.

Sumur Minyak

Saat ini Indonesia memiliki 1.100 lapangan minyak (sumur minyak) yang sudah beroperasi. Sebanyak 3 ribu lapangan minyak lainnya menunggu untuk dieksplorasi.

Panas Bumi Kamojang

Usulan JB Van Dijk pada tahun 1918 untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi di daerah kawah Kamojang, Jawa Barat, merupakan titik awal sejarah perkembangan panas bumi di Indonesia.

Bendungan Saguling

Bendungan Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut. Waduk ini merupakan salah satu dari ketiga waduk yang membendung aliran sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat.

Rig Pengeboran

Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah.

Minggu, 28 April 2013

12. MARKET Structure

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VII
Reznia Febianty (MT) , Putu Eka Suarjaya (MT) , Aris Sudarto (ME), Widya Adi Nugroho (ME)


1. Pengertian Struktur Pasar

Struktur pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan industri.

Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.

2. Jenis-jenis Struktur Pasar

Struktur pasar pada dasarnya memiliki 2 golongan, yaitu :


2.1 Pasar Persaingan Sempurna

Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain.

Ciri-ciri Persaingan Sempurna
  • Banyak perusahaan dalam pasar
  • Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
  • Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
  • Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
  • Posisi tawar konsumen kuat
  • Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan / informasi sempurna (perfect knowledge)
  • Sensitif terhadap perubahan harga
  • Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar
Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna
  • Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
  • Penjual bebas membuka dan menutup usahanya
  • Barang yang tersedia di pasar banyak
  • Penjual dan pembeli mencapai kepuasan maksimal.
Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
  • Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
  • Penjual tidak berani membuat harga seenaknya sendiri
  • Hanya ada dalam perekonomian ideal

2.2 Pasar Persaingan Tidak Sempurna

2.2.1 Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen.

Ciri-ciri Pasar Monopoli
  • Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran
  • Tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute) 
  • Produsen memiliki kekuatan menentukan harga
  • Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berupa keunggulan perusahaan.
Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli
  • Ditetapkannya Undang-undang (Monopoli Undang-undang). Atas pertimbangan pemerintah, maka pemerintah dapat memberikan hak pada suatu perusahaan seperti PT. Pos dan Giro, PT. PLN.
  • Hasil pembinaan mutu dan spesifikasi yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain, sehingga lama kelamaan timbul kepercayaan masyarakat untuk selalu menggunakan produk tersebut.
  • Hasil cipta atau karya seseorang yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk diproduksi, yang kita kenal dengan istilah hak paten atau hak cipta.
  • Sumber daya alam. Perbedaan sumber daya alam menyebabkan suatu produk hanya dikuasai oleh satu daerah tertentu seperti timah dari pulau Bangka.
  • Modal yang besar, berarti mendukung suatu perusahaan untuk lebih mengembangkan dan penguasaan terhadap suatu bidang usaha.

2.2.2 Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar.

Ciri-ciri Pasar Oligopoli
  • Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.
  • Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak (differentiated product).
  • Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar.
  • Satu di antaranya para oligopolis merupakan price leader yaitu penjual yang memiliki/pangsa pasar yang terbesar. Penjual ini memiliki kekuatan yang besar untuk menetapkan harga dan para penjual lainnya harus mengikuti harga tersebut. Contoh dari produk oligopoli: semen, air mineral.
Jenis-jenis pasar Oligopoli
Berdasarkan produk yang diperdagangkan, pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
  1. Pasar oligopoli murni (pure oligopoly)
    Ini merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik, misalnya praktek oligopoli pada produk air mineral dalam kemasan atau semen.
  2. Pasar oligopoli dengan pembedaan (differentiated oligopoly)
    Pasar ini merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan, misalnya pasar sepeda motor di Indonesia yang dikuasai oleh beberapa merek terkenal seperti Honda, Yamaha dan Suzuki.

2.2.3 Pasar Duopoli

Duopoli adalah suatu pasar di mana penawaran suatu jenis barang dikuasai oleh dua perusahaan.

2.2.4 Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada spesifikasi barangnya. Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang menjual produk yang sejenis.

Contoh: produk sabun yang memiliki keunggulan misalnya untuk kecantikan, kesehatan dan lain-lain.

Ciri-ciri Pasar Monopolistik
  • Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.
  • Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.
  • Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.
  • Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.
  • Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

Kebaikan Pasar Monopolistik
  • Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
  • Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
  • Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
  • Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kelemahan Pasar Monopolistik
  • Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
  • Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
  • Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen

2.2.5 Pasar Monopsoni

Bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan atau pembelinya. Dalam hal ini pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana permintaannya atau pembeli hanya satu perusahaan.

Contoh yang ada di Indonesia seperti PT. Kereta Api Indonesia yang merupakan satu-satunya pembeli alat-alat kereta api.

Ciri-ciri Pasar Monopsoni
  • Pembeli memiliki kekuatan dalam menentukan harga
  • Bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana permintaannya hanya satu perusahaan.
  • Satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan jasa dalam suatu pasar komoditas.

2.2.6 Pasar Oligopsoni

Merupakan pasar dimana terdapat beberapa pembeli. Masing-masing pembeli memiliki peran yang cukup besar untuk mempengaruhi harga barang dan jasa.

Ciri-ciri Pasar Oligopsoni
  • Terdapat beberapa pembeli 
  • Pembeli bukan konsumen tetapi pedagang
  • Barang yang dijual merupakan bahan mentah. 

Sumber :1. Richard G. Lipsey, dkk., Pengantar Ekonomi Jilid 2 Edisi delapan, Jakarta: Erlangga, 1987.
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_pasar

11. Price ELASTICITY

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim II
Yunan Nasikhin, Eko Hariyanto, Riyanto Widodo, Rinto Hariwijaya

Perubahan harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli barang tersebut berupa berubahnya jumlah yang diminta. Pada umumnya meningkatnya harga meningkatkan berkurangnya jumlah barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga mengakibatkan meningkatnya jumlah barang yang diminta.
Kalau kita bandingkan antara barang yang satu dengan yang lain, kita akan menemukan bahwa intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga dalam bentuk peningkatan atau penurunan dalam jumlah yang diminta berbeda-beda

Dengan perubahan harga yang sama perubahan dalam jumlah yang diminta untuk barang satu bisa lebih banyak daripada untuk barang yang lain. Untuk mengukur intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan para pemikir ekonomi telah menciptakan suatu alat analisis yang disebut elastisitas.

