.

Sabtu, 09 Maret 2013

04. Penilaian INTERNAL

Seri Konsep Manajemen Strategis
oleh: Tim VIII

(artikel sejenis baca disini)

Apabila sebuah perusahaan sudah memiliki kompetensi khusus atau distinctive competencies, maka kemampuan perusahaan tersebut tidak mudah ditandingi atau ditiru oleh competitor. Untuk mencapai itu maka sebuah perusahaan harus membuat strategi dalam menilai kekuatan strength dan kelemahan weakness internal.

Kelemahan dapat diminimalisir atau diubah menjadi sebuah kemampuan yang dapat menjadi kompetensi khusus dari perusahaan.

Dikarenakan kondisi eksternal perusahaan bersifat dinamis dan tidak dapat diatur oleh internal, maka semua elemen dari perusahaan (top level hingga bottom level) harus diikut sertakan dalam penilaian internal.

Tujuannya adalah agar semua informasi yang sebenarnya tentang kemampuan dan kelemahan perusahaan akan terungkap.

Dalam penilaian internal, perushaan harus mengumpulan dan memadukan informasi dari enam aspek yang ada. Berikut adalah enam aspek nya

1. Manajemen
Menurut Stoner manajemen sebagai suatu proses yang terdiri dari perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengendalian (controlling) atau disingkat dengan POAC.

2. Pemasaran
Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefenisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran pokok:
  1. Analisis konsumen 
  2. Penjualan produk/jasa. 
  3. Perencanaan Produk dan Jasa 
  4. Penetapan Harga 
  5. Distribusi 
  6. Riset Pemasaran 
  7. Analisis Peluang 
Memahami fungsi - fungsi ini membantu para penyusun strategi mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.

3. Keuangan dan Akutansi

Fungsi Keuangan:

Menurut James Van Horne, fungsi keuangan/akutansi terdiri atas tiga keputusan:
  1. Keputusan investasi: Alokasi dan realokasi modal dan sumber daya untuk berbagai proyek, produk, aset dan divisi sebuah organisasi. 
  2. Keputusan pembiayaan: Menentukan struktur modal terbaik untuk perusahaan dan meliputi usaha mencermati beragam metode yang bisa digunakan perusahaan untuk mengumpulkan modal (sebagai contoh, dengan mengeluarkan saham, menambah utang, menjual aset, atau menggunakan gabungan dari cara - cara tersebut). 
  3. Keputusan dividen: Memperhatikan isu-isu seperti presentase laba yang dibayarkan dari waktu ke waktu, dan pembelian kembali atau penerbitan saham. 
Akuntansi:

Empat sumber utama rasio keuangan rata - rata industri adalah:
1. Industry Norms and Key Business Ratio
2. Annual Statement Studies
3. Almanac of Business & Industrial Financial Ratios
4. US Fedeeral Trade Commission Reports

Rasio-rasio keuangan utama dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berikut:
  1. Rasio Likuiditas: Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo. 
  2. Rasio Pengungkit: Mengukur sejauh mana sebuah perusahaan didanai oleh utang. 
  3. Rasio Aktivitas; Mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan menggunakan sumber dayanya. 
  4. Rasio Profitabilitas: Mengukur keefektifan manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan oleh pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. 
  5. Rasio Pertumbuhan: Mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan industri. 
Analisa rasio keuangan harus melampaui kalkulasi dan interpretasi aktual atas rasio. Analisa tersebut dilakukan dalam tiga hal:
  1. Bagaimana setiap rasio berubah dari wajtu ke waktu? 
  2. Bagiamana setiap rasio bila dibandingkan dengan norma industri? 
  3. Bagaimana setiap rasio bila dibandingkan dengan para pesaing utama? 
Penting untuk menyadari bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak tergantung hanya pada fungsi - fungsi keuangan, tetapi juga pada banyak faktor lain:
  1. Keputusan manajemen, pemasaran, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. 
  2. Tindakan yang diambil pesaing, pemasok, distributor, kreditor, konsumen dan pemegang saham. 
  3. Tren ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, hukum dan teknologi. 
4. Produksi / Operasi 
Fungsi produksi/operasi suatu bisnis mencakup semua aktifitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Fungsi - fungsi dasar Manajemen Produksi:
  1. Proses: Keputusan proses berkaitan dengan rancangan sistem produksi fisik. 
  2. Kapasitas: Keputusan kapasitas berkaitan dengan penentuan tingkat output optimal bagi organisasi - tidak terlalu banyak dan juga tidak terlampau sedikit. 
  3. Persediaan: Keputusan persediaan menyangkut pengelolaan tingkat bahan mentah, proses pengerjaan, dan barabg jadi. 
  4. Angkatan Kerja: Keputusan angkatan kerja berkaitan dengan pengelolaan tenaga kerja terampil, tidak terampil, klerikal, dan manajerial. 
  5. Kualitas: Keputusan kualitas bertujuan untuk memastikan bahwa barang dan jasa berkualitas tinggilah yang di produksi. 
5. Penelitan dan pengembangan (Litbang)
Area operasi internal kelima yang harus dicermati kekuatan dan kelemahannya adalah penelitian dan pengembangan.

