.

Rabu, 06 Maret 2013

Studi Kasus #1: Eksternal dan Internal TREND di KETENAGALISTRIKAN Indonesia


oleh: Fajardhani

Trend menunjukkan pola perubahan secara bertahap atas situasi, output, atau proses, atau kecenderungan yang dibentuk dari serangkaian titik data yang bergerak dalam arah tertentu dari waktu ke waktu

Trend biasa dipresentasikan dalam bentuk grafik garis atau kurva terhadap waktu.

Definisi dari sumber lain dapat ditemukan dalam BusinessDictionary ini.

Trend dibangun untuk tujuan analisis, antara lain membuat perkiraan tentang kejadian di masa depan ataupun masa lalu.

Jika kemudian disandingkan dengan data kinerja maka dapat diperoleh pemahaman tentang apa yang telah dikerjakan hingga saat ini. Dan apabila tetap dilanjutkan akan bagaimana hasilnya.

Apabila dilakukan dengan baik, ini tentu bisa memberikan berbagai ide tentang bagaimana kita bisa mengubah sesuatu agar apa yang dikerjakan menuju ke arah yang benar.

Intinya analisis ini bisa digunakan untuk menemukan hal positif yang perlu dipertahankan, hal negatif yang perlu segera diperbaiki, dan memberikan bukti (evidence) kepada pengambil keputusan dan lingkungannya.

Mari kita temukan:
  1. Sepuluh trend eksternal yang berpengaruh terhadap industri Tenaga Listrik dalam 10 tahun terakhir disertai dengan sumber informasinya.
  2. Selusin trend internal yang menurut Anda penting untuk diperhatikan dalam 10 tahun terakhir dari 3 pemain besar yang menguasai pasar di industri Anda berikut sumber informasinya.
                                                                                               
Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

9 komentar:

  1. Dear Pak Fajardhani dan Rekan Manajemen Energi,

    Berikut adalah list trend di industri Energi berdasarkan hasil diskusi kita bersama :)

    No Trend Internal di Industri Energi
    1. Jenis energi primer
    2. Demand
    3. Harga energi
    4. Pemain
    5. Kwh/capita
    6. Revenue
    7. Cost
    8. Tariff
    9. Investasi
    10. Rasio elektrifikasi
    11. Kemampuan kilang minyak
    12. Export import energi


    No Trend Eksternal di Industri Energi
    1. Harga minyak mentah dunia
    2. Pertumbuhan industri
    3. Pertumbuhan jalan
    4. Pertumbuhan pembangunan komersial
    5. Pertumbuhan jumlah kendaraan
    6. Pertumbuhan mass transportation
    7. Demografi Indonesia
    8. GDP Indonesia
    9. Tingkat inflasi Indonesia
    10. Perubahan iklim

    Mohon komentar rekan semua mengenai trend tsb di atas berupa data dalam 10 tahun terakhir serta analisisnya.
    Terima kasih.

    Dewi Asri

    BalasHapus
  2. Tingkat Inflasi Indonesia berdasarkan data BPS dalam 10 tahun terakhir.

    2012 : 4.30%
    2011 : 3.79%
    2010 : 6.96%
    2009 : 2.78%
    2008 : 11.06%
    2007 : 6.59%
    2006 : 6.6%
    2005 : 17.11%
    2004 : 6.4%
    2003 : 5.06%

    Terlihat dari data 10 tahun terakhir ini, trend inflasi terus membaik.

    BalasHapus
  3. Disusun oleh : Tim III

    Rinaldy Resinanda (MT)
    Renni Ekaputri (MT)
    Errie(ME)
    Harun (ME)

    I. INFLASI

    Inflasi adalah merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengendalian inflasi penting untuk dilakukan karena didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

    Dampak negatif inflasi salah satunya adalah:
    a.Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan nyata masyarakat akan turun sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang terutama orang miskin akan bertambah miskin.
    b.Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
    c.Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.

