuskan apakah akan Go Public 

Go public berarti menjual prosentase tertentu dari perusahaan anda kepada pihak lain untuk memperoleh modal di pasar saham. 

Konsekuensinya mengurangi kendali pemilik atas perusahaan. Go public tidak disarankan untuk perusahaan dengan penjualan dibawah $10 juta sebab biaya awal terlalu tinggi dibandingkan dengan arus kas yang akan diperoleh perusahaan.

3. Isu-isu Penelitian dan Pengembangan (Litbang). 

Terdapat setidaknya tiga pendekatan penelitian dan pengembangan besar untuk penerapan strategi:
  1. Menjadi perusahaan pertama yang memasarkan produk teknologi baru, strategi ini glamour dan menarik, tetapi juga berbahaya. 
  2. Menjadi peniru yang inovatif dari produk-produk yang berhasil, dengan demikian meminimalkan resiko dan biaya awal. 
  3. Menjadi produsen berbiaya rendah dengan memproduksi misal produk-produk serupa namun lebih murah dari produk yang belum lama diperkenalkan. 

4. Isu-isu Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Perusahaan yang mengumpulkan, mengasimilasi dan mengevaluasi informasi eksternal dan internal secara efektif memiliki keunggulan kompetitif atas perusahaan lain

Sistem Informasi Manajeman yang efektif menjadi prasyarat pada suatu prasyarat di masa mendatang. Sistem informasi yang baik memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya, sebagai contoh, pesanan online dari Sales ke fasilitas produksi dapat memperpendek waktu pemesanan bahan baku dan mengurangi biaya persediaan.

Dibanyak perusahaan teknologi informasi telah membuat masalah tempat kerja tak lagi penting dan memungkin karyawan bekerja dari rumah, kapanpun.



Sumber:
David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

Artikel Terkait

52 komentar:

  1. Sedikit sharing,....in my humble opinion,..:
    Ketika era suatu produk sudah lewat, sebagaimana pernah dijelaskan Pak Fajar dimana era telegram -> telepon --> GSM/CDMA --> Data (VOIP) --> ( ? ), apapun strategi yang akan kita jalankan akan percuma atau 'nothing'. Langkah apa yang akan kita ambil untuk mengantisipasi hal ini, sementara mungkin banyak perusahaan/organisasi/instansi telah menanamkan investasi yang besar?. Masih ingat di artikel CDC, dimana perusahaan sudah 'terlanjur' investasi Genset kapasitas 2x20 KVA (2x17 KVA). Seiring kemajuan teknologi efisiensi prediksi dan asumsi kebutuhan energi listrik menjadi lebih kecil sehingga kapasitas genset yang dibutuhkan menjadi terlalu besar (tidak efisien/terlihat seakan mubazir). Dalam kontek nasional, prediksi kebutuhan energi kedepan dan kemajuan teknologi pengehematan (efisiensi) menjadi isu yang menarik. Dengan contoh paling sederhana lampu2 hemat energi 10 watt bisa sama terangnya dengan 70-80 watt ditahun tahun yang lalu, trend ini akan menjadi menarik bila kita dihadapkan pada pertanyaan 'benarkah prediksi total kebutuhan energi yang selama ini kita terapkan selama ini? JANGAN JANGAN akan menjadi mubazir sementara investasi sudah terlanjur kita tanam dengan biaya yang besar, boro-boro 'make money (profit)' balik modal saja mungkin akan sulit. Boleh jadi alternatif 'sewa' (kalau nggak salah jawaban Pak Rinto di kelas)dan 'akutansi' dari Pak Fajar menjadi isu menarik untuk dianalisa dan dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan alternatif terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Replacement analysis bisa diterapkan disini.

      Hapus
    2. Saya setuju, replacement analysis perlu diterapkan pada masalah ini. Biasanya replacement dilakukan ketika kapasitas produk/alat tidak sesuai dengan demand, alat sudah tidak bias dipakai lagi, dan penurunan fungsional maupun ekonomi sehingga profit menurun. Para pemegang kepentingan hendaknya melakukan replacement analysis untuk menganalisis umur ekonomis sebuah peralatan selama umur guna tersebut. Parameter-parameter yang dipertimbangkan dalam analisis pergantian peralatan adalah biaya investasi, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, biaya pengoperasian, nilai sisa dengan mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu.


      Salam,
      William Maha Putra
      http://arifpiece.blogspot.com/2012/12/ekonomi-teknik-3.html

      Hapus
    3. namun bagaimana halnya jika umur ekonomis belum tercapai, bahkan investasi baru dilakukan namun terdapat perubahan trend eksternal, misalkan kebijakan regulasi. Apakah asset tersebut akan dijual atau tetap dipertahankan?

      Hapus
    4. Menambahkan dari pak William
      Ada beberapa alasan yang perlu dipertimbangkan dalam replacement analysis :
      1. Faktor Deterioration
      2. Altered Requirements
      3. Technology
      4. Financing

      pada akhirnya keputusan yang dapat diambil adalah keeping defender, replace with chalangger dan pilihan terakhir retirement.

      terima kasih

      Hapus
    5. menanggapi pertanyaan pak Hery diatas...
      "bagaimana jika umur ekonomis belum tercapai, bahkan investasi baru dilakukan namun terdapat perubahan trend eksternal, misalkan kebijakan regulasi. Apakah asset tersebut akan dijual atau tetap dipertahankan?"

      Analisis kami :
      1. Jika kita sedikit tarik kebelakang, terlihat bahwa dari sisi pengembang, kita kurang mewaspadai faktor eksternal, dampaknya adalah strategi yang dipilih ternyata tidak sejalan dengan regulasi yang ada dimasa mendatang. Hal ini perlu dicermati dan dievaluasi, harapannya pada masa mendatang tidak terulang kembali hal yang serupa.

