.

Sabtu, 21 September 2013

04. Time-Money RELATIONSHIPS

Seri Ekonomi Teknik (Engineering Economy )

oleh: Kelompok 3
Anton MT’13, Elif ME’13, Felix ME’13, Ilham ME’13,Irwan ME’13

Capital atau modal merujuk pada kemakmuran yang berupa uang atau barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan kemakmuran lainnya. Uang, sebagaimana barang juga dapat mempunyai nilai yang berubah terhadap waktu. 


Pengertian

Perubahan nilai uang terutama disebabkan oleh deflasi atau inflasi. Umumnya, nilai uang di masa yang akan datang akan lebih kecil dibandingan dengan nilai uang yang ada sekarang karena adanya inflasi. 

Kenapa terjadi inflasi?

Inflasi secara tidak langsung dipengaruhi oleh pertambahan jumlah penduduk yang menyebabkan kebutuhan akan barang atau jasa juga meningkat sehingga nilai barang atau jasa akan lebih tinggi daripada nilai uang.

Dengan menurunnya nilai uang di masa mendatang, maka untuk mendapatkan barang atau jasa yang sama diperlukan uang yang lebih banyak. 

Misalkan harga 1 gram emas tahun 2010 sekitar Rp340.000,-sedangkan harga 1 gram emas saat ini (September 2013) sekitar Rp505.000,-. Dari hal itu jelas terlihat bahwa dibutuhkan uang yang lebih banyak untuk mendapatkan jumlah emas yang sama.

Untuk mendapatkan jumlah uang yang lebih banyak, orang atau organisasi menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang diharapkan menghasilkan bunga atau profit sehingga membuat nilai uangnya bertambah banyak di masa mendatang.

Sekarang, mengapa uang yang “ditanam” dalam sebuah investasi harus diberi bunga dan profit? 

Jawabannya adalah, pertama, bunga dan profit dibayarkan sebagai penghargaan terhadap pemodal (orang yang menabung di bank atau organisasi lainnya) selama modalnya dipakai untuk hal lainnya. Kedua, bunga dan profit adalah sebagai pengganti risiko karena pemodal telah mengizinkan uangnya digunakan oleh orang lain atau organisasi lainnya. 

Konsep Equivalence 

Setiap alternatif yang menghasilkan sesuatu yang mirip, dengan tujuan yang sama atau memiliki fungsi yang sama harus dibandingkan antara yang satu dengan yang lainnya

Akan tetapi, membandingan beberapa alternative tidak selamanya mudah, karena melibatkan banyak hal terutama adanya bunga yang terjadi pada periode yang akan berjalan. Oleh sebab itu, perlu penyederhanaan dari beberapa alternative tersebut dengan basis atau dasar perhitungan yang setara (equivalent) yang bergantung pada hal-hal berikut:
  1. Sukubunga (interest rate
  2. Jumlah uang yang terlibat 
  3. Waktu diterima atau dikeluarkannya uang 
  4. Cara pembayaran bunga atau profit dari suatu investasi 
Dalam konsep equivalence, setiap alternative biasanya menggunakan basis yang sama, yaitu suku bunga (interest rate).

Untuk membantu dalam membandingkan alternative yang sudah setara, biasanya menggunakan diagram maupun table cash flow.

Bahan-bahan Diskusi

  1. Apa keuntungan menggunakan cash flow? 
  2. Jika bunga diperkirakan naik pada beberapa tahun mendatang (misal 2 tahun pertama 6%, dan tahun berikutnya sampai selesai jangka waktu investasi menjadi 8%), apakah perencanaan dari beberapa alternatif masih dianggap equivalent? 
  3. Untuk mempelajari Money-Time Relationships and Equivalence, mari kita pelajari contoh berikut:

A.. Pak Cecep membeli rumah seharga Rp400.000.000,- secara KPR dengan uang muka sebanyak Rp100.000.000,-. Pak Cecep mengajukan KPR ke dua bank, Bank A dan Bank B dan dia akan mencicil selama 10 tahun, masing-masing bank menawarkan bunga sebagai berikut:
i. Bank A menawarkan bunga 9% per tahun untuk 2 tahun pertama dan 12% untuk tahun ketiga sampai seterusnya.
ii. Bank B menawarkan bunga flat 11% selama masa KPR.
Bank mana yang sebaiknya dipilih oleh Pak Cecep jika kedua bank tersebut menyetujui permohonan KPR Pak Cecep?
B.. Sebuah perusahaan pembangkit ingin menambah kapasitas pembangkitnya sebesar 20 MW, perusahaan tersebut saat ini menggunakan PLTD berbahan bakar HSD yang berdasarkan informasi biaya pokok pembangkitannya sebesar Rp. 3.500/kWh,
Saat ini perusahaan tersebut ingin membangun pembangkit PLTU batubara yang memiliki biaya pokok pembangkitan sebesar Rp.1.000/kWh. Pemilihan pembangunan PLTU mempertimbangkan jaminan suplai energi primernya dari dalam negeri dan juga murahnya biaya operasional .
Perusahaan tersebut memiliki perencanaan pebangunan PLTU sebagai berikut :
1. Sumber pendanaan : equity sebesar USD 10 juta dan pinjaman sebesar USD 20 juta
2. Bunga pinjaman & masa pengembalian : 10% selama 10 tahun masa pengembalian
3. Lama pembangunan : 3 tahun
4. Inflasi : 7 % per tahun

Perusahaan tersebut mulai untuk membayar utang pada tahun pertama setelah kontrak mulainya pekerjaan pembangunan.