Litbang Internal dan Eksternal
Litbang dalam organisasi memiliki dua bentuk dasar:
  1. Litbang Internal, dimana sebuah organisasi menjalankan departemen litbangnya sendiri 
  2. Litbang Eksternal, dimana perusahaan merekrut para peneliti independen atau lembaga independen untuk mengembangkan produk - produk tertentu. 
Distribusi biaya diantara aktivitas - aktivitas litbang berbeda dari satu perusahaan dan industri ke perusahaan dan industri yang lain, tetapi total biaya litbang umumnya tidak lebih besar daripada biasaya produksi dan pemasaran. 

Empat pendekatan untuk menentukan alokasi anggaran litbang yang lazim digunakan adalah:
  1. Pembiayaan sebanyak mungkin proposal proyek. 
  2. Penggunaan metode presentase penjualan 
  3. Penganggaran yang kurang lebih sama dengan yang dikeluarkan pesaing untuk litbang. 
  4. Penentuan berapa banyak produk baru yang berhasil yang dibutuhkan untuk memperkirakan investasi litbang yang diperlukan. 
6. Sistem Informasi Manajemen Perusahaan
Informasi merupakan titik awal dalam penilaian internal. Maka bagi perusahaan yang memiliki informasi yang dikelola secara efektif, dapat lebih mudah dalam menilai kekuatan dan kelemahan dalam internalnya. Untuk itu diperlukanya sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM) di perusahaan, yang bertukuan untuk meningkatkan kerja bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.

SIM menggunakan data mentah yang diambil dari hasil evaluasi internal & eksternal yang dihasilkan oleh setiap bidang (keuangan, pemasaran, produksi, teknologi, dll). Hasil yang dikeluarkan oleh SIM adalah informasi yang sudah mengintegrasikan data-data dari berbagai bidang, adapun bentuknya dalam tabel, grafik, dll.

-------------------------------------------------------------------------
Tujuan akhir dari penilaian internal adalah membantu pembuat keputusan (top management) untuk menentukan strategi dan langkah apa yang harus diambil, demi tercapainya tujuan / visi misi dari perusahaan.


Sumber: 
Fred R. Penilaian Eksternal, Penerbit Salemba Empat, 2009. 

Artikel Terkait

56 komentar:

  1. Boleh tanya berkait dengan point 3. Keuangan dan Akuntansi, khusus untuk Rasio-rasio utama keuangan, utamanya Rasio Pengungkit, yakni untuk mengukur sejauh mana perusahaan didanai oleh hutang. Pertanyaannya, bagaimana sebuah perusahaan menggunakan hutang untuk meningkatkan aset perusahaan, dimana dengan bertambahnya aset akan bisa meningkatkan penjualan atau pendapatan? Sampai sejauh mana (berapa prosen)sebuah perusahaan mengambil keputusan menyangkut pembiayaan dengan mempergunakan faktor hutang didalam struktur permodalannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Para pemilik perusahaan biasanya menciptakan hutang pada tingkat tertentu untuk menaikkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan, hutang mempunyai dua keuntungan. Pertama, pemegang hutang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap. Kedua, bunga yang dibayarkan dapat mengurangi beban pajak sehingga menurunkan efektif dari hutang. Kelemahan hutang yaitu bila semakin tinggi rasio hutang (debt ratio), semakin tinggi pula resiko perusahaan sehingga suku bunga makin tinggi. Apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutupi beban bunga maka pemegang saham harus dapat menutup kekurangan tersebut, dan jika perusahaan tidak sanggup maka perusahaan akan bangkrut. Hutang dapat menghambat perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham berpikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya. Teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan dengan hutang. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan hutang adalah bunga atas hutang dapat mengurangi pendapatan kena pajak. Mengingat hutang adalah instrumen yang sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham karena penggunaan hutang diharapkan mampu menambah tingkat pengembalian perusahaan sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan harga perusahaan tersebut melalui pemenuhan modal yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan operasional. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan bahkan mampu berkembang menjadi lebih besar.