      2. Karena hal ini telah terjadi, tentunya yang bisa dilakukan adalah segera melakukan mitigasi yang tepat. Perlu dilakukan kaji ulang mengenai opsi-opsi alternatif yang mungkin (escape plan).

      Selanjutnya dari masing-masing alternatif dilakukan analisis teknis dan finansialnya, dibandingkan dan dipilih alternatif yang paling rendah risiko dari sisi teknis dan finansialnya.

      Hasil finalnya sejalan dengan yang disampaikan Pak Dhanist pada pernyataan beliau diatas, "keputusan yang dapat diambil adalah keeping defender, replace with chalangger dan pilihan terakhir retirement"...

      CMIIW...

      Hapus
    6. Saya cenderung setuju dengan pendapat Pak Syofuan, memang hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri, namun yang perlu diperhatikan sebelum merencanakan sesuatu adalah harus memperhatikan trend. Trend disini baik berupa trend internal maupun eksternal, serta memperhatikan perkembangan teknologi masa kini. Sebagai contoh saat ini dunia sedang mengembangkan Solar PV, di masa yang akan datang bisa jadi harga listrik dari solar PV menjadi ekonomis dibandingkan pembangkit konvensional. Dan pilihan penyediaan listrik kedepan apakah masih tetap dipenuhi dengan pembangkit konvensional atau tidak? Tentunya hal tersebut berimbas pada perencanaan saat ini. Sehingga hal seperti itu perlu diperhatikan juga. In my humble opinion, replacement analysis masih merupakan teknik terbaik menentukan suatu alat perlu diganti atau tidak, namun selain itu, perencanaan yang matang dengan tetap memperhatikan trend internal, eksternal, dan kemajuan teknologi tidak kalah penting.
      Salam,

      Hapus
    7. Menambahkan pendapat Pak Syofuan, saya melihat faktor external seperti trend teknolgi harus kita perhatikan. Namun pada pada kasus genset tadi, seharusnya hal ini tidak terjadi karena dalam ekonomi teknik kita pelajari beberapa tahapan "decision making" yang seharusnya trend external ini sudah dipertimbangkan. Jika hal ini sudah terjadi dan dari analisis replacement mengindikasikan opsi "keeping defender" lebih ekonomis, maka yang bisa dilakukan adalah fokus pada efesiensi atau mengambil strategi yang lebih mengoptimalkan keberadaan genset tersebut.

      Hapus
    8. Menanggapi diskusi sebelumnya, perkembangan teknologi yang berakibat pada perubahan faktor eksternal bisa saja berakibat perlu dilakukan replacement analysis. Namun untuk teknologi khususnya teknologi baru sebaiknya lebih berhati2 sebelum melakukan tindakan karena teknologi baru bisa saja blm sempurna dan msh terdapat kekurangan.

      Sebagai contoh penggunaan lampu LED yang dianggap lampu LED tahan lama kemudian membuat sebuah perusahaan mengganti seluruh lampunya menjadi lampu LED dengan harapan efisiensi, namun menurut lieratur yang saya baca, usia lampu LED juga sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, dimana Indonesia adalah negara tropis yang akan berbeda dengan kondisi di Jepang atau Eropa. Sehingga pemahaman terhadap faktor eksternal seutuhnya, terlebih yang terkait dengan teknologi baru yang masih terus berkembang sangat penting sebelum membuat sebuah keputusan.

      Hapus
    9. saya setuju mengenai pendapat teman-teman bahwa replacement analysis dipengaruhi oleh faktor eksternal...menurut saya faktor eksternal yang terjadi dalam diskusi ini tidak hanya disebabkan semata oleh teknologi saja tetapi juga ada faktor lain yaitu berupa trend pangsa pasar dari konsumen itu sendiri....
      terima kasih

      Salam,

      Hapus
    10. menambahkan diskusi sebelumnya jika terjadi trend perubahan kondisi eksternal saat investasi baru saja dilakukan akan muncul pada saatnya perlu dilakukan reverse engineering atau repowering dalam Bisnis Pembangkit Listrik. hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan cost and benefit analisis agar modifikasi yang menyesuaikan kondisi eksternal dapat berjalan efektif. khusus untuk kondisi repowering hanya berlaku pada jenis pembangkit yang sudah melewati masa investasi cukup lama sehingga perlu upgrade ulang agar didapatkan kondisi yang sesuai dengan kondisi saat ini dan tentu yang terpenting adalah memiliki nilai keekonomian yang baik atau menguntungkan bagi perusahaan

      salam

      Toni S

      Hapus
    11. Menanggapi diskusi diatas, saya setuju dengan pendapat rekan rekan ,bahwa replacement analysisi perlu dilakukan sesuai dengan umur guna peralatan tersebut. Beberapa kasus memang terjadi dimana replacement analysis dilakukan tapi kondisi di lapangan ternyata berbeda, dimana deteroriation terjadi lebih cepat dari usia pakai yang diperhitungkan. hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap nilai uang terhadap waktu sehingga nilai pengembalian uang dan waktu tidak sesuai dengan analisa kelayakan yang dilakukan . Oleh karena itu, untuk menghindari kasus yang mungkin terjadi seperti disebut diatas, penggunaan jasa expert dalam melakukan analisa serta sertifikasi internasional dan jaminan garansi merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan risiko selain pemilihan teknologi yang tepat sesuai dengan kharakteristik iklim dan pola pengoperasian pembangkit di lingkungan kita.
      Salam,
      Sinung

      Hapus
  2. Sedikit menambahkan kesimpulan (sumber David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009)

    Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kerja sama antara semua manajer fungsional dan divisional di sebuah organisasi. Departemen pemasaran biasanya diserahi tanggung-jawab untuk menerapkan strategi yang membutuhkan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan penjualan di area yang baru dan dengan produk baru atau yang lebih baik. Manajer keuangan dan akuntansi harus menggunakan pendekatan penerapan strategi efektif berbiaya rendah dan memiliki sedikit resiko bagi perusahaan. Manajer litbang harus mentransfer teknologi yang kompleks atau mengembangkan teknologi yang baru untuk menerapkan srategi yang berhasil. Manajer system informasi semakin diperlukan untuk menyediakan kepemimpinan dan pelatihan bagi semua individu di perusahaan. Hakikat dan peran aktivitas pemasaran, keuangan/akuntansi, litbang dan system informasi manajemen ditambah dengan aktivitas manajemen akan menentukan keberhasilan organisasi.