Namun, seiring pelaksanaan pembangunan, perusahaan mengalami kendala yang menyebabkan jadwal operasinya mundur yang direncanakan selesai 3 tahun menjadi 5 tahun, serta karena kondisi alam yang tidak sesuai dengan FS yang ada menyebabkan perubahan pada metode-metode pemasangan instalasi sehingga membuat biaya membengkak sebesar 20% dari nilai kontrak sebelumnya.
Pembiayaan pembengkakan biaya sebesar 20% tersebut dilakukan pada tahun ke-2 pembangunan dan dibiayai melalui tambahan utang dengan bunga tetap 10% selama 10 tahun.

PLTU yang telah selesai pembangunan nantinya diharapkan dapat beroperasional selama 20 tahun.

Apa yang perlu dilakukan untuk mengkompensasi kemunduran proyek agar diperoleh penghematan biaya yang setara ?


Artikel Terkait

39 komentar:

  1. 1. Bank mana yang sebaiknya dipilih oleh Pak Cecep jika kedua bank tersebut menyetujui permohonan KPR Pak Cecep?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Cecep akan memilih Bank A karena lebih menguntungkan.
      Dengan asumsi ke-2 bank tersebut mempunyai cicilan tetap, sehingga didapat dengan pandangan dari sisi bank:
      Bank A: (F/A, 9%, 2) + (F/A, 12%,8) = 14.38
      Bank B: (F/A, 10%, 10) + (F/A, 1%,10) = 26.4

      Dikarenakan dari sisi bank, Bank 4 lebih menguntungkan F/A Bank B > F/A Bank A sehingga Pak Cecep akan memilih Bank A.




      Hapus
    2. Setuju dengan komentar bang catur, namun perlu diingat menurut sumber yang saya baca bahwa perhitungan cicilan terdapat beberapa metode dalam menghitungnya, dalam menentukan bank mana yang akan dipilih pak cecep perlu diketahui pula metode perhitungan dari bank A

      Menurut perhitungan yang digunakan pada kalkulator perhitungan kredit, Bank A lebih menguntungkan dibandingkan bank B, biasanya banyak orang tergiur dengn perhitungan flat, dengan alasan suku bunga yang kecil, namn kalo kita melihat contoh kasus diatas suku bunga yang ditetapkan juga besar, selain itu kta perlu mengetahui perhitungan ari bank A, kalo digunakan perhitungan efektif, jelas bank A lebih menguntungkan

      Hapus
    3. menurut pendapat saya untuk menjumlahkan nilai bukanya harus dalam tahun yang sama sehingga perlu ditambahkan
      Bank A: (F/A, 9%, 2) + (F/A, 12%,8)(P/F,12%,2)
      soalnya mas catur untuk 2 pertama dibawa ke titik nol dan untuk cicilan ketiga ketiga sampai dengan 8 tidak dibawa ke titik nol

      argainto me 2013

      Hapus
    4. Pak Argi, yang dimaksud cicilan tetap adalah pokok yang dibayarkan.
      Besarnya adalah 300K/10 = 30K per tahun. Berdasarkan manual book, nilai 30K adalah A. Sehingga untuk perhitungan tidak diperlukan lagi faktor (P/F,12%,2) untuk Bank A.
      Berdasarkan rumus dari manual book, ada 2 blok pada cash flow diagram, group 1, 30K selama 2 tahun dengan bunga 9% dan group 2 adalah 8 tahun (10-2 tahun) dengan bunga 12%.

      Salam

      Catur Janhari

      Hapus
    5. Dengan asumsi pengembalian pokok adalah flat tiap tahunnya dan bunga dihitung berdasarkan sisa pinjaman pertahun, maka secara kumulatif akan didapat sebagai berikut :
      a. Untuk bank A, total bunga yang harus dibayar sebesar Rp.180.900.000
      b. Untuk bank B, total bunga yang harus dibayar sebesar Rp.181.500.000
      Untuk itulah dari sisi peminjam lebih menguntungkan untuk memilih opsi bank A.

      Pondy Tjahjono ME13

      Hapus
    6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    7. Dari hasil perhitungan saya

      Alternatif A

      EOY Pinjaman i A F10
      0 300.000.000
      1 300.000.000 9 % 27.000.000 58.641.119
      2 273.000.000 9 % 24.570.000 48.957.264
      3-10 248.430.000 12 % 50.009.665 615.103.532

      NFV pada tahun ke-10 adalah Rp. 722.701.915

      Alternatif B

      EOY Pinjaman i A F10
      0 300.000.000
      1 - 10 300.000.000 11 % 50.940.428 721.518.800

      NFV pada tahun ke-10 adalah sebesar Rp. 721.518.800

      Bila kedua Bank menyetujui permohonan KPR Pak Cecep, saya sarankan untuk memilih alternative B

      Karena NFV B < NFV A sehingga ada selisih yang dibayar pak Cecep sebesar Rp. 1,183,115 pada tahun ke 10 yang merupakan keuntungan pak Cecep.