Elastisitas yang dapat dipergunakan untuk mengukur intensitas reaksi konsumen atau pembeli pada umumnya dalam bentuk perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga-harga satuan barang tersebut, yang biasa disebut elastisitas harga permintaan atau price elasticity of demand, yang biasa juga hanya disingkat elastisitas harga atau price elasticity, atau bahkan sering pula hanya disebut elastisitas permintaan atau demand elasticity.

Elastisitas Harga

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris paribus). 

Terdapat tiga faktor penting yang memengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu:
  1. harga barang itu sendiri, 
  2. harga barang lain, 
  3. pendapatan. 

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Ep = Prosentase perubahan jumlah barang yang dimintaProsentase perubahan harga
atau
Ep = %∆Q%∆P= ∆Q/Q∆P/P
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep = 2 mernpunyai arti bila harga barang naik 1%, maka permintaan terhadap barang akan turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, sernakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = -2.

Angka Elastisitas Harga

  1. Inelastis (Ep < 1)
    Perubahan permintaan (dalarn persentase) lebih kecil daripada perubahan harga. Kalau harga naik 10% rnenyebabkan perrnintaan barang turun sebesar, rnisalnya, 6%. Perrnintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastis. Misalnya perubahan harga beras di Indonesia, tidak berpengaruh besar terhadap perubahan perrnintaan terhadap beras.
  2. Elastis (Ep>l)
    Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang rnenyebabkan perubahan perrnintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan barang naik 20%. Karena itu nilai Ep lebih besar dari satu. Barang mewah seperti rnobil umumnya permintaannya elastis.
  3. Elastis unitari (Ep = 1)
    Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10% juga.
  4. Inelastis sempurna (Ep = 0)
    Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap mernbeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya adalah permintaan garam.
  5. Elastis tak terhingga (Ep = ∞)
    Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.

Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. 




Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempuma (perfect inelastic); Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar surnbu datar, permintaan elastis tak terhingga (perfect elastic); Perubahan harga sedikit saja, rnenyebabkan pembahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besamya. Permintaan dikatakan elastis unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.

Contoh :
Data harga dan permintaan disajikan dalam tabel berikut :


Price
Quantity Demanded
$7
200
$8
180
$9
150
$10
110
$11
60


Misal :

Harga lama (P1) = $9, harga baru (P2) = $10;
Q-Demand lama (Q1) = 150, Q-Demand baru (Q2) = 110;

Untuk menghitung elastisitas harga, kita perlu tahu berapa persen perubahan dalam demand / permintaan dan berapa persen perubahan harga, sehingga :
Prosentase Demand (%∆Q) = (Q2 – Q1) / Q1 = (110 – 150) / 150 = -40 / 150 = -0,2667 = -26,67%
Prosentase Harga (%∆P) = (P2 – P1) / P1 = (10 – 9) / 9 = 1 / 9 = 0,1111 = 11,11%

Ep = %∆Q / %∆P = -0,2667 / 0,1111 = -2,4005

Untuk melakukan analisis nilai elastisitas harga, dibutuhkan nilai absolut, sehingga nilai minus dapat kita hilangkan. 

Kesimpulan nilai elastisitas harga dari peningkatan harga dari $9 menjadi $10 adalah sebesar 2,4005 yang berarti kenaikan harga tersebut termasuk ke dalam kategori ELASTIS yang artinya penurunan harga layak untuk dilakukan karena bisa memberikan peningkatan pendapatan.


Bukti bahwa penurunan harga tersebut memberikan dampak pada kenaikan pendapatan :
Pendapatan = $10 x 110 unit = $1,100àHarga = $10
Pendapatan = $9 x 150 unit = $1,350àHarga = $9
Terbukti harga $9 menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada harga $10.

Faktor – faktor yang mempengaruhi elastisitas harga

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan elastisitas suatu harga terhadap jumlah permintaan :
  1. Tingkat substitusi.
    Makin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan makin inelastis. Beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya, karena itu permintaan beras inelastis. Garam tidak mempunyai substitusi, oleh karena itu permintaannya inelastis sempuma. Walaupun harganya naik banyak, orang tetap membelinya, dan seandainya harganya turun banyak, orang tidak lantas akan memborong garam.
  2. Jumlah pemakai.
    Makin banyak jumlah pemakai, permintaan akan suatubarang makin inelastis. Hampir semua suku bangsa di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Ini penjelasan lain mengapa permintaan beras di Indonesia, inelastis. Penjelasan ini sebenamya menunjukkan bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang bagi kita. Semakin pokok suatu barang, semakin inelastis permintaannya. Namun, pokok tidaknya suatu barang adalah relatif. Pesawat televisi, misalnya, bagi orang-orang di kota mungkin sekali termasuk barang kebutuhan pokok (selain sebagai media hiburan juga sebagai media informasi yang sangat penting), tetapi bagi masyarakat desa merupakan barang mewah, sehingga pembeliannya dapat ditunda bila harganya naik.
  3. Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
    Bila proporsi tersebut besar, maka permintaan cenderung lebih elastis. Contohnya adalah garam dan TV. Meskipun harga garam naik 50%, kenaikan tersebut mungkin hanya Rp1.000,00, yang merupakan bagian sangat kecil dari pendapatan sebagian besar keluarga. Sebaliknya, kenaikan harga TV sebesar 5%, dalam jumlah nominal uang bisa Rp125.000,00 dan cukup menyebabkan sejumlah keluarga menunda pembeliannya sampai tahun depan.
  4. Jangka waktu.
    Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini tergantung pada apakah barangnya durable atau nondurabel. Selanjutnya mengenai pengaruh jangka waktu terhadap elastisitas akan diuraikan dalam butir 3 di belakang, yaitu mengenai Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang.


Sumber :

  1. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31080-9-334548846617.doc
  2. http://economics.about.com/cs/micfrohelp/a/priceelasticity.htm

10. DEMAND and SUPPLY

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim III
Errie Kusriadie (ME), Harun Al-Rasyid (ME), Rinaldy Resinanda (MT), Renni Ekaputri (MT)

Teori Malthus (1798) mengatakan bahwa akan terjadi pertambahan deret hitung pada produksi pangan dan deret ukur pada pertumbuhan penduduk. Hal ini berarti akan terjadi ketidakseimbangan antara supply dan demand akan pangan.