    Regards,
    Putu Eka Suarjaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bergantung pada budaya dan hubungan kerja yang ada.

      Apa yang perlu dilakukan jika ternyata budaya yang ada tidak mendukung untuk penerapan strategi? Merubah budaya terlebih dahulu atau menyesuaikan strategi dengan budaya yang ada?

      Keduanya punya risiko yang tidak sedikit. Pilih yang mana ya....

      Hapus
    2. Suatu pilihan yang dilematis, karena untuk maju dan berkembang semua organisasi dihadapkan pada sejumlah tantangan yang saling bertentangan, sebagaian besar organisasi harus secara simultan melengkapi integrasi internal dan koordinasi dengan adaptasi eksternal, mencapai komposisi yang seimbang stabilitas dan fleksibilitas. Budaya yang menghambat dapat dirubah dengan pemilihan strategy yang tepat. Budaya yang menjadi hambatan dijadikan suatu tantangan agar menjadi keseimbangan untuk membuat organisasi menjadi efektif. Oleh sebab itu strategy yang diterapkan perlu menyesuaikan dengan budaya yang ada.

      Hapus
    3. Dengan Hormat Pak Fajar,

      Seperti yang kita tahu bahwa budaya yang mendukung strategi akan mempengaruhi implementasi strategi, dan implementasi strategi itu lebih penting dari kualitas strategi itu sendiri. Sehingga secara tidak langsung keberhasilan implementasi strategi ditentukan oleh budaya, maka yang lebih baik dilakukan adalah menginternalisasi kembali budaya yang sesuai dengan strategi perusahaan agar implementasi strategi dapat terwujud

      terima kasih

      Hapus
    4. Selamat siang pak Fajar,

      Keduanya dapat dilakukan tergantung dari kondisi yang dihadapi. Jika strategi dapat diubah dan menghasilkan result yang sama baiknya, maka ubah strateginya.
      Namun, Jika dirasa strategi tidak dapat diubah karena misal adanya faktor-faktor dan penilaian eksternal yang tidak dapat kita kendalikan, tentu saja harus mengubah budaya. Untuk mengubah budaya bisa dengan menghilangkan atau memindah sumber daya manusia yang tidak dapat berubah, atau dengan membuat dept atau perusahaan lain agar dapat mengambil sumber daya manusia dari luar yang budayanya cocok.

      Terima kasih

      Salam,
      Arief RD - ME14

      Hapus
    5. Idealnya strategi yang dipilih adalah sesuai/sejalan dengan budaya yang ada. Harapannya, akan membantu dalam implementasinya dilapangan. Tapi bagaimana jika strategi yang dipilih ternyata tidak sejalan dengan budaya yang ada???

      1. Perlu dilakukan evaluasi terkait proses identifikasi hingga pemilihan strategi tersebut. Mengapa???karena strategi yang baik seharusnya mendapat dukungan penuh dari semua tingkat dan golongan dalam organisasi. Ketika strategi yang dipilih berbenturan dengan budaya yang ada, tentunya saat perumusan strategi belum cukup melibatkan seluruh komponen dalam organisasi. Akibatnya masih ada benturan dan gesekan.

      2. Sepakat dengan pernyataan Pak Arief diatas, jika strategi setelah dievaluasi masih memungkinkan diubah dengan hasil yang sama baik, maka ubah strateginya. Fokus kita disini adalah hasil dari implementasi strategi, dimana selama hasil akhir masih dapat tercapai, jalan mana yang dipilih bukan menjadi permasalahan.

      3. Lagi2 sepakat dengan pemikiran Pak Arief, jika permasalahan utamanya adalah "budaya" yang kurang kondusif, lakukan perubahan "budaya" tersebut. Bisa dilakukan dengan perubahan struktur (restrukturisasi) atau dengan membuat sebuah organisasi baru yang budayanya disesuaikan dengan harapan pemilik.

      Hapus
    6. hanya ingin sedikit menambahkan

      Organizational performance (Cash and Fischer, 1986) tersebut merupakan strategi (program) dari setiap departemen sumberdaya manusia dan dari organisasi (Galpin and Murray, 1997 ). Ini berarti result (kinerja) dipengaruhi oleh strategi organisasi. Sehubungan dengan strategy ditentukan oleh pemimpin organisasi (7-S McKinsey pada Pearce and Robinson, 2003) dan strategy dipengaruhi oleh budaya organisasi maka kinerja organisasi dipengaruhi pula oleh pemimpin dan juga dipengaruhi oleh budaya organisasi.
      Kotter & Heskett (1992) dalam penelitian mereka menemukan bahwa terdapat 4 (empat) faktor yang menentukan perilaku kerja manajemen suatu perusahaan, yaitu (1) budaya perusahaan; (2) struktur, sistem, rencana dan kebijakan formal; (3) kepemimpinan (leadership); dan (4) lingkungan yang teratur dan bersaing. Ditegaskan pula oleh Hickman and Silva (1986) bahwa Stategy ditambah dengan Budaya Organisasi (Culture) akan menghasilkan suatu keistimewaan (Excellence) Keberhasilan suatu korporat dalam mencapai tujuannya ternyata tidak lagi hanya ditentukan oleh keberhasilan implementasi prinsip-prinsip manajemen, -seperti planning, organizing, leading dan controlling saja,- melainkan ada faktor lain yang “tidak tampak” yang lebih menentukan berhasil tidaknya organisasi mencapai tujuannya; menentukan apakah manajemen dapat diimplementasikan atau tidak. Faktor tersebut adalah budaya organisasi. Keunggulan organisasi menurut Moeljono adalah ditentukan oleh unggul tidaknya budaya organisasi yang dimiliki (Moelyono, 2003).

