.

Rabu, 02 Oktober 2013

03. Method of ECONOMIC ANALYSIS

Seri Ekonomi Pembangkitan

oleh: Kelompok 3
Arif Budiman, Dedy Rachmansyah, Indrawan Nugrahanto, Elif Doka Marliska


Analisis keekonomian yang akurat sangat diperlukan pada pemilihan alternatif pembangkitan tenaga listrik. Ini termasuk menilai risiko dari berbagai sumber risiko sehingga pengambilan keputusan nantinya dapat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Artikel ini akan menjelaskan aplikasi metode-metode perhitungan yang telah didapatkan pada bab sebelumnya pada analisis keekonomian pembangkit dan ekonomi teknik. Foto: Trafo Distribusi koleksi Arif Budiman.

Pendahuluan

Tidak ada solusi tunggal untuk menyelesaikan permasalahan teknik sehingga sejumlah alternatif dapat dibangun untuk sebuah tujuan. Dalam pembangkitan tenaga listrik, masing-masing alternatif pembangkitan dapat memiliki nilai investasi dan biaya produksi tahunan atau pengeluaran yang berbeda antara satu alternatif dengan yang lain untuk nilai keekonomian yang sama maupun nilai keekonomian yang berbeda.

Periode yang harus dipertimbangkan untuk suatu pembangkit relatif lama yakni berkisar 15 sampai 20 tahun. Mengingat rentang waktu yang panjang ini dapat disebutkan bahwa investasi ini memiliki tingkat risiko yang tinggi.

Selain Total System Cost ada prinsip Direct Unit Comparasion yang dapat digunakan dalam perbandingan alternatif pembangkit. Dengan prinsip ini perbandingan dilakukan tanpa memasukkan unsur operasi atau biaya-biaya lain pada sistem pembangkitan. Ini lebih mudah namun ada ketentuan syarat dan kondisi yang harus dipenuhi sebagai berikut ini.
  1. Total biaya produksi dan pertambahannya dari masing-masing alternatif harus sebanding dengan keluaran energi listrik yang diharapkan sesuai keekonomiannya
  2. Availability alternatif-alternatif tersebut relatif sebanding, sehingga keluaran energi (listrik) juga relatif sebanding.
  3. Kehandalan (reliability), sebagaimana di ukur dari tingkat pemadaman dan seberapa besar unit (power plant) tersebut, haruslah juga sebanding sehingga tingkat pendapatan yang diinginkan (revenue requirement) juga sebanding.

Dengan kata lain, Direct Unit Analysis tidak dapat dilakukan pada alternatif-alternatif pembangkit dengan rating (size) yang berbeda, kehandalan (reliability) berbeda atau bahkan biaya bahan bakar atau faktor eskalasinya berbeda. Pada kasus-kasus seperti ini Total System Cost Analysis harus digunakan.

Pada analisis keekonomian pembangkit ada beberapa metode yang digunakan. Metode-metode tersebut memiliki cara perhitungan dan pendekatan yang berbeda satu dengan yang lain.

Metode Revenue Requirement

Perhitungan ini menggunakan Fixed Charge Rate (FCR) yang merupakan fraksi tahunan yang apabila dihubungkan dengan nilai investasi pembangkit akan memberikan persyaratan pendapatan minimum tahunan yang diperlukan untuk tingkat pengembalian (return) tertentu atau yang diinginkan. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada perhitungan ini adalah sistem pembukuan yang disepakati, misalnya “flow-through”. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah metode depresiasi yang digunakan, seperti Sum-of-Years Digits (SYD), Declining Balance (DB), dan lain sebagainya.

Metode Revenue Requirement ini telah dijelaskan pada artikel Revenue Requirements seri Ekonomi Pembangkitan Tenaga Listrik.

Metode Discounted Cash Flow (DCF)

Discounted Cash Flow atau sering disingkat DCF adalah salah satu metode untuk menghitung prospek pertumbuhan suatu investasi dalam beberapa waktu ke depan. 

Cara ini merupakan kebalikan dari metode Revenue Requirement, yakni dengan mengestimasikan penerimaan kemudian menghitung tingkat pengembaliannya (return). 

Alternatif yang dipilih berdasarkan alternatif dengan return tertinggi. Apabila tidak ada perbedaan revenue, maka reduksi biaya (cost saving) dapat dianggap sebagai sumber revenue.

Metode Lainnya

Ada beberapa metode dan istilah lain yang juga digunakan dalam menganalisis keekonomian pembangkit tenaga listrik, seperti Net Present Worth dan Payout atau Payback Period.

Metode Net Present Worth memiliki kemiripan dengan perhitungan yang dilakukan dengan metode DCF yang dijelaskan di atas, namun keseluruhan aliran kas bersih (net cash-flow) ditarik ke muka (present) dan dilakukan perhitungan Present Worth dengan rate of return (ROR) tertentu. Pemilihan alternatif didasarkan pada alternatif dengan PW terbesar.