Hukum Say–Jean Baptiste – ahli ekonomi Perancis dan seorang businessman, mengkaji hal-hal terkait kompetisi dan perdagangan bebas. J.B.Say mengatakan: supply creates its own demand, supply constitute its own demand.

Menurut Smith, barang mempunyai dua nilai: pertama, nilai guna (value in use); kedua, nilai tukar (value in exchange).

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen atau pemilik komoditi.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.

Penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.

Permintaan (demand) dan Supply (penawaran) merupakan hubungan di pasar, antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. 

Hukum Permintaan dan Penawaran

  1. Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus), jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. 
  2. Semua terjadi karena ingin mencari keuntungan sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.

Faktor yang mempengaruhi permintaan:

  1. Harga Barang yang dimaksud 
  2. Harga barang substitusi 
  3. Barang substitusi 
  4. Rata-rata pendapatan 
  5. Jumlah populasi 
  6. Estimasi atau forecasting 
  7. Selera, lokasi dan distribusi, dan lain-lain.

Hukum Permintaan (The Law of Downward Sloping Demand)

Bila harga (P) naik, maka permintaan (Qd) turun. Dan bila P turun, maka Qd naik, asumsi ceteris paribus (the other things on held constant).


Faktor yang mempengaruhi penawaran: 

  1. Harga Barang yang dimaksud 
  2. Barang substitusi 
  3. Struktur biaya atau harga bahan baku 
  4. Orientasi produksi 
  5. Estimasi atau perkiraan harga, kebijakan pemerintah, dan lain-lain

Hukum Penawaran (The Law of Supply)

Bila harga (P) naik maka penawaran (Qs) relatif akan naik. Dan bila P turun, maka Qs turun, asumsi ceteris paribus (the other things on held constant).


Pengertian Pasar 

Pasar merupakan pertemuan antaran permintaan (demand) dan penawaran (supply). Interaksi permintaan dan penawaran pada titik keseimbangan (equilibrium) akan menciptakan harga keseimbangan dan kuantitas keseimbangan.


Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Pajak adalah bentuk pungutan yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat berdasarkan ketentuan undang-undang. Sedangkan subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.


Pajak
Subsidi
Bentuk
· Ad valorem (proporsional, progresif, degresif), yaitu pajak yang dipungut dengan prosentase tertentu.
· Spesifik (lump sum), yaitu pajak yang dipungut per unit barang.

·   Subsidi per unit barang.
·   Pemerintah memberikan bantuan sejumlah dana kepada pengusaha tanpa mempertimbangkan jumlah output yang dihasilkan.

Pengaruh
·   Produsenà meningkatkan harga jual
· Konsumenà dengan naiknya harga berakibat menurunnya daya beli konsumen.
·  Produsenà mengurangi beban biaya produksi, sehingga dapat menurunkan harga jual.
· Konsumenà dengan turunnya harga berakibat meningkatnya daya beli konsumen.


Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas Permintaan 

merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas permintaan suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga.

Jenis permintaan berdasarkan nilai elastisitas:
  1. Permintaan elastis tidak sempurna (elastisitas bernilai nol) yaitu perubahan harga tidak merubah permintaan barang. 
  2. Permintaan elastis sempurna (elastisitas bernilai tak hingga) menggambarkan produk yang sangat peka terhadap perubahan harga. 
  3. Permintaan elastis uniter (elastisitas bernilai satu) menggambarkan harga dan kuantitas produk yang diminta berubah dalam persentase yang sama dan saling mengkompensasi. 
  4. Permintaan tidak elastis (elastisitas bernilai < 1) menggambarkan perubahan harga yang menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih kecil. 
  5. Permintaan elastis (elastisitas bernilai > 1) menggambarkan perubahan harga yang menyebabkan perubahan permintaan dengan proporsi yang lebih besar.

Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Beberapa faktor yang menentukan elastisitas permintaan adalah:

  1. Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar.
    Suatu barang yang memiliki barang substitusi yang banyak akan memiliki permintaan yang elastis. Jika P naik, maka permintaan menurun dengan prosentase yang lebih besar, karena konsumen akan membeli barang substitusi dan sebaliknya. Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi (sedikit) akan memiliki permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi bagi konsumen.
  2. Potensi pendapatan yang dibelanjakan.
    Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
  3. Jangka waktu analisis permintaan
    Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena pasar mengalami perubahan dalam waktu yang relatif lama. Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena pasar sulit mengalami perubahan dalam waktu yang relatif pendek.

Elastisitas Penawaran

merupakan ukuran kuantitatif yang menunjukkan perubahan kuantitas penawaran suatu barang sebagai akibat dari perubahan harga.

Jenis elastisitas penawaran:
  1. Penawaran elastisitas sempurna
  2. Penawaran elastisitas tidak sempurna
  3. Penawaran dengan elastisitas uniter
  4. Penawaran tidak elastic
  5. Penawaran elastis

Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Beberapa faktor yang menentukan elastisitas penawaran adalah:
  1. Sifat perubahan biaya produksi
    Penawaran yang tidak elastis, jika kenaikan penawaran (supply) dilakukan dengan biaya produksi yang sangat tinggi.
  2. Jangka waktu analisis penawaran
    Analisis penawaran terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama menjadikan penawaran terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena perusahaan dapat melakukan perubahan baik harga, disain produk dan sebagainya. Analisis penawaran terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat menjadikan penawaran terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena perusahaan tidak mampu melakukan perubahan.