      Dari gambar diatas dapat disimpulkan, yaitu:
      1. Kepemimpinan dan BudayaOrganisasi bisa saling pengaruh mempengaruhi
      2. Kepemimpinan berpengaruh terhadap Strategi Organisasi
      3. Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Organisasi
      4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Organisasi
      5. Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Strategi Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.

      sumber : Armanu Thoyib (http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/)

      Salam Hangat,
      Dimas ME'14

      Hapus
    7. Menurut sumber yang saya baca dari Forbes disini dan Fast Company disini.
      Budaya dan strategi keduanya akan saling terkait diumpamakan strategi dan budaya seperti bertanya pada Kapten kapal sebaiknya pergi berperang dengan orang yang hanya ahli strategi atau orang yang bermoral, dimana jawabannya akan memerlukan kedua orang tersebut.
      Jadi dapat dikatan startegi dan budaya akan berjalan bersama. Banyak perusahaan menurut Mike Myatt-Forbes berhasil bukan karena mengedepankan budaya daripada strategi tetapi karena membuat strategi yang mendukung budaya serta seballiknya.

      Salam.

      Mario W

      Hapus
    8. Budaya dan strategi merupakan 2 hal yang tidak bisa dipisahkan, ada kalanya strategi membentuk budaya kerja, dan ada kalanya budaya mempengaruhi pemilihan strategi. Disini dapat kita lihat budaya yang telah ada tersebut bersifat destruktif (budaya yang buruk dan dapat berimbas pada buruknya kinerja organisasi) atau budaya yang konstruktif (budaya yang baik dan justru mendukung) tentu saja jika budaya tersebut mendukung akan lebih mudah mengarahkan menuju strategi yang diinginkan. Budaya kerja terwujud bukan hanya karena 1 atau 2 orang namun sekumpulan kelompok sosial dengan adat dan kebiasaan masing-masing sehingga membentuk suatu budaya. Tentu mengatur sekelompok orang tidak semudah mengatur hanya 1 atau 2 orang saja perlu threatment khusus agar budaya bisa selaras dengan strategi perusahaan. Pertanyaannya mana yang lebih didahulukan antara budaya dan strategi? Kami sendiri memilih untuk strategi yang didahulukan, bagaimanapun kalau budaya sudah destruktif, misalnya strategi mengikutipun juga tidak akan berhasil. Bagaimana pemilihan strateginya, dalam hal ini kami setuju dengan pendapat P Arief, yaitu membentuk organisasi baru dengan orang yang baru dan semangat yang baru.
      Salam,

      Hapus
    9. Merubah budaya tidak mudah, tetapi menyesuaikan strategi dengan budaya yang ada juga tidak mudah.

      Selain itu harus ada tujuan yang jelas dari perubahan budaya yang diharapkan.
      Sebagai contoh sebuah perusahaan menerapkan sistem bonus tambahan bagi karyawan yang datang tepat waktu dengan harapan karyawan bisa memulai kerja lebih awal dan konsumen bisa mendapat pelayanan tepat waktu. Bonus tambahan terbukti bisa membuat karyawan datang tepat waktu tapi tidak memperbaiki kinerja karyawan. Datang lebih awal dan mengantuk tentu tidak akan lebih baik ketimbang memundurkan jam operasional kantor sehingga karyawan bisa datang dalam keadaan siap bekerja.

      Bagaimana pendapat teman2?

      Hapus
    10. Budaya perusahaan memiliki dua fungsi penting. Pertama, intensitas yang ditekankan kepada kesepakatan para anggota sebuah unit bisnis terhadap norma, nilai atau unsur-unsur budaya lain yang terkait dengan unit bisnis tersebut. Kedua, integrasi yang ditekankan kepada pembagian yang sama untuk unit bisnis dalam sebuah organisasi. Masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan yang memiliki budaya kuat adalah perubahan dalam misi, sasaran atau kebijakan perusahaan terhadap perubahan budaya organisasi yang dianut. Pihak manajemen harus melakukan :
      a. Evaluasi perubahan khusus terhadap strategi yang akan sangat mempengaruhi budaya perusahaan.
      b. Penilaian urgensi perubahan dalam budaya.
      c. Penetapan keputusan didasarkan kesesuaian antara usaha mengubah budaya perusahaan dengan biaya yang dibutuhkan.

      Komunikasi sangat dibutuhkan dalam mencapai manajemen perubahan dalam budaya yang efektif. G.G Gordon mengemukakan, perusahaan-perusahaan yang sukses melakukan perubahan besar dalam budaya memiliki beberapa karakteristik yang sama, antara lain :
      a. CEO memiliki visi strategis terkait dengan arah dan bentuk perusahaan di masa mendatang.
      b. Visi diterjemahkan ke dalam elemen-elemen kunci yang dibutuhkan untuk mencapai visi tersebut.
      c. CEO dan top manager bermotivasi dalam mendiseminasikan informasi penting kepada karyawan di segala level, meliputi kondisi perusahaan terkini dibandingkan dengan para kompetitornya dan perkiraan kondisinya di masa mendatang, visi tentang arah dan bentuk perusahaan dimasa mendatang dan upayanya dapat mencapai visi tersebut serta kemajuan perusahaan ditinjau dari aspek-aspek kunci yang diidentifikasi sebagai suatu yang penting dalam mencapai visi.