    [IMG]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-laju-inflasi_zps86325bee.jpg[/IMG]

    [im]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-laju-inflasi_zps86325bee.jpg[/im]

    [IMG]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-harga-crudeoil_zps4b85c514.jpg[/IMG]

    [im]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-harga-crudeoil_zps4b85c514.jpg[/im]

    [IMG]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-ujikorelasi_zpse16a1551.jpg[/IMG]

    [im]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-ujikorelasi_zpse16a1551.jpg[/im]

    [IMG]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-analisis-regresi_zpsd7249e6a.jpg[/IMG]

    [im]http://i1285.photobucket.com/albums/a591/renniekaputri1982/energi-analisis-regresi_zpsd7249e6a.jpg[/im]

    Dari table-tabel diatas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan:
    a.Dari uji korelasi diatas Sig.(2-tailed) memperlihatkan 0.858 > 0.05, maka tidak terdapat hubungan korelasi yang cukup signifikan antara harga crude oil dengan factor inflasi. Walau keduanya tidak mempunyai korelasi yang cukup signifikan, namun perlu diwaspadai sebab perekonomian Indonesia dan dunia masih bergantung pada energi dan mineral. Contoh saja minyak mentah yang merupakan sumber energi yang membutuhkan waktu sangat lama untuk memperbaharuinya. Harga crude oil juga mendorong terjadinya cost-push inflation. Sehingga dibutuhkan kebijakan yang mampu merespon lebih cepat oleh sector riil.
    b.Angka R square atau koefisien determinasi 0.009 artinya 0.9% dari variasi harga crude oil bisa dijelaskan oleh variable inflasi. Sedangkan sisanya, 99.1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

    Sumber :
    -www.esdm.go.id (diolah)

    BalasHapus
  4. Gross Domestic Product (GDP)

    Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

    Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

    PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Rumus umum untuk PDB adalah:

    PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor - impor)

    Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.

    Hipotesa : Semakin tinggi GDP sebuah negara semakin tinggi tingkat konsumsi energinya.

    [im]http://i1353.photobucket.com/albums/q672/Doni_Kurniawan/Slide05_zps75dd6b76.jpg[/im]

    GDP Indonesia dari Tahun 2000 sampai 2009 menunjukkan trend yang meningkat.

    Permasalahan yang timbul terkait dengan peningkatan GDP adalah peningkatan kebutuhan energi final Indonesia yang akan semakin naik, sejalan dengan aktivitas produksi industri dam mobilitas masyarakat akibat pertumbuhan penduduk dan ekonomi.

    Trend pertumbuhan GDP lebih besar dibanding pertumbuhan kebutuhan energi. Hal ini mungkin disebabkan oleh semakin efisiennya penggunaan energi dalam aktivitas industri atau pemakaian energi di masyarakat.

    BalasHapus
  5. Tarif Listrik, BPP dan Subsidi

    Subsidi listrik adalah selisih antara (“Biaya Pokok Penyediaan+Margin”) dengan (“Harga Jual”) dikalikan dengan Volume Penjualan.

    Atau:

    Subsidi= (Biaya – Harga) x (Volume kWh Terjual). Dengan demikian, naiknya subsidi listrik dapat saja karena:

    • naiknya Biaya Pokok Penyediaan (BPP), dan atau
    • meningkatnya volume penjualan.

    Biaya Pokok Penjualan (BPP) sangat dipengaruhi oleh nilai tukar dollar Amerika terhadap Rupiah, dan harga untuk energi primer terutama harga batubara, gas, dan BBM. Sedangkan harga jual sangat dipengaruhi oleh tarif tenaga listrik yang ditetapkan Pemerintah. Sebagai gambaran, besarnya BPP dan harga jual tahun 2010 hasil audit BPK adalah:
    • BPP Rp 1.089/kWh,
    • Harga Jual Rp 693/kWh.

    Dengan demikian, untuk setiap kWh yang dikonsumsi konsumen, Pemerintah memberikan subsidi listrik Rp (1.089 – 693)/kWh= Rp 396/kWh.

    [im]http://i1353.photobucket.com/albums/q672/Doni_Kurniawan/Slide08_zps31a1bad6.jpg[/im]

    [im]http://i1353.photobucket.com/albums/q672/Doni_Kurniawan/Slide09_zps0d838f15.jpg[/im]

    [im]http://i1353.photobucket.com/albums/q672/Doni_Kurniawan/Slide10_zps09be567a.jpg[/im]

    Tarif listrik sangat dipengaruhi oleh Biaya Pokok Penyediaan (BPP+margin) dan besaran subsidi. Dengan demikian, untuk menekan besaran tarif listrik, dapat dicapai dengan dua cara:
    1. Menekan BPP, dan atau
    2. Menaikkan subsidi.