      Hapus
    2. Menambahkan apa yang telah disampaikan pak Bloko. Hutang juga bisa digunakan untuk mendisiplinkan para manager.
      Coba pelajari tentang Agency Theory. Teori ini applicable dan biasanya dihubungkan dengan incentives.

      Hapus
    3. Sedikit share tentang teori keagenan ...

      Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Teori agency menurut Handono Mardiyanto (2009:263) ketidakselarasan kepentingan antara pemilik perusahaan dan kreditor.
      Teori agensi (Home 1995 dalam Hasa Nurrohim Kp, 2008) adalah suatu teori yang menjelaskan adanya pertentangan posisi antara manajemen (sebagai agen) dengan pemegang saham (sebagai pemilik).
      Para pemegang saham berharap agar agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilainya, sekaligus memberikan keuntungan kepada pemegang saham. Untuk melakukan fungsinya dengan baik, maka manajemen harus diberikan insentif yang memadai, dan juga sekaligus pengawasan yang baik. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya, biaya ini disebut dengan biaya agensi. Biaya yang timbul pasti merupakan tanggungan pemegang saham.

      Hapus
    4. Menambahakan mengenai teori agensi…

      Bila dilihat dari tujuan teori agensi, ada dua tujuan yang terkait. Yang pertama adalah, untuk meningkatkan kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil (The belief revision role).
      Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The performance evaluation role).
      Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua (Eisenhardt,1989), yaitu positive agency research dan principal agent research. Positve agent research memfokuskan pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self serving agen. Secara ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan antara pemilik (stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan principal danagent. Principal-agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee.
      Agency theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun agen merupakan pelaku utama dan keduanya mempunyai bargaining position masing-masing dalam menempatkan posisi, peran dan kedudukannya serta mempunyai kepentingan masing-masing.

      Hapus
    5. Semangat pagi rekan-rekan,

      Teori agensi adalah teori yang menerangkan hubungan antara prinsipal (shareholder, pemberi pinjaman) dan agen (direktur, manajer perusahaan). Dalam hubungan antara keduanya prinsipal mendelegasikan atau menugaskan agen untuk melakukan sebuah usaha atau pekerjaan. Teori ini bertujuan untuk menyelesaikan 2 buah permasalahan yang umum terjadi pada hubungan tersebut, yaitu :
      1. Tujuan antara prinsipal dan agen tidak sama.
      2. Prinsipal dan agen memiliki toleransi atau standar yang berbeda terhadap resiko yang muncul.

      Permasalahan yang pertama muncul dikarenakan adanya assymetrical (ketidakseimbangan) informasi antara keduanya, karena agent memiliki informasi yang lebih banyak tentang internal perusahaan dibandingkan dengan principal. Karena ketidakseimbangan informasi ini memungkinkan prinsipal tidak sepemikiran dengan agen tentang keputusan yang dibuat oleh agen. Permasalahan yang pertama ini juga dapat timbul akibat agen perusahaan tidak atau kurang memiliki saham perusahaan tersebut, sehingga dengan keadaan ini menjadikan agen tidak lagi berupaya untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan dan mereka berusaha untuk mengambil keuntungan dari beban yang ditanggung oleh pemegang saham. Permasalahan ini dapat diatasi dengan komunikasi antar kedua belah pihak dan juga melakukan peningkatan kekayaan dan dalam bentuk tunjangan tambahan, kesenangan dan fasilitas dari prinsipal.

      Permasalahan kedua dapat diatasi dengan pembuatan kontrak antar kedua pihak dengan efektif dan mengacu ke sebuah standar tertentu, sehingga tidak ada perbedaan standar terhadap resiko yang nantinya dihadapi.