Jumat, 12 April 2013

09. PENGKAJIAN Ulang, Pengevaluasian, dan PENGENDALIAN Strategi

Seri Konsep Manajemen Strategis

oleh: Tim VIII
Andi Kurniawan, Bloko Budi, Bremin Sembiring, M. Irvan Triady 


(artikel sejenis baca disini)

Hakikat Evaluasi Strategi

Tiga Aktivitas Pokok Evaluasi Strategi :
  1. Mengkaji ulang atas landasan Evaluasi Strategi 
  2. Mengukur kinerja organisasi dengan membandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya 
  3. Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana 

    Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi

    Menurut Richard Rumelt (1980) :
    1. Kesesuaian (consonance)
      Perlunya mencermati serangkaian trend, termasuk trend individu dan kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar tren.
    2. Keunggulan (advantage
      Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari keunggulan sumber daya, keterampilan dan posisi 
    3. Kelayakan (feasibilityStrategi tidak boleh menguras seluruh sumber daya yang tersedia atau menciptakan anak-anak personalan yang tidak terpecahkan. 
    4. Konsistensi (consistency
    Tiga pedoman yang mendasari konsistensi strategi, yaitu :
    1. persoalan manajerial, 
    2. keberhasilan departemen, dan 
    3. isu kebijakan organisasi 

    Alasan mengapa evaluasi strategi sulit

    1. Meningkatnya kompleksitas lingkungan 
    2. Sulit memprediksi masa depan secara akurat 
    3. Bertambahnya jumlah variabel 
    4. Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan 
    5. Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi 
    6. Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan 

    Proses Evaluasi Strategi

    Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang ada, pengkajian ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas untuk menghasilkan alternatif dan merumuskan kriteria evaluasi. 

    Evaluasi strategi harus dijalankan secara kontinyu sehingga cepat mengambil tindakan korektif bila diperlukan.

    1. Mengkaji Ulang Landasan Strategi

    • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan 
    • Bandingkan Matriks IFE revisi dengan yang sudah ada 
    • Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman 
    • Bandingkan Matriks EFE revisi dengan yang sudah ada 

    2. Mengukur Kinerja Organisasi

    Mencakup aktivitas pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana, evaluasi kinerja individu, dan pengamatan kemajuan yang telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yang tersurat.

    Kriteria Kuantitatif berdasarkan tiga perbandingan :
    1. Perbandingan kinerja dari waktu ke waktu 
    2. Perbandingan kinerja dengan kinerja pesaing 
    3. Perbandingan kinerja dengan rata-rata industri
    Kriteria kuantitatif Rasio Keuangan :
    1. Pengembalian atas Investasi / ROI 
    2. Pengembalian ata Ekuitas / ROE 
    3. Marjin Laba 
    4. Pangsa Pasar 
    5. Pertumbuhan Penjualan 
    6. Pertumbuhan Asset 
    7. Laba Per Saham 
    8. Utang terhadap ekuitas 
    Persoalan potensial dalam penerapan Evaluasi strategi dengan kriteria kuantitatif :
    1. Kriteria kuntitatif sebagian besar menjadi dasar dalam penentuan tujuan tahunan dan tujuan jangka panjang 
    2. Metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda 
    3. Penilaian intiutif hampir selalu ada dalam dalam penentuan kriteria kuantitatif.

    Kriteria Kualitatif :

    • Perputaran karyawan (turnover)
    • Tingkat kualitas produk 
    • Kepuasan karyawan 
    • Pemasaran 
    • Penelitian dan Pengembangan 
    • Sistem Informasi Manajemen

    3. Tindakan Korektif

    Tindakan Korektif diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan, mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah.

    Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal utama, mengurangi /menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan internal.

    Contoh-contoh tindakan korektif:
    • Perubahan struktur organisasi
    • Pergantian karyawan
    • Penjualan saham untuk menggalang modal
    • Penciptaan kebijakan baru
    • Penetapan atau revisi tujuan
    • Penambahan tenaga penjualan.

    Kerangka Kerja Evaluasi Strategi


    Kerangka Kerja Evaluasi Strategi

    Balance Scorecard

    Balanced Scorecard merupakan alat evaluasi strategi yang memungkinkan perusahaan mengevaluasi strategi dari empat perspektif :
    • kinerja keuangan, 
    • pengetahuan konsumen, 
    • proses bisnis internal, 
    • pembelajaran dan pertumbuhan.
    Sebuah contoh dari Balanced Scorecard perusahaan memeriksa enam isu kunci dalam mengevaluasi strategi nya:
    1. pelanggan
    2. manajer / karyawan
    3. operasi / proses
    4. masyarakat / tanggung jawab sosial
    5. etika bisnis / alami lingkungan, dan
    6. keuangan
    Bentuk dasar dari sebuah Balanced Scorecard mungkin berbeda untuk organisasi yang berbeda.

    Karakteristik Sistem Evaluasi Strategi yang efektif

    Evaluasi strategi harus memenuhi beberapa persyaratan utama agar efektif, yaitu :
    aktivitas evaluasi strategi harus ekonomis, bermakna, dan berkaitan dengan tujuan perusahaan. Evaluasi strategi harus dirancang untuk menyediakan gambaran yang benar mengenai apa yang terjadi. Disamping itu, proses evaluasi strategi harus membangun pemahaman bersama, kepercayaan, dan masuk akal.

    Perencanaan Kontinjensi

    Rencana-rencana kontinjensi (contingency plans) dapat didefinisikan sebagai Rencana – rencana alternatif yang dapat dijalankan jika peristiwa – peristiwa penting tertentu tidak terjadi seperti yang diharapkan.

    Beberapa rencana kontinjensi yang lazim dibuat dalam perusahaan mencakup:

    1. Jika pesaing utama menarik diri dari pasar tertentu, langkah apa yang seharusnya diambil perusahaan?
    2. Jika sasaran penjualan kita tidak tercapai, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan untuk menghindari hilangnya laba?
    3. Jika permintaan produk baru kita melampau rencana,?
    4. Jika bencana tertentu terjadi, tindakan apa yang perlu diambil perusahaan?
    5. Jika dengan perkembangan teknologi baru membuat produk baru kita jadi usang, langkah apa yang perlu diambil perusahaan?

    Audit

    Audit (Auditing) didefinisikan sebagai Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi bukti yang terkait dengan penilaian mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan derajat kesesuaian antara penilaian tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengguna.