      Samuel LB. Parura # ME_2013

      Hapus
    8. Tapi kalo menurut saya seperti ini, silahkan dikoreksi
      Bank A
      Bunga 9% untuk 2 tahun
      P1 = 300.000.000 (P/F,9%,2)
      = 300.000.000 (0,8417)
      = 252.510.000
      Bunga 12% untuk 8 tahun
      P1 = 300.000.000 (P/F,12%,8)
      = 300.000.000 (0,4039)
      = 121.170.000
      P=252.510.000+121.170.000 = 373.680.000
      Bank B
      Bunga 10% untuk 10 tahun
      P1 = 300.000.000 (P/F,10%,10)
      = 300.000.000 (0,3855)
      = 115.650.000
      Bunga 1% untuk 10 tahun
      P1 = 300.000.000 (P/F,1%,10)
      = 300.000.000 (0,9053)
      = 271.590.000
      P=115.650.000+271.590.000 = 387.240.000
      Sehingga selisih bunga yaitu
      A = 73.680.000
      B = 87.240.000
      Dan Kalo dibayar perbulan maka
      A = 3.114.000
      B = 3.227.000
      Jadi Bank A yang lebih cocok

      M samsudin ME13

      Hapus
  2. 2. Apa yang perlu dilakukan untuk mengkompensasi kemunduran proyek agar diperoleh penghematan biaya yang setara ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meninjau kembali rancangan cost yang dibuat dengan memperhitungkan parameter-parameter berikut ini sebagai bagian dari investasi:
      1. Suku bunga terhitung hutang awal terhitung menjadi 12 tahun
      2. 20% hutang tambahan termausk suku bunga
      3. Inflasi yang diperhitungan menjadi 25 tahun (5 tahun kontruksi dan 20 tahun operasi)
      4. Inflasi equity mempertimbangkan jangka waktu 25 tahun
      5. Harga operation cost memerlukan penyesuaian dengan perhitungan menjadi 25 tahun.
      6. meninjau kembali IRR berdasarkan perubahan point 1-5

      Terimakasih

      Catur Janhari

      Hapus
    2. Pondy Tjahjono ME13

      Dengan uraian diatas, ada 2 permasalahan besar akan muncul, yaitu :
      1. Cost overrun mengakibatkan harga pembangkitan Rp.1000/kWh kemungkinan menjadi tidak layak, dikarenakan variabel penentu harga pembangkitan adalah :
      a. EPC Cost atau biasa disebut komponen A
      b. Fixed OM Cost atau biasa disebut komponen B
      c. Fuel Cost atau biasa disebut komponen C
      d. Variable OM atau biasa disebut komponen D.
      Permasalahan kedua dengan adanya cost overrun adalah beban bunga yang harus ditanggung menjadi bertambah, sementara schedule pengembalian dari hasil penjualan listrik akan mundur seiring dengan mundurnya penyelesaian proyek.
      Untuk itu bisa dilakukan simulasi ulang dengan me-reschedule pembayaran hutang dan tentunya dengan kondisi bunga yang berubah.

      Hapus
    3. Pak Pondi, Cost overun saya kira tidak ada hubungannya dengan suku bunga bank karena berdasarkan lead paper suku bunga pinjaman fix 10% selama 10 tahun. Yang jadi masalah adalah pembaywaran bank selama 2 tahun dan nilai akhir project yang berubah menjadi n+2 dari rencana awal. (termasuk cost and revenue)
      Di lead paper juga tidak di state sebagai berikut:
      1. Kontrak dengan bank mengenai pembayaran loan, apakah dibayar pada tahun pertama sejak peminjaman atau tahun pertama setelah produksi
      2. Jika point 1 pembaywan loan dilakasanakan pada tahun pertama semenjak peminjaman, apakah investasi awal sudah termasuk masalah tersebut.
      Terimakasih
      Catur Janhari
      Manajemen Energi 2013


      Hapus
    4. Mas Catur, terima kasih comment-nya perihal cost overrun. Dari pemaparan diatas, pembiayaan cost overrun dilakukan pada tahun kedua dengan suku bunga fixed 10%. Kajian awal investasi dilakukan pada awal/sebelum tahun pertama, tentunya tidak/belum memperhitungkan adanya cost overrun. Beban bunga bertambah disini bukanlah tingkat suku bunganya (10%), tetapi nominal bunga yang harus dibayar, semula adalah 10% terhadap X, menjadi 10% terhadap (X+20%).

      Pondy Tjahjono ME13

      Hapus
  3. 3. Dengan jangka waktu pengembalian dan tingkat suku bunga tetap, berapa besar kompensasi yang diperlukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan memperhitungkan inflasi kedala, cost operasional, didapat total investasi selama 25 tahun (5 tahun project + 20 tahun operasi)adalah
      (Hutang+Suku Bunga+Inflasi) + (Equity + Inflasi)
      = $1.32 T

      Dengan memperhitungkan pengembalian hutang selama 10 tahun dan lower cost as possible, IRR yang digunakan adalah 15% dengan harga jual listrik $4.05/kWH.

      Total akhir keuntungan setelah 20 tahun operasi $239 Jt.


      Terimakasih

      Catur Janhari
      Manajemen Energi

      Hapus
    2. Mohon maaf Pak Fadjar dan rekan-rekan, ada koreksi perhitungan saya sebelumnya karena beda kurs. Terlampir perhitungan yang sudah dikoreksi, mohon pencerahannya dan input rekan-rekan semuanya.