      Terima kasih

      Salam,
      Arief RD - ME 14

      Sumber :
      http://www.investorwords.com/6398/agency_theory.html#ixzz3UzTYTX9s
      http://anggyansyah.blogspot.com/

      Hapus
    6. dalam mengatasi permasalahan tersebut (asymetric information) tentunya ada cost tambahan yang harus dikeluarkan oleh pihak prinsipal, yang disebut sebagai agency cost. Jensen dan Meckling (1976) mengidentifikasi biaya tersebut menjadi tiga jenis, yaitu:
      1. Biaya monitoring (The monitoring cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen.
      2. Biaya bonding (The bonding cost), merupakan biaya yang dikeluarkan oleh agen untuk meyakinkan pemegang saham bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan sebagaimana semestinya.
      3. Biaya kerugian residual (The residual loss), merupakan kerugian menurunnya nilai pasar akibat adanya hubungan keagenan yang ikut memengaruhi berkurangnya kesejahteraan pemegang saham. jadi, apakah teori agency ini menjadi hal yang saling menguntungkan?

      Hapus
    7. Menarik sekali tentang teori agency ini, menurut saya dalam mengahadapi permasalahan yang timbul antara prinsipal (shareholder, pemberi pinjaman) dan agen (direktur, manajer perusahaan) yaitu kembali lagi dari awal (tahap pembangunan komitmen). Sesuai dengan proses manajemen strategis yaitu pada tahap perumusan, prinsipal dan agen harus dalam tujuan yang sama, yang terangkum dalam visi dan misi perusahaan. Maka dari itu prinsipal dan agen harus mempunyai visi dan misi yang sama, sehingga pada tahap penerapan dan penilaian dapat dikontrol bersama-sama.

      Salam,

      Niko Lastarda ME 2014

      Hapus
    8. Agen sebagai pengendali perusahaan pasti memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal. Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati. Dengan demikian, membuka peluang agen untuk memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak semestinya atau sering disebut disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja perusahaan. Sumber: http://anggyansyah.blogspot.com

      Jika disfunctional behaviour sudah menjadi budaya pada sebuah perusahaan dan principal mengetahui hal ini namun tidak bisa melakukan langkah perbaikan karena akan mengganggu stabilitas operasional perusahaan, maka menurut rekan-rekan langkah apa yang bisa dilakukan principal untuk memperbaiki keadaan?

      Hapus
    9. Perusahaan yang sedang berkembang tentu membutuhkan modal besar, yang dapat bersumber dari hutang (debt) atau modal sendiri (equity). Keputusan menentukan sumber pendanaan yang tepat membutuhkan analisa yang cermat dari manajer keuangan perusahaan. Keputusan ini sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya dan mempengaruhi risiko bagi perusahaan itu sendiri. Hutang perusahaan berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Komposisi modal suatu perusahaan dimana salah satunya berupa kepemilikan manajerial, akan mempengaruhi keputusan pendanaan yang akan dilakukan perusahaan.

      Myers (1977) dan Hardjopranoto (2006) menyatakan bahwa sebaiknya assets in place didanai oleh hutang mengingat hutang memiliki karateristik sunk cost. Assets in place adalah aset-aset tetap (property, plant dan equipment). Semakin tinggi proporsi assets in place dalam komposisi total aset perusahaan, maka penggunaan hutang akan semakin tinggi dalam perusahaan tersebut. Aset tetap juga berfungsi sebagai efek dari collateral hypotesis dalam aset perusahaan, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memperoleh hutang dan melakukan pelunasannya. Studi yang telah dilakukan oleh Ferri dan Jones (1979), Marsh (1982), Long dan Malitz (1985), Friend dan Lang (1988) serta Jensen et al. (1992) juga menyatakan aset tetap juga mempengaruhi hutang perusahaan. Pernyataan ini sesuai dengan collateral hypotesis yang menyatakan bahwa aset tetap dapat berfungsu sebagai bail out yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajibannya dimana salah satunya berupa hutang.

      Hapus
    10. Teori keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan antara fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik kepentingan akibat konsekuensi dari pemisahaan fungsi tersebut. Wahidahwati (2002) mengemukakan, seyogyanya manajer yang diangkat oleh pemegang saham bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Kenyataannya, ini berpotensi menimbulkan perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antar kedua pihak yang menyebakan konflik keagenan. Agency problem akan terjadi apabila proporsi kepemilikan manajerial dibawah 100% atas saham perusahaan. Kondisi ini dapat menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil manajer cenderung melindungi dan memenuhi kepentingan pemegang saham daripada kepentingan pemilik perusahaan (misalnya, ekspansi untuk meningkatkan status dan gaji atau kesejahteraan pemegang saham). Kondisi ini sangat membutuhkan suatu sistem mekanisme pengawasan yang menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost, meliputi biaya monitoring tindakan manajer (monitoring cost), biaya ikatan (bonding cost) dan biaya sisa (residual cost).