Metode Payout atau perhitungan payback period merupakan suatu metode untuk menghitung berapa lama suatu investasi akan kembali. Dengan kata lain hasil metode ini adalah periode (dalam satuan waktu, biasanya tahun) yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (cash-flow). Metode ini digunakan pada investasi pembangkit untuk mengetahui pada tahun ke berapa investasi tersebut akan kembali. Karena mengabaikan konsep time-value of money, metode ini tidak dijadikan acuan utama untuk analisis ekonomi dan pengambilan keputusan.

Metode-metode lain ini dijelaskan pada artikel Application of Time-Money Relationship seri Ekonomi Teknik.

Penutup

Pemilihan antara ketiga metode tersebut (Revenue Requirement, DCF, dan Net Present Worth) lebih didasarkan pada praktek di lapangan, kemudahan perhitungan dan validitas keekonomian. Kompleksitas perhitungan pun saat ini dapat diatasi dengan menggunakan program komputer (i.e. spreadsheet). Namun demikian, kesemuanya, apabila diterapkan secara konsisten, akan memberikan pengambilan keputusan yang benar.

Pada analisis pembangkitan, Revenue Requirement seringkali digunakan dikarenakan metode ini memiliki keterkaitan dengan prosedur regulasinya dan besarnya pendapatan untuk penentuan tarif listrik.

+++
Sumber: 
Marsh, W. D., Electric Utility Power Generation Economics, Clarendon Press – Oxford, University Press, NY

Diskusi : 

  1. Selain pada masa perencanaan, apakah metode analisis keekonomian pembangkit dapat dilakukan juga pada masa pengendalian / pengawasan. Jelaskan alasannya. 
  2. Mengapa sistem pembukuan berikut sistem tax harus diketahui atau disepakati terlebih dahulu sebelum melakukan analisis ekonomi suatu pembangkit ? 
  3. Setiap industri menginginkan penerimaan (revenue) yang sebesar-besarnya dari penjualan produknya. Namun lain halnya dengan perusahaan listrik publik. Mengapa demikian ? 

Studi Kasus :

Untuk lebih jelas memahami metode di atas, mari kita aplikasikan pada studi kasus berikut.

Suatu pembangkit akan di buat di suatu daerah dengan dua buah alternatif sebagai berikut:

Alternatif A
Alternatif B
Investasi awal
$ 750,000
$ 655,000
Lifetime (dalam tahun)
7
7
Annual Operating Costs:


  Tahun 1
$ 70,000
$ 75,000
  Tahun 2
$ 60,000
$ 75,000
  Tahun 3
$ 50,000
$ 75,000
  Tahun 4
$ 35,000
$ 75,000
  Tahun 5
$ 20,000
$ 75,000
  Tahun 6
$ 15,000
$ 75,000
  Tahun 7
$ 10,000
$ 75,000

                                                                                       
Nilai Buku
7 tahun
Minimum Acceptable Return (MAR)
11 %
Debt Ratio
0.5
Debt Interest Rate
9 %
Book Depreciation Life
7
Book Depreciation Method
SL
Tax Depretiation Life
4
Tax Depretiation Method
SYD
Investment Tax Credit
5 %
Metode Pembukuan Tax
Flow Through
Income Tax Rate
60 %
Ad Valorem Tax Rate
5 %

Pertanyaan

  1. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan menggunakan metode Revenue RequirementFixed Charge Rate, apabila discount rate = MARR ! Apa yang dapat disimpulkan ? 
  2. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan menggunakan metode Revenue RequirementFixed Charge Rate, apabila discount rate mempertimbangkan internal return rate (i-tbB) ! Apa yang dapat disimpulkan ? 
  3. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan mempertimbangkan Discounted Cash Flow Rate (DCFR) ! Apa yang dapat disimpulkan ? 
  4. Dengan perhitungan payback period, pada tahun ke-berapa investasi tersebut akan kembali ? 
  5. Apa yang dapat ditarik kesimpulan dari beberapa perhitungan 1 s/d 4 yang berlainan di atas ?

Artikel Terkait

5 komentar:

  1. 1. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan menggunakan metode Revenue Requirement – Fixed Charge Rate, apabila discount rate = MARR ! Apa yang dapat disimpulkan ?

    BalasHapus
  2. 2. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan menggunakan metode Revenue Requirement – Fixed Charge Rate, apabila discount rate mempertimbangkan internal return rate (i-tbB) ! Apa yang dapat disimpulkan ?

    BalasHapus
  3. 3. Bandingkan kedua alternatif tersebut dengan mempertimbangkan Discounted Cash Flow Rate (DCFR) ! Apa yang dapat disimpulkan ?

    BalasHapus
  4. 4. Dengan perhitungan payback period, pada tahun ke-berapa investasi tersebut akan kembali ?

    BalasHapus
  5. 5. Apa yang dapat ditarik kesimpulan dari beberapa perhitungan 1 s/d 4 yang berlainan di atas ?

    BalasHapus

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajemenenergi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.