      Resistensi terhadap perubahan dapat dianggap sebagai ancaman terbesar bagi penerapan strategi. Karyawan sering menolak penerapan strategi akibat ketidakpahaman atas kondisi yang sedang terjadi dalam perubahan. Oleh karena itu, keberhasailan penerapan strategi bergantung dari kemampuan manajer untuk mengembangkan suatu iklim organisasi yang kondusif bagi perubahan. Perubahan harus dipandang oleh manajer dan karyawan sebagai peluang, bukan ancaman.

      Hapus
    11. Selamat pagi,
      berdasarkan diskusi teman-teman diatas, saya melihat hal tersebut dilakukan untuk suatu perusahaan yang mempunyai budaya yang sama.
      saya mau bertanya gimana pendapat teman-teman apabila suatu perusahaan tersebut mempekerjakan orang-orang yang mempunyai budaya-budaya yang berbeda jauh misal berbeda bangsa dan ras seperti perusahaan-perusahaan multinasional, apa yang mesti dilakukan?apakah tetap dilakukan pendekatan budaya juga?atau menciptakan "budaya baru" di perusahaan tersebut?
      terima kasih,

      Salam,
      Ari D. Putra

      Hapus

    12. Saat ini, pembangunan di Indonesia lebih diarahkan kepada aspek teknologi dan industri daripada aspek sosial dan kebudayaan; kalau
      pun ada yang menyentuh aspek kebudayaan, hanyalah sebagai pelengkap dan itu pun untuk menyokong teknologi dan industrialaisasi.
      Pembangunan kebudayaan pun diarahkan untuk pengembangan teknologi dan industriali- sasi budaya. Akibatnya, pembangunan dirasa-
      kan hampa, kurang muatan nilai kemanusiaan. Akar permasalahannya adalah kurangnya peran serta ilmu budaya yang diposisikan pada
      tempat yang tidak begitu strategis untuk menentukan arah dalam proses pembangunan bangsa ini, termasuk di dalamnya pembangun-
      an dan pengembangan kebudayaan nasional. Padahal, ilmu budaya seharusnya mendapat peran sentral dan tempat yang lebih utama
      dalam menentukan strategi pembangunan nasional agar pembangunan dapat berpihak kepada masyarakat ramai.

      Salam Hangat,
      Dimas ME'2014

      Hapus
    13. Diskusi mengenai strategi dan budaya memang sangat menarik , dimana kedua hal ini seringnya menjadi topic pembahasan yang bertentangan. Namun, hal ini menurut saya tidakperlu menjadi perdebatan, apakah strategi dahulu atau merubah budaya terlebih dahulu untuk implementasi strategi,karena saya sependapat dengan Rachel Sklar dari situs Fast Company dimana dinyatakanbahwa budaya merupakan bagian dari strategi. Menurut beliau, Budaya bersamaan dengan tujuan organisasi adalah siapa anda, inilah sebabnya mengapa budaya cenderung menjadi salah satu hal yang paling abadi dalam organisasi. Oleh karena itu budaya seringkali susah sekali dirubah bila dihadapkan dengan strategi baru. Strategi adalah bagaimana anda akan mendapatkan masa depan. Sukses dalam organisasi biasanya ditentukan oleh seberapa baik dan seberapa cepat suatu organisasi mencapai keadaan masa depan yang diinginkan (VISI). Cara terbaik untuk mempercepat kecepatan untuk visi anda adalah untuk menyelaraskan budaya dan strategi. Untuk mencapai visi masa depan anda supaya berjalan mulus dan lebih efektif adalah ketika budaya dan strategi anda selaras. Ini berarti bahwa mereka jalan bersama-sama dengan baik. Mereka saling mendukung. Mereka sangat cocok satu sama lain.
      Organisasi yang strateginya bertentangan dengan budaya harus berpikir dua kali, karena lebih mudah untuk mengubah strategi daripada mengubah budaya. Namun, kadang-kadang perubahan budaya adalah pilihan yang tepat. Jika organisasi memiliki budaya yang penuh praktek tidak sehat, sukses akan sulit dicapai dengan strategi apapun. Dalam hal ini, merubah budaya sangat penting untuk keberhasilan jangka panjang. Jadi, dalam perspektif saya, untuk implementasi strategi dengan tujuan jangka panjang,perubahan budaya sangat perlu dilakukan, sedangkan untuk tujuan jangka pendek, pemilihan strategi yang tepat harus benar benar jeli dipilih oleh top leader.
      Di beberapa organisasi, yang sudah sadar betul mengenai perubahan budaya yang baik dapat mendukung visi perusahaan, kebanyakan sudah melakukan strategi merubah budaya, yaitu melalui pengkaderan agen perubahan, dimana dipilih karyawan terpilih sebagai role model untuk etika berbudaya yang baik dalam perusahaan, hal ini dipilih sebagai salah satu solusi efektif karena dengan interaksi langsung antara agen perubahan dengan karyawan lainnya akan mempercepat perubahan budaya yang sesuai dengan visi perusahaan.

      Salam,
      Sinung

      Hapus
  3. Sedikit menambahkan untuk positioning produk

    Langkah – langkah yang dibutuhkan dalam positioning produk adalah:
    1. Memilih kriteria yang efektif dalam membedakan antara produk atau jasa dalam industri
    2. Membuat peta peta positioning produk dua dimensi dengan kriteria yang spesifik
    3. Menetapkan produk dan jasa pesaing
    4. Mengidentifikasi area – area dalam peta positioning dimana produk dan jasa paling kompetitif di pasar yang ada. Selain itu juga perusahaan dapat melihat peluang pasar
    5. Mengembangkan rencana pemasaran untuk menentukan posisi secara tepat
    Strategi positioning yang efektif sebaiknya memenuhi dua kriteria yaitu:
    1. Secara unik membedakan perusahaan dalam persaingan
    2. Memberikan pelayanan yang berbeda kepada konsumen

    Positioning produk merupakan suatu proses yang penting setelah melakukan segmentasi pasar. Dengan demikian maka produk dan jasa dapat dipasarkan dengan effisien dan efektif sehingga menghasilkan revenue yang maksimal.