      Hapus
    11. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
      Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri.Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen).Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya.Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal.
      Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut (Scott dalam Silalahi 2012) sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).
      Menurut Scott (dalam Silalahi 2012), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
      1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
      2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakuka

      Hapus
  2. Menarik.
    Tetapi ada yang terlewatkan disini, VCA (value chain analysis).
    Mari diskusikan disini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ingin share bahan VCA nih pak...

      Fungsi dari Manajemen Biaya adalah memberikan informasi yang berguna bagi manajer dalam mengambil keputusan strategis dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan (Blocher, Chen dan Lin, 1999). Perangkat informasi yang lebih luas ini setidaknya harus memenuhi dua syarat ( Hansen and Mowen, 2000).
      Syarat Pertama yaitu, perangkat informasi ini harus mencakup informasi mengenai lingkungan perusahaan dan lingkungan kerja perusahaan. Sedangkan syarat Kedua yaitu, perangkat informasi tersebut juga harus prospektif dan karenanya harus memberikan pandangan mengenai periode dan kegiatan di masa-masa mendatang. Kerangka rantai-nilai (Value Chain) dengan data biaya untuk mendukung analisis rantai nilai diperlukan untuk memenuhi syarat pertama. Informasi untuk mendukung analisis daur hidup produk diperlukan untuk memenuhi syarat kedua. Dengan demikian analisis Value Chain dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis manajemen biaya untuk pengambilan keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
      Oleh karena itu suatu analisis value Chain dapat membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
      Hal ini dipertegas oleh Weiler et all, (2004), yang menyatakan bahwa pendekatan Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik.

      Mungkin teman-teman ada yang bisa lebih menjelaskan dan menambahkan mengenai VCA ini....

      Hapus
    2. Value Chain memang menarik, apalagi menurut Porter VCA adalah cara terbaik dalam menggambarkan bisnis perusahaan. Saya ingin mencoba berbagi secara sederhana berdasarkan pembacaan di buku dan beberapa artikel, kalau ada yang keliru bisa langsung dikoreksi.

      VCA sebetulnya adalah semacam perangkat untuk membedah keseluruhan proses bisnis menjadi rantai nilai (value chain) kecil yang saling terkait. Rantai nilai ini kemudian disusun untuk dapat mendeskripsikan bagaimana suatu input diproses menjadi suatu output oleh bisnis yang kita jalankan. Berdasarkan deskripsi ini, kita dapat mengidentifikasi mana saja aktivitas kunci dan mana yang pendukung, aktivitas mana yang berbiaya tinggi dan mana yang berbiaya rendah. Dari identifikasi aktivitas kunci, kita dapat menyusun strategi di sisi mana yang bisa diefisiensikan untuk menghasilkan output (nilai tambah) yang optimal. Kita juga dapat memilih prioritas aktivitas yang akan dikembangkan. Contohnya perusahaan seperti microsoft dan google yang mengetahui siapa saja "key people" mereka telah memberikan fasilitas lebih pada "key people" tersebut berupa gaji, tunjangan, dan program pendidikan nomor satu. Sedangkan yang lainnya mendapat fasilitas yang standard-standard saja.

      Sehingga goal akhir dari VCA adalah melakukan efisiensi agar diperoleh nilai tambah yang optimal dan mengembangkan kompetensi inti (key activities) menjadi suatu keunggulan kompetitif.

      Tentu saja VCA akan berhasil apabila kita dapat memperoleh deskripsi value chain yang tepat atas bisnis kita. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana kita bisa membangun suatu value chain yang tepat?

      Hapus
    3. menanggapi dan menambahkan pernyataan yang disampaikan oleh sdr. Widya,

      Semua perusahaan/organisasi tentu memiliki kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) internal dalam area fungsional bisnis, dan tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area. Kekuatan/kelemahan internal tersebut dapat diselaraskan dengan peluang/ancaman eksternal untuk dijadikan salah satu dasar dalam menetapkan tujuan sekaligus strategi yang tepat.

      Pelaksanaan analisis rantai nilai (value chain analysis-VCA) mengacu pada proses perusahaan dalam menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisaional mulai dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran produk tersebut.