    Menekan BPP berarti menekan biaya-biaya, seperti biaya bahan bakar, biaya pemeliharaan, biaya kepegawaian, dll. Penekanan biaya bahan bakar terutama dengan mengendalikan harga energy primer, meningkatkan efisiensi produksi, memperbaiki efisiensi penyaluran (susut energy), memperbaiki fuel mix sehingga semakin banyak menggunakan energy yang harganya relative lebih murah.

    Menaikkan Subsidi, yang tentu saja dapat mempengaruhi beban APBN Nasional.

    BalasHapus
  6. TREN HARGA MINYAK DUNIA
    oleh Kel. 6
    - Adi Kurnia
    - Arif Kapa
    - Elok S.A.
    - Yoga Mahendra

    Berikut adalah data historis harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan harga minyak mentah dunia mengacu pada WTI.

    [im]http://s16.postimg.org/44ygllat1/icpwti.png[/im]


    WTI source: http://www.imf.org/external/np/res/commod/External_Data.csv
    ICP source: ESDM

    Mengapa terjadi perbedaan harga minyak Indonesia dengan internasional? Ternyata karena harga minyak Indonesia ditetapkan berdasarkan harga minyak Brent, bukan WTI (West Texas Intermediate). WTI dan Brent adalah dua dari beberapa standar minyak dunia. Pada tahun-tahun dimana harga kita sama dengan WTI, ternyata harga Brent juga sedang sama dengan WTI. Pada Maret 2011, harga minyak brent pada kisaran US$ 113,9 per barel. Pada periode yang sama, harga ICP juga berada pada posisi US$ 113 per barel. Sedangkan harga minyak WTI berada pada level US$ 102,9 per barel.

    Minyak merupakan komoditas yang sangat peka terhadap situasi politik. Berikut ini adalah grafik dan uraian mengenai peristiwa-peristiwa yang mendrive pergerakan harga minyak.

    [im]http://s10.postimg.org/p9i022h61/harga_minyak_dan_penyebab.jpg[/im]

    Tahun 2005 bisa dibilang merupakan tahun dimana siklus industri global cukup mengalami kegairahan dimana negara-negara industri maupun negara-negara berkembang yang memfokuskan

    Tren positif yang terjadi di tahun 2005 berlanjut hingga medio tahun 2006 dimana bumbu-bumbu dari faktor ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah turut mempengaruhi. Penolakan pemeriksaan teknologi nuklir oleh Iran kepada Dewan Keamanan PBB membuat harga minyak sempat menyentuh ke posisi 75 dollar per barel.
    Namun di penghujung tahun 2006, pegerakan harga minyak mentah justru mengalami kemerosotan akibat adanya pengalihan permintaan minyak mentah dari negara-negara wilayah Timur Tengah ke negara-negara produsen alternatif seperti Nigeria, Rusia, Venezuela dan juga Ekuador. Masih tingginya tensi ketegangan antara Iran dengan PBB memunculkan sebuah kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak dari negara-negara di kawasan tersebut

    Tingginya permintaan masih menjadi faktor utama melambungnya harga minyak dunia. Kondisi yang sama masih mirip dengan apa yang terjadi pada tahun 2005 dimana negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seperti China, India dan Brasil masih menjadi alasan mengapa harga minyak mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

    2008 Krisis Global Datang, Minyak Ambruk

    Akibat dari hal tersebut, harga minyak mentah jatuh ke level terendah di bulan Desember 2009 di posisi 37,19 dollar per barel. Turunnya sektor industri dunia dan juga permintaan minyak membuat adanya penyesuaian yang dilakukan oleh para produsen termasuk OPEC yang melakukan kebijakan pemotongan produksi menjadi 2,2 juta per barel dalam sehari. Kebijakan ini bertujuan untuk mengangkat kembali harga minyak guna mencapai kisaran level ekuilibrium antara 60-70 dollar per barel.

    2010; intervensi OPEC, harga naik

    untuk analisa lebih lanjut silakan klik disini.

    BalasHapus
  7. Yth Pak Fajar, mohon diupload yang ini, karena link gambar tadi salah.