    Regard,
    Ayu Nova Era Jayanti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin situasinya berbeda jika kita ada di dalam persaingan yang ketat dan ketersediaan teknologi yang mudah diperoleh.

      Pesaing dapat dengan mudah meniru produk yang dibuat. Selain itu, harga teknologi juga semakin murah dari waktu ke waktu. Dengan perkataan lain yang follower kemungkinan akan menikmati biaya yang lebih rendah.

      Diversifikasi dan positioning jadi bukan pekerjaan mudah.

      Bagaimana kita mempertahankan pasar dan pertumbuhan dalam situasi seperti ini ya....

      Hapus
    2. Mengambil contoh produk yang banyak ditiru namun tetap mempertahankan pasar, bahwa mereka: berdasarkan analisis pasar yang akurat dapat memberikan value kepada penggunanya sehingga ada ketergantungan terhadap produk tersebut karena prestige, kualitas, brand image dan durability. Sehingga yang ditekankan adalah menjaga kualitas produk yang reliable.

      Hapus
    3. Selain yang telah disebutkan sebelumnya, inovasi-inovasi baru dengan memanfaatkan litbang menjadi strategi untuk mempertahankan agar tetap bertahan.

      Hapus
    4. Dear Pak Fajar

      Di era dengan persaingan yang ketat, kemudahan informasi serta ketersediaan energi yang dapat menimbulkan persaingan pasar yang fast-paced.

      Suatu bisnis dapat mempertahankan pasarnya dengan cara membuat suatu Product/Brand Equity di pasar tersebut, dimana selain ditunjang dengan positioning product yang sudah memadai, bila produk tersebut mempunyai Equity dimata pasar dan konsumen yang ada dipasar tersebut, walaupun banyak pesaing yang masuk kedalam pasar tersebut, posisi produk/brand dari perusahaan tidak akan goyah.

      Bagaimana cara membangun dan meningkatkan brand equity?
      adalah dengan cara memberikan value kepada pasar tersebut, value dapat diartikan hal-hal positif dan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh pasar, dan semua konsumen yang menerima produk kita.
      Suatu produk boleh saja mempunyai pasar dan positioning yang sama, tapi dari segi brand equity, tidak ada produk yang mempunyai equity yang sama, karena value product tersebut pasti berbeda

      mengambil contoh pada product handphone pak, Banyak sekali smartphone-smartphone android Tier 1 seperti Samsung, ASUS, OPPO dll, dan banyak pula produk produk Tier 2-nya yang sama-sama smartphone dengan harga yang lebih murah. Tetapi pasar handphone untuk Tier 1, tetap diminati karena adanya value yang hanya bisa dirasakan oleh konsumen bila membeli produk-produk Tier 1, alih-alih produk Tier 2, misalnya prestis. Walau sekilas dilihat dari segi manfaat, dan fitur Hp-hp tier 1 dan tier 2 sama kuatnya, tetapi dari segi value hal tersebut menjadi faktor pembeda.


      Salam Hormat,
      Augtiaji A Baskoro (Aji)
      ME 2014

      Hapus
    5. Selamat siang Pak Fajar,

      Menurut saya peniruan produk memang sudah marak terjadi, dan peniru dapat menjual dengan harga lebih murah karena tidak adanya proses dan biaya untuk riset. Hal yang dapat digunakan untuk melawan peniru tersebut adalah legal dan hak paten dari sisi hukum. Dengan begitu maka peniru tersebut dapat dilaporkan dan tersangkut kasus hak paten.

      Hal yang harus dilakukan selain itu adalah pengembangan produk. Jika dirasa sudah banyak peniruan terhadap produk kita maka kita bisa launching produk yang segmentnya sama tapi dengan beberapa modifikasi ke arah yang positif.

      Terima kasih

      Salam,
      Arief RD - ME14

      Hapus
    6. Sumber mengenai perusahaan Tianjin sixth electric switch plant: Small Switch to open a large market disini; dimana mereka dapat mberkembang karena hanya fokus pada pembuatan small switch-IC SC1485ITS, yang dibutuhkan peralatan lain sehingga memberikan market share yang besar.
      Dari contoh kasus diatas dapat terlihat untuk survive dari keadaan yang sulit yaitu fokus pada produk yang tidak memerlukan teknologi tinggi atau advance, memiliki sedikit pesaing dan dibutuhkan pada banyak sektor.

      Hapus
    7. Pada era pasar bebas seperti saat ini memang sudah tidak terelakkan lagi. Banyak pelaku bisnis mengalami persaingan ketat dari para kompetitornya. Contoh yang paling mudah pada bidang bisnis smartphone adalah persaingan antara Apple vs Samsung.

      Apple menjadi pelopor lahirnya smartphone dengan teknologi touchscreen mutakhir. iPhone merupakan ponsel pertama yang menggunakan operating system, iOS, dan memungkinkan aplikasi untuk dijalankan di dalamnya. Kebanggaan memiliki iPhone berawal dari tahun 2007.Tahun-tahun setelahnya banyak sekali pabrikan handphone seperti Samsung mengambil langkah yang sama namun berbeda operating system yaitu Android.

      Di kemudian hari iOs dan Android berlomba-lomba melakukan pengembangan produk demi mempertahankan/meningkatkan pasar mereka. Strategi ini masih menjadi modal utama mereka dalam mengarungi kompetisi di bidang smartphone. Namun Apple lebih diuntungkan karena sosok Steve jobs yang merupakan sosok yang brilian, disamping itu prestige dan brand image Apple masih diatas Samsung.