      Pada dasarnya VCA bertujuan untuk mengidentifikasi letak keunggulan dan kelemahan biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai (value chain) dari bahan mentah sampai aktivitas layanan konsumen, dimana tingkat kekuatan pengembangan dan perolehan keuntungan perusahaan secara umum dapat diketahui melalui analisa dari total pendapatan dikurangi total biaya semua aktivitas yang dilakukan.

      Berkenaan dengan hal tersebut, dalam tata kelola pengembangan perusahaan, diperlukan adanya audit internal sebagai evaluasi pelaksanaan perusahaan secara menyeluruh termasuk VCA yang harus didukung adanya informasi maupun data organisasi/perusahaan secara kolektif dan saling menunjang terutama terkait operasi manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan (R&D), dan sistem informasi manajemen perusahaan. Proses menjalankan audit internal memberikan lebih banyak peluang dan partisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen dan divisi yang dijalankan perusahaan saling terkait secara keseluruhan. Jadi menurut hemat kami, dalam membangun VCA diperlukan dukungan secara kolektif dari manajemen yang saling terkait dalam rantai proses mulai dari bahan mentah sampai tingkat layanan ke konsumen.

      Hapus
    4. Boleh saya bisa menambahkan sedikit definisi value chain analysis berdasarkan "business dictionery.com"
      Value chain analysis adalah Examinasi dari value chain (rantai nilai) dari suatu perusahaan untuk memastikan berapa banyak dan pada tahap yang mana nilai ini ditambahkan pada barang dan/atau jasa, dan bagaimana dapat ditingkatkan untuk menaikkan diferensiasi produk (keunggulan kompetitif)
      Sedangkan value chain (rantai nilai) adalah interlink/hubungan aktifitas nilai tambah yang mengkonversikan input menjadi output, yang pada gilirannya, menaikkan bottom line dan membantu membuat keunggulan kompetitif,
      Suatu value chain biasanya terdiri dari (1) distribusi logistik kedalam, (2) aktivitas manufaktur, (3) distribusi logistik keluar, (4) pemasaran dan penjualan dan (5) layanan purna jual. Kegiatan ini didukung oleh (6) pembelian atau pengadaan (7) R&D (8) pengembangan sumber daya manusia, (9) dan infrastruktur perusahaan.

      Hapus
    5. VCA terutama digunakan untuk mengetahui apa (jika ada) yang menjadi keunggulan kompetitif sebuah perusahaan -- atau dengan kata lain, apa ada yang lebih baik daripada pesaing atau industri.

      Hapus
    6. Ide dari Value Chain ini berasal dari Michael Porter (1985) di mana nilai customer dapat terakumulasi sepanjang rangkaian aktivitas menuju suatu akhir sebuah produk atau pelayanan.
      VCA ini merupakan tool yang berperan penting untuk membantu kita membuat / menciptakan value terbesar ke customer.

      Proses VCA ini terdiri dari tiga tahap yakni "
      Actrivity Analysis : Mengidentifikasi aktivitas untuk memberikan suatu produk atau jasa
      Value Analysis : Setiap aktivitas, kita harus memikirkan aktivitas mana yang dapat memberikan nilai terbesar ke customer
      Evaluation and Planning : Mengevaluasi apakah itu "worthed" untuk dilaksanakan, dan mulai mempersiapkan action items.

      Berikut ini ada artikel yang mendalam mengenai VCA ini
      " Value Chain Analysis for Assessing Competitive Advantage"
      http://www.imanet.org/docs/default-source/thought_leadership/management_control_systems/value_chain_analysis_for_assessing_competitive_advantage.pdf?sfvrsn=2
      http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_10.htm
      http://www.strategicmanagementinsight.com/tools/value-chain-analysis.html

      Salam,
      William Maha Putra


      Hapus
    7. Salam.

      Saya ingin bertanya :
      1. Apa kaitan VCA terhadap Faktor Internal?
      Karena jika dilihat dari pengertian VCA berkaitan dengan proses atau tahapan untuk menghasilkan produk/ jasa, yang saya melihat dapat menjadi peluang effisiensi. Namun keterkaitan dengan faktor internal saya belum jelas.
      2. Berapa nilai VCA yang dianggap baik atau bagus?
      Apakah semakin sedikit mata rantai semakin bagus atau bagaimana.