    Kesimpulan


    1. Evaluasi Strategi yang efektif memungkinkan sebuah organisasi untuk memanfaatkan kekuatan internal bagi perkembangan, mengeksploitasi peluang eksternal bagi pertumbuhannya, menyadari dan mempertahankan diri dari ancaman, serta menangani berbagai kelemahan internal sebelum hal itu menjadi sesuatu yang melumpuhkan
    2. Evaluasi strategi memungkinkan organisasi membuat keputusan jangka panjang yang efektif, menjalankan keputusan tersebut secara efektif dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan



    0 0 0 0 0

    Meski strategi merupakan sebuah kata yang biasanya dikaitkan dengan masa depan, strategi juga terkait sama eratnya dengan masa lalu. Hidup memang berjalan ke depan tetapi dipahami secara ke belakang. Manajer menjalankan strategi untuk masa depan, tetapi mereka memahaminya melalui masa lalu”.- HENRY MINTZBERG-


    Sumber:
    David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

    08. PENERAPAN Strategi: Isu-isu Pemasaran, Keuangan/Akuntansi, Litbang, dan SIM

    Seri Konsep Manajemen Strategis

    oleh: Tim VI
    Arif Zakaria Kapa (ME), Adi Kurnia (MT), Elok S. Amitayani (ME), Yoga Mahendro (ME)


    (artikel sejenis baca disini)

    Kurang dari 10% strategi yang dirumuskan berhasil diterapkan. Strategi hanya berpeluang berhasil (berpeluang, bukan pasti) diterapkan di sebuah perusahaan dengan kualifikasi sebagai berikut:
    • produk yang dihasilkan bermutu baik 
    • pemasaran produk baik 
    • mampu menggalang modal kerja dengan baik 
    • sistem manajemen informasi (SIM) nya baik 
    Keempat hal di atas (produk, pemasaran, teknik mobilisasi, dan SIM) mutlak dimiliki oleh perusahaan, agar dapat menerapkan strategi secara efektif.

    Bab ini akan membahas isu-isu seputar pemasaran, keuangan/akuntasi, litbang, dan SIM yang penting bagi penerapan strategi secara efektif.

    1. Isu-isu Pemasaran 

    Dua variabel penting dalam pemasaran adalah segmentasi pasar dan pemosisian produk.

    Segmentasi pasar bertujuan untuk menjangkau kelompok konsumen tertentu. Segmentasi pasar penting karena:
    • dibutuhkan bagi pengembangan pasar & produk, penetrasi dan diversifikasi 
    • perusahaan dapat beroperasi dengan sumber daya terbatas 
    • memaksimalkan laba per unit dan penjualan per segmen 
    Contoh segmentasi pasar:
    memasukkan selera wilayah pada produk perusahaan seperti daging burger yang lebih pedas di jaringan restoran burger beroperasi di negara-negara Asia Tenggara, Mc Donald mengadopsi menu bubur ayam kaki lima sebagai salah satu menu sarapan populer di Indonesia.

    Di era digital ini, internet telah mempermudah segmentasi pasar karena orang-orang dengan tipe dan minat tertentu berkumpul atau rutin mengunjungi situs yang sama, sehingga kebutuhan mereka lebih mudah dikenali oleh para produsen.

    Setelah segmentasi pasar, langkah berikutnya adalah pemosisian produk, yaitu mencari tahu apa yang diinginkan dan diharapkan konsumen. Kuncinya adalah mencari tahu sudut pandang konsumen, bukan produsen. Apa yang dianggap konsumen sebagai produk/layanan yang baik, rasa yang enak, dan lain-lain.

    2. Isu-isu Keuangan/Akuntansi 

    Beberapa hal yang penting dalam bagian ini adalah:
    1. penggalangan modal, 
    2. perhitungan laporan keuangan, 
    3. pembuatan anggaran, dan 
    4. evaluasi nilai atau kelaikan bisnis.
    Berikut adalah contoh-contoh keputusan yang membutuhkan kebijakan keuangan/akuntansi:
    1. menggalang dana dengan utang jangka pendek atau jangka panjang, atau dengan saham preferen atau saham biasa, 
    2. menyewa atau membeli aset tetap, 
    3. menentukan rasio deviden yang memadai 
    4. menggunakan pendekatan akuntansi LIFO*, FIFO**, atau nilai pasar 
    5. memperpanjang waktu piutang atau tidak 
    6. menentukan discount rate atas arus kas 
    7. menentukan jumlah kas yang harus dipertahankan 
    last-in first out 
    ** first-in first-out

    Penggalangan Modal 

    Penggalangan modal menjadi penting karena penerapan strategi yang berhasil seringkali membutuhkan tambahan modal. Sumber-sumber modal bagi perusahaan adalah:
    • hutang 
    • ekuitas 
    • laba bersih 
    • penjualan aset 
    • penjualan saham 
    Perusahaan harus jeli dalam menentukan rasio hutang dan ekuitas dalam struktur modalnya agar penerapan strategi berjalan baik.

    Teknik yang umum digunakan adalah :
    • Analisis Laba per Saham (EPS – earning per share) 
    • Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT - Earnings before interest and share) 

    Proyeksi Laporan Keuangan 

    Proyeksi analisis laporan keuangan adalah teknik strategi implementasi sentral yang memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi hasil dari tindakan perusahaan

    Jenis analisis ini dapat digunakan untuk meramalkan dampak pelaksanaan keputusan perusahaan. 

    Sebuah proyeksi laporan laba rugi dan neraca memungkinkan organisasi untuk menghitung rasio proyeksi keuangan dalam berbagai skenario strategi implementasi. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dengan rata-rata industri, rasio keuangan dapat memberikan gambaran kelayakan berbagai implementasi strategi.