      Terima kasih,

      Salam,

      Lendy Prabowo - ME 2014

      Hapus
  4. Ikut komentar nih.

    Selain setidaknya tiga pendekatan penelitian dan pengembangan besar untuk penerapan strategi seperti yang dipaparkan diatas, Penelitian dan Pengembangan juga seharusnya dapat memberikan nilai tambah (inovasi) dalam penerapan strategi dan dapat memprediksi hal - hal terkait dalam strategi karena mengetahui terlebih dahulu informasi yang terkait.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menambahkan tanggapan yang disampaikan oleh Pak Harun Al Rasyid, program pelatihan dan pengembangan juga dapat digunakan sebagai metode dalam mengkomunikasikan visi baru dari suatu perusahaan. Visi baru tercipta akibat respon perusahan untuk melakukan perubahan budaya yang besar yang mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

      Hapus
  5. Q-01/2014
    Jika topik ini diabaikan, apa saja potensi masalah yang akan muncul dan berapa fatal akibatnya? Mohon dijelaskan ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti yang dijelaskan di atas, implementasi keempat hal ini (pemasaran, keuangan, litbang dan SIM) harus dilakukan dengan benar oleh perusahaan, agar dapat penerapan strategi menjadi efektif. Pengabaian hal ini akan membuat tujuan tidak tercapai meskipun formulasi strategi berikut strategi yang dipilih sudah sesuai.

      Hapus
    2. Sistem Informasi Manajemen(SIM) adalah suatu system manusia/mesin yang terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung fungsi-fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan di dalam organisasi.
      Nah jika ini diabaikan yang terjadi adalah gagalnya mengekseskusi strategi yang ditetapkan dimana nantinya dikhawatirkan yang tercapai bukan gol malah risiko.

      Salam Hangat,
      Dimas ME'14

      Hapus
    3. Selamat siang rekan - rekan,

      Potensi yang dapat terjadi adalah Daya saing produk berkurang dan pangsa pasar yang menurun, bahkan berujung mengalami kebangkrutan, disebabkan kondisi eksternal tidak dapat direspon dengan baik. Strategi - strategi yang telah diterapkan yang pada awalnya sesuai dengan kondisi yang ada namun tanpa memperhatian isu-isu pemasaran, faktor eksternal yang cepat berubah dan lemahnya SIM dan litbang dapat menyebabkan keunggualan kompetitif yang kita raih hanya bersifat sementara.

      Hapus
    4. Semangat Pagi
      Menambahkan apa yang sudah di sampaikan saudara Dimas, bahwa SIM (Sistem Informasi Manajemen) tersebut hanyalah berupa tool untuk membantu pengambilan keputusan. Sedangkan suatu keputusan tetap diambil oleh manusia. Agar SIM tersebut dapat memberikan suatu informasi yang tepat maka diperlukan input data yang realtime terkait dari data pemasaran, Posisi keuangan suatu perusahaan dan data-data dari hasil Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
      Namun bisa saja suatu perusahaan sudah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang bagus namun data yang disajikan adalah data yang sudah obsolete/data yang tidak update. Sehingga dampak nya tetap saja tujuan strategis perusahaan tidak tercapai.

      Hapus
    5. Topik ini manjelaskan pentingnya kerjasama semua pihak dalam pelaksanaan strategi. Kerjasama bagian pemasaran, keuangan, litbang dan SIM merupakan syarat agar strategi yang dikeluarkan berhasil dilaksanakan. Jika topik ini diabaikan maka pelaksanaan strategi akan gagal. Contoh kasus fabrik sepatu yang memilih strategi produksi sepatu model baru. Jika tidak ada kerjasama dari bagian litbang untuk membuat produk yang bagus, bagian keuangan yang tidak mendukung, bagian pemasaran yang tidak serius memasarkan sepatu model baru tersebut ditambah lagi bocornya model baru itu ke perusahaan pesaing, maka strategi yang dipilih akan gagal total.

      Hapus
    6. Menarik untuk dikaitkan adalah kondisi Litbang di bisnis pembangkit listrik. kondisi yang ada adalah dengan menggunakan jenis mesin dengan biaya investasi tinggi akan menghasilkan kualitas pembangkit yang handal dan efisien. sebaliknya jika membeli atau berinvestasi pembangkit dengan biaya awal rendah akan didapat pembangkit dengan kualitas yang kurang baik dan kurang handal. dengan kata lain "ada harga ada barang". lalu dimana posisi atau peran penting LITBANG dalam kondisi ini. Kondisi ini diperlukan LITBANG yang dapat selalu melakukan penelitian demi meningkatkan kualitas pembangkit dengan kondisi awal seperti apapun sehingga dapat berkontribusi terhadap perusahaan.

      Salam

      Toni S

      Hapus
    7. Litbang saat ini berdasarkan sumber yang saya baca disini dan disini.

      Dalam bisnis pembangkitan Indonesia sudah menguasai teknologi PLTB dan banyak dalam sistem manajemen mutu, kallibrasi dan K3, namun banyak pembangkit baru yang dibangun (mis.dalam 10.000MW) kebanyakan adalah PLTU, dimana dana investasinya dari luar. Bagaimana Indonesia dapat membangun pembangkit dengan kualitas yang handal tetapi dengan modal yang minim?