      Terimakasih

      Hapus
    8. Ingin menambahkan teori mengenai VCA

      Analisis rantai nilai (value chain analysis – VCA) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi di mana advantage atau disadvantage biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai. Penilaian substansial kiranya dibutuhkan dalam melakukan VCA karena hal-hal yang berbeda dalam rantai nilai bisa berdampak secara positif atau negatif terhadap hal yang lain, sehingga terdapat keterkaitan yang kompleks.
      Terlepas dari kompleksitas VCAA, prosedur analisis ini dapat dilakukan dengan menerapkan prosedur sebagai berikut :
      Pertama, proses operasi suatu perusahaan dibagi ke dalam berbagai aktivitas atau proses bisnis yang spesifik.
      Kedua, analis berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas dan biaya tersebut bisa dalam bentu waktu dan uang.
      Ketiga, analis mengubah data biaya itu menjadi informasi yang mungkin menghasilkan keunggulan atau kelemahan kompetitif.

      Demikianlah, gabungan biaya seluruh aktivitas di suatu rantai nilai perusahaan menentukan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Analisis rantai nilai bisa jadi sangat penting bagi perusahaan untuk memonitor apakah harga dan biayanya kompetitif. Rantai nilai sangat berbeda antarindustri dan perusahaan. Perusahaan harus menentukan apakah keunggulan dan kelemahan biaya dalam rantai nilainya terjadi relative to the value chain of rival firms.
      Aktivitas rantai nilai yang mampu dijalankan dengan sangat baikoleh perusahaan merupakan core competence. Ketika kompetensi inti berkembang menjadi suatu keunggulan kompetitif utama, maka hal ini disebut dengan distinctive competence. Aktivitas VCA sendiri mendukung penelitian RBV atas aset dan kapabilitas suatu perusahaan sebagai sumber kompetensi khusus.

      Salam Hangat,
      Dimas ME'14

      Hapus
    9. Porter berpendapat bahwa bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai rantai nilai (value chain). Analisis rantai nilai (value chain analysis – VCA) mengacu pada proses dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi di mana advantage atau disadvantage biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai. Penilaian substansial kiranya dibutuhkan dalam melakukan VCA karena hal-hal yang berbeda dalam rantai nilai bisa berdampak secara positif atau negatif terhadap hal yang lain, sehingga terdapat keterkaitan yang kompleks.
      Terlepas dari kompleksitas VCAA, prosedur analisis ini dapat dilakukan dengan menerapkan prosedur sebagai berikut :
      Pertama, proses operasi suatu perusahaan dibagi ke dalam berbagai aktivitas atau proses bisnis yang spesifik.
      Kedua, analis berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas dan biaya tersebut bisa dalam bentu waktu dan uang.
      Ketiga, analis mengubah data biaya itu menjadi informasi yang mungkin menghasilkan keunggulan atau kelemahan kompetitif.
      Aktivitas rantai nilai yang mampu dijalankan dengan sangat baik oleh perusahaan merupakan core competence. Ketika kompetensi inti berkembang menjadi suatu keunggulan kompetitif utama, maka hal ini disebut dengan distinctive competence.
      Jika boleh sedikit menanggapi komentar dari Pak Mario, dapat kami katakan bahwa dengan menganalisa VCA di internal perusahaan bisa merupakan salah satu bentuk penilaian internal, karena dengan menganalisa VCA kita mengetahui potensi atau kelemahan kelemahan di internal kita.

      Salam,

      Hapus
    10. Mencoba menjawab pertanyaan pak mario terkait hubungan VCA dan faktor internal. Menurut saya VCA memang bagian dari faktor internal karena terkait pada proses yang ada didalam perusahaan yang dikendalikan oleh perusahaan itu sendiri.

      Namun memang kita dapat melakukan bencmarking dalam penaksiran biaya aktivitas rantai nilai secara lintas industri untuk menentukan best practices di antara perusahaan-perusahaan yang bersaing dengan maksud untuk menduplikasi atau mengoptimalkan proses dari perusahaan pesaing tersebut. Bagian tersulit dari benchmarking tentu saja berkaitan dengan cara untuk memperoleh akses ke dalam aktivitas rantai nilai perusahaan-perusahaan lain yang terkait dengan isu biaya. Beberapa perusahaan pesaing memang ada yang mau berbagi data tolok ukur semua, walau tidak berarti seluruhnya.