    Proyeksi Laporan keuangan merupakan bentuk dari perencanaan keuangan. Proyeksi akan memudahkan perusahaan melihat apa yang terjadi beberapa tahun yang akan datang. Jenis dimensi proyeksi:

    Waktu:
    • Jangka pendek, satu tahun atau kurang 
    • Jangka panjang, dua tahun atau lebih
    Satuan proyeksi: 
    • Proyeksi untuk tiap unit atau bagian organisasi 
    • Proyeksi untuk setiap spesifik poyek 
    • Proyeksi total perusahaan atau total proyek
    Proyeksi laporan keuangan biasanya dibuat dalam beberapa skenario. Skenario juga disebut sebagai analisis sensitivitas. Skenario yang biasanya digunakan dalam penyusunan proyeksi : 
    • Kondisi buruk / worst case 
    • Kondisi normal/ normal case 
    • Kondisi terbaik / best case 
    Untuk masing-masing kondisi tersebut dibuat kriteria keadaan yang dapat diamati dan terukur. Dalam melakukan proyeksi berdasarkan data masa lalu harus diingat, bahwa di masa datang kondisi yang akan terjadi belum tentu sama dengan kondisi yang ada di masa lalu

    Proses Penyusunan Proyeksi:
    • Interaksi 
    Proyeksi dibuat dengan mengkombinasikan antara proposal investasi dan pilihan pendanaan yang digunakan.
    • Pilihan alternatif / Options 
    Proyeksi dibuat dengan memberikan kesempatan perusahaan untuk menentukan beberapa alternatif pilihan berdasarkan skenario yang telah ditentukan.
    • Kelayakan / Feasibility 
    Proyeksi harus dibuat dengan pertimbangan akal sehat dan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.
    • Hindarkan kejutan / Avoiding Surprises
    Nobody plans to fail, but many fail to plan.

    Sumber Data Proyeksi: 
    1. Laporan keuangan:
    • Neraca, 
    • Laporan laba rugi, 
    • Arus kas, 
    • Catatan atas laporan keuangan 
    2. Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi budaya/tradisi – asumsi
    3. Kondisi makroekonomi – asumsi
    4. Regulasi
    5. Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara spesifik

    Langkah - langkah menyusun Proforma Balance Sheet: 
    1. Tentukan korelasi item-item dalam neraca terhadap penjualan -> hitung dalam prosentase. 
    2. Kalikan prosentase tersebut dengan proyeksi penjualan untuk mendapatkan nilai item-item dalam neraca pada tahun proyeksi. 
    3. Jika tidak terdapat korelasi antara item dalam neraca dengan penjualan maka nilai dalam neraca tahun sebelumnya dianggap sama dengan tahun proyeksi. 
    4. Hitung proyeksi retained earnings dengan rumus:
      Projected retained earnings = Present retained earnings + Projected net income – Cash dividends 
    5. Tambahan asset untuk mendukung proyeksi penjualan yang ditetapkan.
      Utang dan modal ditentukan dengan melihat perbedaan antara total asset dan pendanaan yang telah tersedia. Jika perubahan modal telah ditetapkan maka perusahaan dapat menghitung tambahan dana dari kreditur. 
    6. Hitung EFN (External Fund Needed)

    Anggaran Keuangan (Financial Budget)

    Adalah dokumen yang merinci bagaimana dan akan diperoleh dan dihabiskan untuk kurun waktu tertentu. 
    Anggaran tahunan adalah yang paling lazim walaupun kurun waktu anggaran bisa dari satu hari sampai 10 tahun. 

    Anggaran keuangan jangan dilihat sebagai alat untuk membatasi pengeluaran, tetapi sebagai metode untuk memanfaatkan sumber daya sebuah organisasi yang paling produktif dan menguntungkan. Ketika sebuah organisasi mengalami kesulitan keuangan, anggaran sangat penting dalam implementasi strategi.

    Jenis anggaran meliputi
    • anggaran tunai, 
    • operasi, 
    • penjualan, 
    • laba, 
    • pabrik, 
    • modal, 
    • belanja, 
    • divisional, 
    • variable,
    • fleksibel dan anggaran tetap. 
    Yang paling lazim adalah anggaran tunai atau kas.

    Beberapa jenis umum dari anggaran:
    • anggaran kas, 
    • anggaran operasional, 
    • anggaran penjualan, 
    • anggaran laba, 
    • anggaran pabrik, 
    • anggaran modal, 
    • anggaran biaya, 
    • anggaran divisi, 
    • anggaran variabel, 
    • anggaran fleksibel, dan 
    • anggaran tetap. 
    Anggaran keuangan memiliki beberapa keterbatasan.

    1. Program anggaran dapat terlalu rinci, rumit dan terlalu mahal. Overbudgeting atau underbudgeting anggaran dapat menyebabkan masalah. 
    2. Anggaran keuangan dapat menjadi pengganti tujuan. Anggaran adalah alat, bukan tujuan itu sendiri. 
    3. Anggaran dapat menyembunyikan inefisiensi jika hanya didasarkan pada preseden bukan pada evaluasi berkala keadaan dan standar. 
    4. Anggaran kadang-kadang digunakan sebagai instrumen tirani yang dapat mengakibatkan frustrasi, dendam, dan turnover tinggi.

      Untuk meminimalkan pengaruh yang terakhir, manajer harus meningkatkan partisipasi bawahan dalam mempersiapkan anggaran.

    Mengevaluasi Nilai Bisnis 

    Metode penghitungan nilai bisnis dapat dikelompokkan menjadi 3 pendekatan utama: 
    1. apa yang dimilki perusahaan, 
    2. seberapa yang dihasilkan sebuah perusahaan, dan 
    3. apa yang dilemparkan sebuah perusahaan ke pasar. 

    Pendekatan pertama adalah penentuan kekayaan bersih atau equitas pemegang sahamnya. Kekayaan bersih menunjukkan nilai total saham biasa, tambahan modal disetor dan saldo laba. Setelah menghitung kekayaan bersih, tambahakan atau kurangi dengan nilai good will, kelebihan atau kekurangan aset dan aset tak berwujud. Aset tak berwujud mencakup hak cipta, paten dan merek. Good will muncul hanya jika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih banyak daripada nilai buku.

    Pendekatan kedua nilai sebuah perusahaan tumbuh dari keyakinan bahwa bahwa nilai bisnis seharusnya didasarkan pada keuntungan yang mungkin diperoleh pemiliknya melalui laba bersih. Aturan konservatif adalah dengan mengalikan keuntungan tahunan lima kali.

    Pendekatan ketiga membiarkan pasar menentukan nilai suatu bisnis, melibatkan tiga metode: a. dasarkan perusahaan atas harga jual perusahan serupa, b. metode rasio harga laba dan c. metode saham beredar.

    Memutuskan apakah akan Go Public 

    Go public berarti menjual prosentase tertentu dari perusahaan anda kepada pihak lain untuk memperoleh modal di pasar saham. 

    Konsekuensinya mengurangi kendali pemilik atas perusahaan. Go public tidak disarankan untuk perusahaan dengan penjualan dibawah $10 juta sebab biaya awal terlalu tinggi dibandingkan dengan arus kas yang akan diperoleh perusahaan.