      1. Kapasitas PLTU: 20 MW
      2 Periode Operasi: 20 Tahun
      3 Investasi Awal: Rp36,000,000.00 ('4+'5+'6)
      4 Equity: Rp10,000,000.00
      5 Pinjaman Bank: Rp20,000,000.00
      6 Pinjaman Bank ke-2: Rp6,000,000.00 (20% x ('4+'5))
      7 Rencana Durasi Kontruksi: 3 tahun
      8 Aktual Durasi Kontruksi: 5 tahun
      9 Perioda Pembayaran Bank:10 tahun
      10 Suku Bunga: 10%
      11 Inflasi: 7%
      12 Operating Cost/kWH: Rp1,000.00
      13 Operating Cost/tahun: Rp175,200,000,000.00 ('12 x '1 x 1000 x (24 hours) x 365 days)
      14 Nilai Investasi @ 22 tahun: Rp159,494,462.68 ('3 xPV/FV,'Inflasi,22 tahun)
      15 Nilai Pinjaman Bank @ 10 Tahun: Rp132,659,384.02 ('5+'6)x(PV/FV,Suku Bunga, 10 tahun)x(PV/FV, Inflasi, 10 tahun)
      16 Tagihan Bank/tahun: Rp13,265,938.40 ('15/'9)

      Memerlukan sumber dana baru untuk membayar Tagihan Bank selama 2 tahun dikarenakan kontruksi delay 2 tahun

      17 Investasi Tambahan Rp26,531,876.80
      18 Investasi tambahan @ 22 tahun: Rp117,546,873.19
      20 Total Investasi :Rp277,041,335.87 (14'+'18)

      Dengan memperhitungakan operating cost dengan inflasi (FW, 7%, n+2)
      dimana n = tahun ke 1,2, 3.... 20. Dan +2 memperhitungakn inflasi berdasarkan ketelatan operasi 2 tahun karena kontruksi.
      Sehingga didapatkan total biaya yang dikeluarkan selama 20 tahun termasuk pembayaran hutang dengan interest dan inevstasi = Rp8,799,171,106,343.46.

      Dengan menghitung IRR yang dapat membuat nilai NPV > 0, didapat sebagai berikut:
      IRR = 16%
      P0 (revenue produksi) = Total pengeluaran (1/(1+IRR)^20) Rp452,149,420,351.75
      Harga jual/kwh = Rp. 2580

      NPV @ 20 tahun termasuk sudah dikurang investasi adalah Rp210,149,115,584.33

      ME 2013




      Hapus
    3. Hasil perhitungan saya untuk mengkompensasi kemunduran proyek agar diperoleh penghematan biaya yang setara, yaitu dengan cara melakukan penghematan biaya operasional (OPEX) setiap tahun mulai dari tahun ke 6 sebesar USD 2,236,865 selama 18 tahun (EOY 23).
      Hitungannya :
      1. Original Schedule Perencanaan

      a. Equity : USD 10.000.000
      b. Loan : USD 20.000.000
      c. EOY proyek 23 tahun
      d. Start up Power Plant (Operasi) pada tahun ke 3
      e. Annuity Equity mulai tahun ke-1 sd tahun ke-10
      sebesar USD 1,627,454
      f. Annuity Loan mulai tahun ke-1 sd tahun ke-10
      sebesar USD 3,254,908
      g. Revenue mulai tahun ke 4 sd tahun ke-23
      sebesar USD 17,280,000
      (20.000 kW x Rp.1000/kWh x 24 h x 360 / 10.000)
      asumsi 1 USD = Rp. 10.000

      NPV = NPV (g – e – f) = USD 117,114,381

      2. Revisi Schedule

      a. Equity : USD 10.000.000
      b. Loan : USD 20.000.000
      c. EOY proyek 23 tahun
      d. Start up Power Plant (Operasi) pada tahun ke 5
      e. Annuity Equity mulai tahun ke-1 sd tahun ke-10
      sebesar USD 1,627,454
      f. Annuity Loan mulai tahun ke-1 sd tahun ke-10
      sebesar USD 3,254,908
      g. Addendum cost (20% dari USD 30.000.000) dimulai pd thn ke- 2,
      annuity mulai tahun ke-3 s/d tahun ke -12 sebesar USD 976,472
      h. Revenue mulai tahun ke 6 sd tahun ke-23 sebesar USD 17,280,000

      NPV = NPV (h – e – f - g) = USD 105,720,401

      Sehingga ada LOSS OPPORTUNITY COST sebesar USD 11,393,980 akibat addendum waktu dan biaya proyek.

      Untuk mengkompensasi kemunduran proyek agar kembali seperti pada rencana awal, maka loss opportunity hanya mungkin dibebankan pada saat operasional power plant tersebut dengan melakukan penghematan pada biaya operasional (OPEX) mulai tahun dari tahun ke-6 sd tahun ke-23.

      F 5 ( Loss Opportunity) = P (F/P, 10%, 5)
      = USD 11,393,980 x 1.6105
      = USD 18,350,000 = P 5

      Annuity : A (6 s/d 23) = P (A/P, 10%, 18)
      = USD 18,350,000 x 0.1219
      = USD 2,236,865

      Samuel LB. Parura : ME_2013

      Hapus
    4. Cara menghemat OPEX bagaimana Pak Samuel, sedangkan tiap tahun ada inflasi 7%? Tanpa memeperhitungkan kontrak jangka panjang dengan pemilik batubara atau manajemen startegi, cost OPEX seharusnya selalu bertambah tiap tahunnya akibat inflasi karena adanya eskalasi harga.




