oleh: Bagus W. Wahyuntoro & Fajardhani
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari studi kasus ini adalah sebagai sarana belajar bagi mahasiswa dan membangun awareness di bidang energi dengan memperhatikan dan mengikuti perkembangan yang terjadi untuk kemudian menarik pengetahuan yang berharga dari artikel dan diskusi yang terjadi.PERAN ENERGI
Energi berperan dalam menyediakan daya yang diperlukan bagi kegiatan produktif untuk menghasilkan nilai tambah dan konsumsi, yang mana kombinasi keduanya akan menggerakkan roda perekonomian.Kekurangan energi dapat mengganggu perekonomian.
NERACA PERDAGANGAN
Neraca perdagangan suatu negara menyajikan keseimbangan nilai ekspor dan impor suatu Negara pada periode tertentu.Gambar 1. Neraca Perdagangan Indonesia 10 Tahun Terakhir (Sumber: BPS yang diolah oleh Kementerian Perdagangan RI) |
Apabila nilai impor melebihi ekspor akan menyebabkan neraca perdagangan menjadi negatif (arus kas negatif).
Gambar 2. Neraca Perdagangan Sektor Migas (Sumber: BPS yang diolah oleh Kementerian Perdagangan RI) |
|
Apabila perkonomian tumbuh, konsumsi akan meningkat dan merubah gaya hidup masyarakat .
Pada suatu titik akan timbul masalah, nilai ekspor tidak lagi dapat mengimbangi nilai impor akibat berbagai hal. Diantara penyebabnya adalah menurunnya harga komoditi, habisnya cadangan, terganggunya kegiatan produksi, dan tidak adanya nilai tambah bagi barang komoditi yang diekspor.
Gambar 4. Ilustrsi Pertumbuhan Impor Melebilihi Ekspor |
Dampaknya banyak dijelaskan dalam berbagai tulisan dengan topik the curse of natural resources.Apakah neraca perdagangan menjadi satu-satunya indikator? Coba perhatikan negara perdagangan negara Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir ini.
Gambar 5. Neraca Perdagangan AS (Sumber: tradingeconomics.com) |
KONSUMSI ENERGI
Konsumsi energi per kapita memberi gambaran tentang tingkat kemakmuran suatu bangsa (lihat Artikel Khusus #01).Gambar 6. Konsumsi energi per kapita negara-negara di dunia (Sumber: BP Statistical Review of World Energy, 2009) |
Gambar 7. Volume impor energi negara-negara di dunia (Sumber: Enerdata) |
Gambar 8. Konsumsi energi per kapita Indonesia dan negara-negara importir energi terbesar di dunia
(diolah dari 2012 Key World Energy Statistics, IEA)
|
TINGKAT KESEJAHTERAAN
Mari kita lihat GDP negara-negara pengimpor energi terbesar di dunia tersebut dari tahun ke tahun.GDP (Gross Domestic Product) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan ekonomi suatu negara.
Gambar 9. GDP (dalam trilyun dollar) negara-negara importir energi terbesar di dunia (diolah dari data GDP tercatat di World Bank hingga tahun 2013) |
Bagaimana posisi GDP per kapita Indonesia bila dibandingkan dengan GDP per kapita negara-negara pengimpor energi terbesar di dunia?
Gambar 10. GDP per kapita Indonesia dan negara-negara importir energi terbesar di dunia (diolah dari data GDP per kapita yang tercatat di World Bank) |
Gambar 11. Human Development Index (HDI) Indonesia Di Tengah Negara-Negara Importir Energi Besar Dunia (Sumber: UNDP, 2013) |
SIMPULAN SEMENTARA
Jelas bahwa ketersediaan energi sangat penting bagi kemajuan suatu negara dan bagaimana energi tersebut diperoleh terlihat indifferent disini.Walau termasuk dalam 10 negara pengimpor energi terbesar, negara-negara tersebut justru memiliki GDP yang tinggi (walau pertumbuhannya bisa relatif rendah saat ini).Negara-negara tersebut terlihat berupaya mempertahankan tingkat harga energi di level tertentu untuk menjaga keunggulan yang diperlukan dalam persaingan (lihat Artikel Khusus #01).
Gambar 12. Harga energi listrik untuk industri negara-negara maju (diolah dari 2012 Key World Energy Statistics, IEA) |
- tingkat harga (price level) yang dapat diterima oleh industri dan masyarakat (affordability).
BAHAN DISKUSI
Pada akhirnya, kita dihadapkan pada serangkaian pertanyaan berikut.- Apakah posisi sebagai "net importer" menjadi satu-satunya penyebab yang mengganggu neraca perdagangan luar negeri kita berikut dampak turunannya? Mengapa mereka tidak?
- Apakah membatasi penggunaan energi dalam negeri, misalnya dengan membatasi impor atau mencabut subsidi, membawa dampak baik bagi negara untuk jangka panjang?
- Sepertinya diperlukan suatu perbaikan untuk mengatasi hal ini. Apa usulannya?
Catatan:
- Diskusi akademis ini dibuka hingga waktu penutupan kuliah pada bulan Juni 2014.
- Diskusi dapat berupa pernyataan yang mendukung atau membantah berupa uraian yang logis dengan informasi pendukung berikut sumbernya. Dapat juga berupa pertanyaan yang relevan. Sebisa mungkin opini tanpa dasar teori yang kuat dan data dihindari.
- Pada akhir sesi diskusi akan disusun suatu kesimpulan – yang dapat mendukung atau membantah ide utama artikel ini.