    3. Isu-isu Penelitian dan Pengembangan (Litbang). 

    Terdapat setidaknya tiga pendekatan penelitian dan pengembangan besar untuk penerapan strategi:
    1. Menjadi perusahaan pertama yang memasarkan produk teknologi baru, strategi ini glamour dan menarik, tetapi juga berbahaya. 
    2. Menjadi peniru yang inovatif dari produk-produk yang berhasil, dengan demikian meminimalkan resiko dan biaya awal. 
    3. Menjadi produsen berbiaya rendah dengan memproduksi misal produk-produk serupa namun lebih murah dari produk yang belum lama diperkenalkan. 

    4. Isu-isu Sistem Informasi Manajemen (SIM)

    Perusahaan yang mengumpulkan, mengasimilasi dan mengevaluasi informasi eksternal dan internal secara efektif memiliki keunggulan kompetitif atas perusahaan lain

    Sistem Informasi Manajeman yang efektif menjadi prasyarat pada suatu prasyarat di masa mendatang. Sistem informasi yang baik memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya, sebagai contoh, pesanan online dari Sales ke fasilitas produksi dapat memperpendek waktu pemesanan bahan baku dan mengurangi biaya persediaan.

    Dibanyak perusahaan teknologi informasi telah membuat masalah tempat kerja tak lagi penting dan memungkin karyawan bekerja dari rumah, kapanpun.



    Sumber:
    David Fred R., Konsep Manajemen Strategis, Penerbit Salemba Empat, 2009

    Selasa, 09 April 2013

    07. MENERAPKAN Strategi: Isu-Isu Manajemen Dan Operasi

    Seri Konsep Manajemen Strategis

    oleh: Tim III
    Errie Kusriadie (ME), Harun Al-Rasyid (ME), Rinaldy Resinanda (MT), Renni Ekaputri (MT)

    (artikel sejenis baca disini)

    Rencana strategsi yang secara teknis sempurna tidak akan bermanfaat bila tidak diterapkan.

    Perumusan strategi yang berhasil tidak menjamin penerapan strategi yang juga berhasil. Transisi dari perumusan ke penerapan strategi membutuhkan peralihan tanggungjawab dari para penyusun strategi kepada para manajer divisional dan fungsional.

    Kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang memainkan pengaruh atas orang (tim) lain, menginspirasikan, memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk mencapai sasaran atau tujuan (Gaspersz, 2007).

    A. KONSEP 

    Menurut Jack Welch, tugas dari seorang pemimpin adalah:
    1. Menciptakan visi dan kemudian menyalakan atau membakar semangat organisasi agar membuat visi itu menjadi suatu kenyataan. 
    2. Berfokus pada isu strategis. 
    3. Tidak mengelola hal-hal kecil. 
    4. Melibatkan setiap orang dan menyambut ide besar dari mana saja 
    5. Memimpin melalui keteladanan 
    Perbedaan perumusan dan pelaksanaan strategi:
    • Perumusan strategi: memposisikan daya sebelum tindakan 
    Pelaksanaan strategi: mengelola sumberdaya selama tindakan
    • Perumusan strategi: memfokuskan pada efektivitas 
    Pelaksanaan strategi: memfokuskan pada efisiensi
    • Perumusan strategi: proses intelektual 
    Pelaksanaan strategi: proses operasional
    • Perumusan strategi: memerlukan keterampilan intuitif dan analisis yang baik 
    Pelaksanaan strategi: memerlukan keterampilan memotivasi dan kepemimpinan yang khusus
    • Perumusan strategi à memerlukan koordinasi diantara beberapa orang 
    Pelaksanaan strategi à memerlukan koordinasi diantara banyak orang

    Berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi strategi dengan implementasi strategi:


    1. Success: merupakan hasil yang paling diidamkan oleh setiap perusahaan. Dimana formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam implementasinya.
    2. Trouble: merupakan situasi di mana perusahaan menyusun formulasi strateginya dengan baik namun implementasinya buruk.
    3. Roulette: merupakan situasi di mana perusahaan kurang baik dalam memformulasi strateginya, namun perusahaan melakukan implementasi yang cukup baik.
    4. Failure: kondisi yang sangat tidak dinginkan oleh perusahaan. Dimana strategi perusahaan tidak diformulasikan dengan baik, demikian juga dalam implementasinya.

    Isu-isu utama manajemen bagi penerapan strategi:


    1. Penerapan tujuan tahunan.
    2. Pembuatan kebijakan.
    3. Alokasi sumber daya.
    4. Perubahan struktur organisasi yang ada.
    5. Restrukturisasi dan rekayasa ulang.
    6. Perbaikan program penghargaan dan insentif.
    7. Minimalisasi penolakan terhadap perubahan.
    8. Pengenalan manajer pada strategi.
    9. Pengembangan budaya yang mendukung strategi.
    10. Adaptasi proses produksi/operasi.
    11. Pengembangan fungsi sumber daya manusia yang efektif.
    12. Pengurangan karyawan.

    Tujuan tahunan merupakan:


    1. Merupakan kegiatan terdesentralisasi yang secara langsung melibatkan semua manajer dalam sebuah organisasi
    2. Tujuan tahunan penting bagi pelaksanaan strategi karena:

    a. Landasan untuk mengalokasikan sumber daya
    b. Mekanisme utama untuk mengevaluasi manajer
    c. Instrumen utama untuk memonitor kemajuan kearah pencapaian tujuan jangka panjang
    d. Menetapkan prioritas organisasi, divisi, dan departemen

    Kebijakan merupakan:


    1. Pedoman, metode, prosedur, aturan, bentuk, dan praktik administratif spesifik yang ditetapkan untuk mendukung serta mendorong pekerjaan kearah tujuan yang ditetapkan.
    2. Kebijakan merupakan instrumen untuk melaksanakan strategi .
    3. Kebijakan menetapkan lingkup, hambatan, dan batasan jenis tindakan administratif yang dapat digunakan untuk memberi imbalan dan sanksi terhadap tingkah laku.
    4. Kebijakan memperjelas apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam mengejar tujuan organisasi.