      Hapus
    5. Cara menghemat OPEX antara lain :

      1. Perencanakan maintenance secara preventive dan predictive dan
      menghindari breakdown maintenance.
      2. Penggunaan material / spare part sesuai specification.
      3. Penghematan energi dengan cara :
      - Pengaturan operasi furnace boiler (ratio antara fuel dan udara)
      sehingga pembakaran sempurna sehingga terjadi penghematan
      bahan bakar.
      - Menghindari banyaknya bocoran steam ke udara (insulation dijaga
      dengan baik).
      4. Kontrak penggadaan bahan bakar (batu bara) dilakukan dengan
      alternatif mendapatkan harga termurah dgn kualitas batu bara yang
      sesuai specifikasi.

      Terima kasih,
      salam

      Hapus
  4. 4. Apakah ada perbedaan antara inflasi dengan eskalasi harga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

      Eskalasi adalah penyesuaian harga satuan pekerjaan (price adjustment) yang disebabkan kenaikan harga-harga dasar bahan, upah dan peralatan atau dengan kata lain eskalasi adalah penyesuaian akibat dari inflasi

      Sebagai contoh naiknya mata uang dollar terhadap rupiah. Akibatnya harga harga komputer dalam rupiah akan naik.

      Naiknya mata uang dollar adalah inflasi, sedangkan naiknya harga komputer dalam rupiah adalah eskalasi.

      Hapus
    2. Pengertian sudah dijelaskan oleh bang catur, menurut sumber yang saya baca, saya setuju dengan komentar dari pengertian akan inflasi dan eskalasi harga

      namun yang menjadi poin penting ialah eskalasi tersebut dipengaruhi salah satunya oleh inflasi, jadi eskalasi harga akan terjadi bila inflasi begitu besar atau terjadinya kelangkaan pasar, dengan kata lain inflasi dan eskalasi harga memiiki keterkaitan

      Hapus
    3. Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus yang disebabkan oleh : permintaan pasar yang meningkat, kenaikan biaya produksi maupun kombinasi keduanya. Kenaikan biaya produksi bisa dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Inflasi juga mengakibatkan turunnya nilai mata uang.

      Sementara eskalasi adalah penyesuaian harga yang salah satu penyebabnya adalah inflasi. Untuk proyek yang tidak bernalar lumpsum atau EPC dan sifatnya multi years, biasanya bisa mengajukan eskalasi akibat kenaikan harga BBM.

      Pondy Tjahjono ME13

      Hapus
    4. Menambahkan beberapa masukan dari teman-teman yang telah memberikan pengertian mengenai inflasi dan eskalasi, inflasi merupakan suatu keadaan dimana peredaran uang secara umum lebih besar dibandingkan peredaran barang di suatu negara pada periode tertentu. Suatu negara atau wilayah baru dapat dikatakan menghadapi inflasi apabila terpenuhi 3 syarat antara lain:
      1. Kenaikan harga
      2. Terjadi secara umum
      3. Berlangsung terus menerus
      sumbernya bisa dilihat disini

      sedangkan eskalasi adalah penyesuaian harga satuan pekerjaan (price adjustment) yang disebabkan kenaikan harga-harga dasar bahan, upah dan peralatan selama periode tertentu. Eskalasi diberlakukan pada :
      a. Kontrak pengadaan barang dan jasa dalam mata uang rupiah baik untuk tahun jamak ( multi years ) maupun untuk tahun tunggal ( single year) yang sedang berjalan termasuk yang dibiayai pinjaman / hibah luar negeri dengan memperhatikan persyaratannya.
      b. Kontrak tahun jamak yang telah mencantumkan rumusan penyesuaian harga kontrak, sepanjang dikehendaki oleh rekanan.
      sumber untuk eskalasi bisa dilihat disini

      Hapus
  5. Perbedaan inflasi dengan ekalasi harga antara lain :
    1. Inflasi adalah menurunnya nilai mata uang terhadap barang/jasa sedangkan ekalasi harga adalah penyesuaian harga satuan pekerjaan karena kenaikan biaya produksi
    2. Inflasi ditentukan oleh mekanisme pasar sedangkan ekalasi harga ditentukan berdasarkan kesepakatan/kontrak
    3. Inflasi ringan (<10%) dapat meningkatkan gairah masyarakat untuk berinvestasi sedangkan inflasi berat (>30%) dapat mengacaukan perekonomian. Eskalasi harga berfungsi mencegah kontraktor mengalami kerugian sehingga kontrak pekerjaan dapat terus berjalan.

    BalasHapus
  6. Mirip dengan jawaban di atas, pendapat saya apabila kedua bank tersebut menyetujui KPR pak Cecep, sebaiknya pak Cecep memilih dari Bank A. Namun saya kurang sependapat apabila pertimbangannya dilihat dari sisi keuntungan yang diperoleh bank. Seharusnya perbandingannya adalah keuntungan yang diperoleh pak Cecep.

    Dengan asumsi bunga sama-sama didasarkan pada pokok tetap (misalnya bunga bukan dihitung dari pengurangan pokok oleh cicilan), terlihat bahwa total keseluruhan beban bunga yang dibayarkan oleh pak Cecep dengan simulasi kredit Bank B (330 juta) relatif lebih rendah dibandingkan Bank A (342 juta). Namun apabila mempertimbangkan money-time relationship, pertimbangan dilakukan di present value, maka total biaya bunga yang dikeluarkan apabila diukur dengan tahun ke-nol menunjukkan Bank A (190 juta bila bunga didasarkan pada pokok pinjaman yang tetap atau 119 juta bila bunga didasarkan pada pokok pinjaman yang berkurang seiring waktu) lebih rendah dibandingkan Bank B (194 juta bila bunga didasarkan pada pokok pinjaman yang tetap atau 123 juta bila bunga didasarkan pada pokok pinjaman yang berkurang seiring waktu). Sehingga pak Cecep sebaiknya memilih KPR dengan bank A.