      Sumber yang menarik dari <a href="https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CEMQFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.mckinsey.com%2F~%2Fmedia%2Fmckinsey%2520offices%2Findonesia%2Fpdfs%2Ften_ideas_to_reshape_indonesias_energy_sector_bahasa.ashx&ei=9KmDVefaHI6nuQS134OQDw&usg=AFQjCNEtVm7Ye9PTyF5v_H80fEQvwHdo_Q&sig2=rJVU0l1bm3tWxtYBB9ZZug&bvm=bv.96042044,d.c2E> McKinsey&Company </a> berisi sepuluh gagasan untuk menguatkan kemabli sektor energi di Indonesia, menunjukkan Indonesia memiliki banyak potensi namun terjadi kekurangan karena lemahnya manajemen energi Indonesia.

      Salam

      Mario W

      Hapus
  6. Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, kontrol masyarakat dan perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan bisnis. Sehingga strategi pemasaran, keuangan, litbang dan SIM harus dijalankan secara terintegrasi. Jika salah satu dari strategi tersebut tidak berjalan maka keputusan strategis perusahaan yang sudah di tetapkan tentu tidak akan berjalan efektif, sehingga target yang di tetapkan perusahaan menjadi tidak tercapai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menambahkan pendapat pak Alex, pengabaian langkah ini selain target yang tidak tercapai juga menjadikan pelemahan motivasi bagi karyawan. Sehingga akan sulit untuk mencapai suatu tujuan jika tidak didukung oleh analisis strategi 4 unsur tersebut dan apa yang telah dilakukan menjadi sia-sia.

      Hapus
    2. Semangat siang,
      Dengan kata lain keunggulan kompetitif yang berkelanjutan tidak akan tercapai. Disebakan perubahan yang ada tidak dapat direson dengan baik sehingga strategi yang telah diterapkan tidak efektif

      Hapus
    3. Tetapi dengan trend perubahan yang saat ini sangat cepat apakah reaksi reponsif akan memberikan hasil terbaik?
      Jangan-jangan karena terlalu responsif malah akan membuat perusahaan salah mengambil strategi atau bahkan kehilangan arah.

      Contoh kasus adaah persiapan Shell dalam membuat skenario tehadap perubahan disini.
      Dan buku yang menarik dari Woody Wane disini serta dari Sofia Santos disini

      Salam,

      Mario W

      Hapus
  7. Setelah pemegang kepentingan memilih strategi untuk mencapai tujuannya. Hal yang paling penting berikutnya dalah bagaimana para pemimpin kunci mengawasi agar strategi yang dipilih dapat dilaksanakan dengan baik.
    Ketika para pemimpin kunci tidak mengerti bagaimana cara menerapakan strategi, maka strategi tersebut hanyalah omong kosong. Penerapan Strategi yang salah akan menghasilkan hasil yang bertentangan dengan tujuan dan strategi perusahaan.

    Salam,
    William Maha Putra

    BalasHapus
  8. Bila dianalogikan, penerapan strategi di level pemasaran, litbang, akutansi adalah penerapan strategi perang pada "Tim Tempur" suatu perusahaan. Bila hal ini diabaikan, akan mempunyai dampak yang cukup signifikan pada perusahaan tersebut, terutama dalam hal finansial.

    Iklim persaingan di dunia pemasaran cukup dinamis dan berubah dengan sangat cepat, dengan disadari atau tidak munculnya banyak pesaing-pesaing baru yang akan terus kompetitif. Dengan sifat yang kompetitif tersebut, tentunya banyak isu-isu yang dihasilkan dan dihadapi.

    Strategi yang dibuat, yang mencakup pada level ini harus dapat mengantisipasi Isu yang timbul pada level ini, karena penerapan yang baik pada level ini dapat meminimalisir dampak dan risiko bila pemasaran kita gagal, dan langsung dapat mengevaluasi penyebabnya, isu yang terjadi, dan mencari solusi atau strategi baru yang dapat menyesuaikan. Tujuannya semata-mata agar peluang bisnis, dan peluang pasar yang baru tidak tertutup untuk perusahaan.

    Salam
    Augtiaji A Baskoro
    Manajemen Energi 2014

    BalasHapus
  9. Selamat siang rekan2,

    Berdasarkan informasi di atas, ada cuplikan artikel yang berbunyi:
    Kurang dari 10% strategi yang dirumuskan berhasil diterapkan. Strategi hanya berpeluang berhasil (berpeluang, bukan pasti) diterapkan di sebuah perusahaan dengan kualifikasi sebagai berikut:
    • produk yang dihasilkan bermutu baik
    • pemasaran produk baik
    • mampu menggalang modal kerja dengan baik
    • sistem manajemen informasi (SIM) nya baik
    Keempat hal di atas (produk, pemasaran, teknik mobilisasi, dan SIM) mutlak dimiliki oleh perusahaan, agar dapat menerapkan strategi secara efektif.
    Pertanyaannya adalah bagaimana strategi yang harus dipilih untuk memulai usaha yang baru agar bisa berhasil, sementara keempat hal di atas belum dimiliki..?

    Salam kompak
    Heru Wijayanto
    ME-2014

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat siang,
      mencoba menjawab pertanyaan pak heru, Pertanyaannya adalah bagaimana strategi yang harus dipilih untuk memulai usaha yang baru agar bisa berhasil sedangkan produk yang baik, pemasaran, teknik mobilisasi, dan SIM(Sistem manajemen Informasi) belum dimiliki?

      Untuk saya pribadi strategi yang dipilih dalam hal ini yaitu dengan strategi mergers dan join venture.
      Mergers : Perusahaan bergabung dengan perusahaan lain untuk membentuk perusahaan baru.
      Joint Venture : Perusahaan bekerja sama dengan perusahaan lain dalam proyek yang besar yang terlalu besar untuk ditangani sendiri.
      Dengan pilihan strategi diatas besaran persentasi perusahaan dapat survive dan berkembang semakin besar , dengan catatan kita bekerja sama dengan perusahaan yang sehat.

      Salam Hangat
      Adi Waskito ME 14

      Hapus

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajemenenergi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.