    Alokasi sumber daya (resource allocation) merupakan:


    1. Kegiatan utama manajemen yang memungkinkan pelaksanaan strategi.
    2. Pada organisasi yang tidak menggunakan pendekatan manajemen strategis untuk membuat keputusan, alokasi sumber daya sering didasarkan pada faktor politik atau pribadi.
    3. Manajemen strategis memungkinkan sumber daya dialokasikan menurut prioritas yang ditetapkan oleh tujuan tahunan.
    4. Semua organisasi paling sedikit mempunyai 4 macam sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu sumber daya keuangan, sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya teknologi.

    Mengelola konflik dapat kita kaji sebagai berikut:


    1. Konflik: perselisihan antara dua pihak atau lebih mengenai satu masalah atau lebih.
    2. Konflik tidak mungkin dihindari dalam organisasi sehingga harus ditangani dan diselesaikan sebelum konsekuensi yang merusak fungsi mempengaruhi prestasi kerja organisasi.
    3. Berbagai pendekatan untuk mengelola dan menyelsaikan konflik dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu menghindar (avoidance), meredam (defusion) dan konfrontasi (confrontation).

    B. MENCOCOKKAN STRUKTUR DENGAN STRATEGI

    Jenis-jenis struktur organisasi, sebagai berikut:

    1. Struktur Fungsional

    Kelebihan:
    a. Efisiensi melalui spesialisasi.
    b. Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana.
    c. Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen puncak.
    d. Dapat mendelegasi keputusan operasional sehari-hari.
    e. Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi.
    Kekurangan:
    a. Menyebabkan spesialisasi yang sempit.
    b. Dapat mendorong timbulnya persaingan dan konflik antar fungsi.
    c. Mengakibatkan sulitnya koordinasi di antara bidang-bidang fungsional.
    d. Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi.
    e. Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis dapat membuat perubahan menjadi sulit.
    f. Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas.

    2. Struktur Divisional

    Struktur divisional dibagi menjadi:
    a. Berdasarkan wilayah geografis
    b. Berdasarkan produk atau jasa
    c. Berdasarkan konsumen
    d. Berdasarkan proses
    Kelebihan:
    a. Koordinasi antar fungsi menjadi lebih mudah dan cepat.
    b. Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan.
    c. Spesialisasi pada setiap divisi dapat dipertahankan.
    d. Kesempatan karir lebih terbuka.
    e. Menimbulkan kompetisi di dalam organisasi.
    f. Beban rutin CEO berkurang sehingga mempunyai waktu untuk keputusan strategis.
    Kekurangan:
    a. Mengkibatkan turunnya komunikasi antara spesialisasi funsional.
    b. Sangat potensial untuk menimbulkan persaingan antar divisi.
    c. Pendelegasian yang besar dapat menimbulkan masalah.

    3. Struktur Strategic Business Unit

    Kelebihan:
    a. Tanggungjawab setiap SBU jelas.
    b. Memperbaiki koordinasi.
    c. Sistem pengawasan untuk organisasi yang terdiversifikasi menjadi lebih mudah.
    d. Masing-masing SBU lebih memahami lingkungan khususnya.
    Kekurangan:
    a. Struktur lebih tinggi.
    b. Biaya lebih tinggi.
    c. Berpotensi menimbulkan persaingan antar SBU dalam memperebutkan sumberdaya.

    4. Struktur Matriks

    Kelebihan:
    a. Tujuan proyeknya jelas, ada banyak saluran komunikasi.
    b. Pekerja dapat melihat hasil kerja dengan kasat mata.
    c. Penutupan proyek dapat diselesaikan dengan relative mudah.
    d. Memfasilitasi penggunaan personel, perlengkapan, dan fasilitas khusus.
    Kekurangan:
    Dapat mengakibatkan overhead yang lebih tinggi karena menciptakan lebih banyak posisi manajemen dan ikut berkontribusi terhadap kompleksitasnya adalah jalur wewenang ganda, sumber penghargaan dan hukuman ganda, kepemimpinan ganda, saluran pelaporan ganda.

    C. RESTRUKTURISASI, REKAYASA ULANG, DAN REKAYASA ELEKTRONIK

    Restrukturisasi (restructuring): juga perampingan (downsizing), penataan (rightsizing), atau pengelompokkan kembali (delayering) — menyangkut pengurangan ukuran perusahaan dalam hal jumlah karyawan, jumlah divisi atau unit, serta jumlah tingkat hierarkis dalam struktur organisasi perusahaan.

    Restrukturisasi berkaitan utama dengan kepentingan pemegang saham (shareholder) dan bukannya kepentingan karyawan.

    Rekayasa ulang (reengineering): berfokus pada kepentingan karyawan dan konsumen daripada kepentingan pemegang saham.

    Rekayasa ulang disebut juga manajemen proses, inovasi proses, atau merancang ulang proses — menyangkut menyusun ulang atau merancang ulang tugas, kerja, dan proses demi peningkatan atau perbaikan biaya, kualitas, layanan, dan kecepatan.

    Rekayasa elektronik (reengineering): menemukan kembali cara berbisnis suatu perusahaan agar dapat mengambil keuntungan penuh dari Internet.

    D. MENGELOLA RESISTENSI TERHADAP PERUBAHAN

    Resistensi terhadap perubahan bisa dianggap sebagai ancaman terbesar bagi penerapan strategi yang berhasil.

    Biasanya, resistensi yang terjadi dalam organisasi berupa sabotase mesin produksi, mangkir kerja, menyampaikan keluhan yang berlebihan, dan keengganan untuk bekerja sama. Resistensi terhadap perubahan bisa muncul di tahap atau tingkat manapun dari proses penerapan strategi.

    Ada 3 strategi yang digunakan untuk menerapkan perubahan:

    1. Strategi perubahan paksa (force change strategy).
    2. Strategi perubahan edukatif (educative change strategy).
    3. Strategi perubahan rasional atau demi kepentingan sendiri (rational or self-interest change strategy).


    Sumber:

    1. Certo, Samuel & Paul Peter, 1990, Strategic Management, New York :McGraw Hill,
    2. David, Fred R, 2005, Strategic Management: Concepts and Cases,10th ed, New Jersey: Prentice Hall
    3. Hunger,J.David and Thomas Wheelen, 1996, Strategic Management, 5th ed, New York:Addison Wesley