    Contoh di atas, masih merupakan kredit dengan bunga yang tetap, meskipun bank B mengubah bunganya di tahun tertentu. Kebanyakan bank saat ini memberikan bunga yang fixed hingga tahun tertentu, kemudian di tahun-tahun berikutnya hingga akhir masa pinjaman menggunakan bunga yang fluktuatif sesuai bunga pasar.

    Bagus W. Wahyuntoro, ME’13

    BalasHapus
  7. Kelompok 3 ME-2015

    Pada awal pembiayaan proyek atau aktivitas perusahaan, banyak kasus dimana perusahaan cenderung tetap melanjutkan proyek atau aktivitas tersebut walaupun proporsi pendanaan Debt Capital lebih besar dibandingkan dari Equity Capital.

    Apa saja pertimbangan manajemen sehingga memilih untuk menggunakan rasio hutang lebih besar modal dari modal sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan (yang umumnya berupa hutang jangka panjang).

      Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam surat obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).

      Investor lebih memilih menanamkan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang karena beberapa pertimbangan. Menurut Sundjaja at. al (2003), pemilihan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang dari sisi investor didasarkan pada beberapa hal berikut:
      1. Hutang dapat memberikan prioritas baik dalam hal pendapatan maupun likuidasi kepada pemegangnya.
      2. Mempunyai waktu jatuh tempo yang pasti sehingga telah pembayaran bunga pinjaman telah direncanakan.
      3. Dilindungi oleh isi perjanjian hutang jangka panjang dari segi risiko
      4. Pemegang memperoleh pengembalian yang tetap (kecuali pendapatan obligasi).

      Sumber:
      Sundjaja Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 1, Edisi Kelima. Jakarta: Literata Lintas Media

      Luky (ME 2015)

      Hapus
    2. Pertimbangan pemilihan sumber pendanaan (hutang atau modal sendiri) merupakan strategi dari manajemen untuk menjaga keberlanjutan suatu perusahaan. Faktor-faktor yang menentukan keuangan perusahaan antara lain:
      1. Potensi ekonomi perusahaan. Apakah usaha tersebut memiliki prospek pertumbuhan dan kemampu-labaan dalam jangka panjang?
      2. Kematangan perusahaan (maturity of the company). Berada pada posisi apa perusahaan pada siklus hidup usaha?
      3. Sifat dasar asset-asetnya. Berapa asset kelihatan atau tidak kelihatan yang dimiliki oleh perusahaan?
      4. Pilihan-pilihan pemilik perusahaan untuk mendanai perusahaan dengan utang atau modal sendiri. Pertimbangan mengenai pilihan kebutuhan antara mencari utang atau menggunakan modal sendiri sehingga biaya modal dapat dikurangi.

      Perusahaan memiliki pertimbangan tersendiri untuk menentukan sumber pendanaan (hutang atau modal sendiri) antara lain:
      1. Potensi/kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Apakah peminjaman dapat meningkatkan potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi pada modal sendiri pemilik, dengan mempertimbangkan pula resiko keuangan yang lebih tinggi.
      2. Risiko keuangan. Investasi melalui modal sendiri dapat memberikan dampak risiko keuangan lebih rendah bagi perusahaan, namun risiko yang lebih tinggi bagi penyedia modal.

      Menurut saya, berdasarkan pertimbangan tersebut, manajemen memiliki kewenangan untuk memilih menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari hutang untuk memperkecil risiko pemilik saham pada suatu perusahaan yang telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba atau merupakan pilihan manajemen untuk melakukan ekspansi pada perusahaan tersebut. Peningkatan modal melalui pinjaman juga merupakan usaha untuk membagi pengawasannya dengan pihak investor luar.

      Fitria (ME 2015)- Kelompok 1

      Hapus
    3. Untuk proyek proyek infrastruktur adalah biasa untuk mendanai dengan porsi pinjaman yang besar. Hal ini dikarenakan nilai proyek yang teramat besar dimana terdapat kesulitan untuk mendanainya dengan equity (permodalan sendiri).

      Pinjaman pun untuk proyek yang teramat besar memerlukan sindikasi beberapa pemodal (bank) untuk mendapatkan jumlah yang dibutuhkan untuk konstruksinya.

      Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh pemilik modal (bank atau sindikasi perbankan) adalah resiko dan uncertainty proyek. Proyek yang ditanggung pemerintah tentu saja amat disukai oleh perbankan karena memiliki resiko kecil (kecuali pemerintahnya tidak kredibel).

      Hal lain yang diperhatikan oleh pemodal (bank) adalah resiko investasi yang terlihat dari due diligence atas proyek tersebut. Proyek yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi akan mudah mendapatkan biaya namun proyek dengan tingkat keberhasilan rendah akan sulit mendapatkan pembiayaan.

      Dalam hal ini ukuran risk dan uncertainty akan mendapat perhatian tinggi dari pemodal.