    TREN PRODUKSI LISTRIK PLN PER JENIS ENERGI PRIMER
    oleh Kel. 6
    - Adi Kurnia
    - Arif Kapa
    - Elok S.A.
    - Yoga Mahendra

    Untuk melihat Gambar, silakan klik disini.

    Berdasarkan tren pemakaian energi primer untuk pembangkitan listrik, terlihat bahwa porsi pemakaian batubara cenderung naik, gas cenderung konstan dan minyak naik. Hal ini harus diantisipasi, mengingat persaingan pemakaian yang semakin ketat. Dalam mendapatkan energi, PLN tidak hanya bersaing dengan perusahaan listrik swasta tapi juga dengan perusahaan regional. Persaingan untuk mendapat energi primer itu bukan cuma dengan perusahaan listrik swasta, tapi juga dengan perusahaan listrik regional seperti China dan Thailand. Selain memiliki batu baranya sendiri, harga gas perusahaan listrik negara di Thailand juga disubsidi oleh pemerintah. Sehingga, mereka bisa memperoleh Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik yang lebih murah dibandingkan dengan PLN.

    Tren di beberapa negara menunjukkan, perusahaan listriknya sudah terintegrasi juga sebagai perusahaan energi. Ke depan, seharusnya PLN sudah seharusnya menjadi perusahaan energi yang terintegrasi seperti ini. Dalam pemenuhan kebutuhan batu bara untuk bahan bakar pembangkit, PLN disarankan memiliki perusahaan batu baranya sendiri. PLN diniliai tidak bisa terus-menerus bergantung pada pihak ketiga. Penyediaan batu bara oleh pihak ketiga dinilai kurang fair karena; kontrak bisa direnegosiasi, harganya harus berpatokan dengan harga internasional, namun ketika harga turun supplier minta dibantu. Porsi BBM dalam bauran energi primer PLN yang masih 29,3% di tahun 2011, berdasarkan data terbaru sudah turun cukup banyak menjadi 17% di tahun 2012 bersamaan dengan masuknya pembangkit batubara baru. Pembangkit BBM harus terus dikurangi agar BPP tidak terlalu rentan dengan harga energi mengingat tren harga energi ke depan akan terus meningkat, terutama jika ekonomi dunia pulih maka harga minyak akan cenderung naik. Tren kenaikan harga energi juga harus dipahami masyarakat. Masyarakat harus lebih realistik ke depan kita tidak bisa lagi mengharapkan harga energi itu murah, kecuali terjadi terobosan yang luar biasa yang belum terpikir/teraih saat ini.

    BalasHapus
  8. Peningkatan ekonomi Indonesia telah mendorong pertumbuhan demand energy listrik. namun Bisnis Kelistrikan di Indonesia merupakan ‘anomali” dari bisnis monopoli dan pertumbuhan kebutuhan kelistrikan di Indonesia. Tarif Listrik yang ditetapkan Pemerintah belum mencerminkan nilai keekonomian, sehingga muncul mekanisme subsidi dari selisih Biaya Pokok Produksi dan Tarif Listrik yang ditetapkan Pemerintah. selain itu Cost of Fund PT PLN besar akibat komposisi pendanaan investasi didominasi dari Hutang. mengakibatkan PLN sebagai perusahaan utility menjadi sulit untuk berkembang.

    [ i m ] https://docs.google.com/file/d/0B8GQnsDqDH1deDF5bkxnNnlBRUU/edit [ / i m ]

    Walaupun sampai saat ini pembangkit PLN masih dominan dalam mensupply kebutuhan listrik di Indonesia namun market share nya dari tahun ketahun terus tergerus oleh IPP (Listrik swasta).

    i m ] https://docs.google.com/file/d/0B8GQnsDqDH1delh1eHUxS2hjUEE/edit [ / i m ]

    Apa yang sebenarnya terjadi dengan PLN sebagai perusahaan Utility di Indonesia ?
    Sumber data : Annual Report PT. Indonesia Power

    Alex Fernandes - ME 14




    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tertarik dengan komentar pa alex, suatu anomali dari usaha kelistrikan kita yang saat ini demand energinya semakin tinggi tetapi investasi yang dilakukan saat ini hampir keseluruhannya dibiayai oleh hutang. Lalu kemanakah keuntungan yang didapat ? Apakah karena harga jual lustriknya terlalu rendah ? Atau justru ada keuntungan yg tertahan ?

      Hapus

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajemenenergi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.