      Ada model yang dapat memperhitungan risk dan uncertainty pada sebuah proyek infrastruktur. Dengan model ini bank dapat memperkirakan tingkat permodalan yang dapat diberikannya kepada proyek tersebut.

      Waluyo Jati, ME 2015

      Hapus
    4. Menambahkan pembahasan yang telah ada, komposisi pendanaan tidak selalu berasal dari modal sendiri. Karena pada saat akan melaksanakan proyek, melakukan pengembangan perusahaan atau aktivitas bisnis lainnya, kadangkala perlu tambahan modal yang belum tentu dimiliki sehingga perlu suntikan dana dari hutang. Pada prinsipnya komposisi pendanaan yang tepat dapat diperhitungkan.
      Di kalangan keilmuan manajemen dikenal manajemen struktur modal, fungsinya adalah untuk memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan/proyek dengan cara yang akan memaksimumkan harga equity (biasanya dalam bentuk saham). Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian terhadap paduan dana yang akan mengoptimumkan campuran biaya modal perusahaan/proyek.
      Dikenal juga sebuah metode yang disebut WACC (Weighted Average Cost of Capital) dimana kita memperhitungkan nilai cost of capital proyek/aktivitas perusahaan yang akan dipergunakan dalam mendiskontokan nilai cashflow di masa depan untuk mendapatkan nilai Net Present Value (NPV). WACC merupakan rata-rata tertimbang dari masing-masing sumber pendanaan yang telah dikalikan dengan jumlah proporsinya. Keputusan komposisi modal yang tepat didapat setelah menghitung NPV dengan menggunakan discount rate dari WACC, lalu keputusan manajemen diambil setelah melihat NPV aktivitas perusahaan/proyek apakah layak/tidak layak dijalankan

      Arief Murnandityo ME 2015

      Hapus
    5. Rasio hutang modal dihitung dengan formula:

      Debt to Equity Ratio = Total Hutang/Modal(Equity)

      Sehingga Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

      Muhammad Ridwan (ME 2015)

      Hapus
    6. Rasio hutang modal dihitung dengan formula:

      Debt to Equity Ratio = Total Hutang/Modal(Equity)

      Sehingga Menurut Syafri (2008:303) semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

      Muhammad Ridwan (ME 2015)

      Hapus
  8. Prinsip pembiayaan pada suatu perusahaan atau proyek adalah mendapatan dana dengan biaya yang paling kompetitif. Apakah dana itu dari hutang atau modal sendiri, semuanya harus dipertimbangkan agar mendapatkan biaya dana yang murah dan mempertimbangkan opportunity cost dari biaya sendiri.
    Biaya bisa didapatkan dari hutang semua, modal sendiri semua, atau kombinasi hutang dan modal sendiri. Hal yang paling penting dalam pertimbangan rasio hutang dan modal sendiri adalah MARR, yaitu tingkat suku bunga pengembalian minimum yang menarik, dimana tingkat suku bunga tersebut akan dijadikan dasar atau indikator keputusan manajemen sehubungan dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya (cost alternatives), manfaat (benefit alternatives) atau kelayakan suatu investasi (feasibility study). Untuk menentukan MARR dapat didasarkan pada biaya modal atau biaya hutang. Bila pembiayaan investasi berasal dari modal sendiri dan hutang maka penentuan MARR didasarkan pada WACC (Weighted Average Cost of Capital).
    a. Biaya Hutang
    Kh = Rh (1-t)
    Dimana,
    Kh : biaya modal berasal dari hutang setelah pajak (%)
    Rh : suku bunga hutang/pinjaman (%)
    t : pajak (%)

    b. Biaya Modal (laba ditahan)
    Ke = Rf + β (Rm – Rf)
    Dimana,
    Ke : biaya modal (%)
    Rf : tingkat keuntungan bebas resiko (%)
    Rm : tingkat keuntungan pasar modal (%)
    β : sensitivitas perubahan pengembalian aset yang dimiliki terhadap setiap perubahan pada tingkat pengembalian pasar.
    Pertimbangan selanjutnya adalah berapa biaya dana yang harus dikeluarkan jika menggunakan salah satu cara tersebut, kemampuan modal sendiri dan hasil perhitungan parameter-parameter ekonomi (financial) seperti NPV, IRR, Benefit and Cost Ratio dan Payback Periode.

    BalasHapus
  9. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan lebih memilih hutang sebagai sumber pendanaan seperti:
    a. Hutang menyediakan manfaat pajak karena pengeluaran bunga dapat merededuksi pajak. Manfaat pajak dari hutang juga bisa diekspresikan dalam istilah perbedaan antara biaya hutang sebelum pajak dan sesudah pajak.
    b. Hutang bisa mendorong manajer untuk lebih disiplin dalam pilihan-pilihan investasi mereka. Salah satu cara untuk mengenalkan disiplin kedalam proses investasi adalah dengan memaksa perusahaan tersebut untuk meminjam uang, karena peminjaman menciptakan sebuah komitmen untuk membuat bunga dan pembayaran pokok. Selain itu pada perusahaan yang didalamnya ada pemisahan antara kepemilikan dan manajemen maka hutang mengendalikan perilaku oportunitis manajer untuk pengeluaran sesuai dengan kewenangannya (discretionary). Oleh karena itu dengan adanya hutang, nantinya manajer akan terfokus pada aktivitas yang diperlukan untuk memastikan bahwa pembayaran utang dapat dipenuhi.
    c. Hutang tidak memberikan pihak pemegang surat hutang (debtholder) hak suara, sehingga tidak terjadi pergeseran pengendalian perusahaan. Pemberi hutang tidak mempunyai kewenangan dalam memutuskan penentuan jajaran direksi perusahaan.

    Sedangkan jika perusahaan memilih equity sebagai sumber pendanaan mempunyai beberapa kelemahan yang diantaranya:
    a. penerbitan saham baru sering direspon negatif oleh pasar, sehingga mengakibatkan harga saham turun. Respon negatif muncul karena anggapan investor kepada manajemen bahwa perusahaan tidak mampu membayar bunga jika menggunakan hutang sebagai akibat dari kinerja yang kurang bagus. Hal ini sangat merugikan perusahaan ketika kondisi finansial yang sedang kurang bagus dan perusahaan membutuhkan suntikan dana segar. Investor menilai perusahaan belum tentu memberikan return yang diharapkan dengan kondisi finansial tersebut.
    b. Penerbitan saham dapat mengakibatkan pergeseran pengendalian. Ketika penerbitan saham baru tidak diikuti oleh pembelian secara proporsional dari pemegang saham mayoritas, maka hal ini dapat menyebabkan perubahan pengendali perusahaan. Perubahaan yang terjadi belum tentu dengan mudahnya diterima setiap orang yang bekerja di perusahaan tersebut. Hal ini dapat menimbulkan konflik internal yang berujung pada menurunnya performance perusahaan.
    c. Biaya pendanaan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan utang karena banyak melibatkan pihak lain, seperti penjamin emisi (underwriter), notaris dan lain-lain. Jika dilakukan perhitungan lebih lanjut biaya yang diperlukan akan lebih besar dibandingkan kita membayar bunga hutang dengan jumlah dana yang sama, ditambah lagi karena melibatkan banyak pihak maka perusahaan harus melalui proses yang cukup panjang.

    Asril Irsadi, ME 2015

    BalasHapus
  10. Menambahkan saja. Dalam prakteknya, selain faktor-faktor di atas,  ada faktor penting utama yang belum disinggung namun dalam menjalankan proyek sangat sering dipantau manajemen perusahaan penyedia jasa konstrukksi, yakni cash flow. Cashflow ini terkait dengan pembiayaan dan cenderung memanfaatkan porsi hutang daripada modal sendiri. Hal ini karena:

    1. Arus kas sifatnya dinamis, sehingga hampir tidak mungkin dipenuhi keseimbangannya untuk tetap positif jika hanya mengandalkan modal sendiri (equity capital). Penyedia jasa konstruksi cenderung mengambil langkah cepat untuk menjaga cashflow tetap di nilai positif, dan pembiayaan dengan hutang adalah langkah cepat untuk penyediaan modal, yang antara lain untuk menjaga cashflow.

    2. Dalam operasional perusahaan saat menjalankan suatu proyek, umumnya (hampir semua) perusahaan tidak menyediakan dana di awal sebesar perkiraan pengeluaran total proyek, namun perusahaan mengandalkan cashflow. Cadangan modal sendiri umumnya, dari info sharing beberapa perusahaan penyedia jasa konstruksi, hanya sekitar sebesar 10% dari nilai proyek. Melihat hal ini,  tentu saja perlu suntikan dana untuk modal dengan mempertimbangkan prediksi tingkat pengembalian,  sehingga di akhir proyek dan pengembalian,  cashflow perusahaan bernilai positif dan lebih besar dari nilai sebelum menjalankan proyek.

    Ayudha Nandi
    ME' 2015

    BalasHapus
  11. Rasio utang terhadap ekuitas yang rendah (katakanlah 0.1), menunjukkan bahwa perusahaan tidak sepenuhnya memanfaatkan sumber pembiayaan yang lebih murah (hutang). Sedangkan rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi (katakan 0.9), menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi risiko keuangan sangat tinggi.

    Perusahaan umumnya menjaga rasio hutang terhadap ekuitas di antara dua nilai ekstrem di atas. Tidak mungkin menyarankan rasio 'optimal' debt-to-equity yang bisa berlaku untuk setiap perusahaan.

    Faktor yang menentukan rasio debt-to-equity adalah :

    1. Tingkat stabilitas dan prediktabilitas lingkungan bisnis:
    Rasio debt to equity rendah sesuai bagi perusahaan yang beroperasi di lingkungan bisnis yang tak terduga karena mereka tidak mampu memenuhi komitmen dalam kasus kemunduran ekonomi
    2. Ketersediaan aset sebagai jaminan bagi pemberi pinjaman
    Ketersediaan aset untuk penggunaan jangka panjang dan tidak terpengaruh fluktuasi drastis dalam kondisi normal (misalnya bangunan) meningkatkan rasio utang terhadap ekuitas karena menawarkan keamanan bagi pemberi pinjaman.
    Sebaliknya, sebagian besar aset jangka pendek (misalnya stok barang) atau yang rentan terhadap valuasi (misalnya aset tidak berwujud), menurunkan rasio utang terhadap ekuitas karena aset tersebut menawarkan keamanan yang lebih rendah bagi pemberi pinjaman
    3. Batasan peraturan dan kontrak
    Regulatory dan kewajiban kontrak harus dipertimbangkan dalam menentukan rasio hutang.

    Dwi laksmana (ME 2015)

    BalasHapus

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajemenenergi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.