      International Benchmarking Clearinghouse menyediakan pedoman untuk membantu memastikan bahwa hambatan perdagangan, pengaturan harga, kecurangan penawaran, suap, dan praktik-praktik bisnis lain yang tidak pada tempatnya tidak terjadi di antara perusahaan-perusahaan yang terlibat. Sumber-sumber yang lazim digunakan untuk informasi benchmarking meliputi laporan yang dipublikasikan, publikasi dagang, pemasok, distributor, konsumen, mitra, kreditor, pemegang saham, pelobi, dan perusahaan pesaing yang bersedian membuka dirinya.

      Dari tautan ini https://akusukamenulis.wordpress.com/2011/02/06/ife-matrix-dan-analisis-rantai-nilai/ juga dijelaskan lebih lengkap terkait VCA. Untuk menjawab pertanyaan nomor 2 dari Pak Mario saya menggunakan teori yang ada pada tautan tersebut. Menurut saya kompleksitas dari VCA adalah bergantung pada industri apa VCA dilakukan, namun dengan adanya benchmarking dengan industri yang sejenis maka akan mempermudah kita dalam membuat VCA yang baik.

      Hapus
    11. Suatu perusahaan/organisasi dalam kegiatan bisnisnya perlu melakukan penilaian internal sebagai salah satu cara evaluasi untuk mengetahui posisi dan informasi yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan yang dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan strategis menghadapi persaingan bisnis. Penilaian yang terkait dengan rantai produksi/bisnis dapat dilakuakan melalui Value Chain Analysis (VCA), dimana VCA digunakan untuk mengidentifikasi rantai nilai suatu produk mulai dari pemasok, manufaktur, pemasaran, serta penanganan purna jual ke dalam aktivitas strategis. Selain itu VCA dilakukan untuk memahami perilaku biaya dan strategi harga (cost leadership) atau keunikan (differentiation) produk/jasa yang ditawarkan ke pasar. Menerapkan VCA dalam suatu perusahaan tentu harus disesuaikan dengan area core bisnis perusahaan.

      Penilaian internal perusahaan/organisasi dapat dilakukan oleh bagian pemeriksa intern (internal auditing departement) dimana dalam perkembangan dewasa ini, sebagian besar perusahaan telah memiliki fungsi internal auditing yang dilaksanakan oleh internal auditor (IA) perusahaan tersebut, meskipun terkadang hanya berada di level holding company. Beberapa kalangan masih menganggap bahwa IA sama saja seperti anjing penjaga (watchdog) yang menjadi mata-mata pihak manajemen perusahaan/organisasi untuk melaporkan jika terjadi ketidakberesan di dalam perusahan, termasuk di dalamnya penyimpangan dan ketidak sependapatan. The Institute of Internal Auditor (IIA) (1999) memberikan defenisi baru bahwa internal auditing merupakan suatu aktivitas independen dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi (consulting activity) yang bernilai tambah (value added) dan meningkatkan operasi perusahaan. Dengan demikian internal auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan cara pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen resiko (risk management) melalui pengendalian (control) dan proses tata kelola yang baik (governance processes). Defenisi tersebut dengan jelas merubah persepsi banyak orang mengenai IA selama ini diantaranya:

      Persepsi lama :
      - Fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi;
      - Fungsi penilaian;
      - Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi;
      - Membantu agar para anggota organisasi dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif;
      - Memberikan hasil analisis, penilaian, rekomendasi, konseling dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas yang dikaji dan menciptakan pengendalian efektif dengan biaya yang wajar.

      Persepsi baru :
      - Suatu aktivitas independen objektif;
      - Aktivitas pemberian jaminan keyakinan dan konsultasi;
      - Dirancang untuk memberikan nilai tambah serta meningkatkan kegiatan organisasi;
      - Membantu organiasi mencapai tujuannya;
      - Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi.

      Sumber : http://akuntansibisnis.wordpress.com/

      Dimas ME'2014

      Hapus
    12. Value Chain Analysis mendukung keunggulan kompetitif stratejik pada perusahaan dengan membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi pelanggan dengan cara menurunkan biaya produk atau jasa.

      Hapus
  3. To. Pak Very...

    Mau sedikit menanggapi pak..

    Seperti dua sisi pedang, disatu sisi utang mbuat pertumbuhan perusahaan lebih cepat jika dibandingkan dengan hanya mengandalkan modalnya sendiri. Namun, jika terlalu besar nilainya, utang yang sama juga bisa membuat kondisi keuangan perusahaan tidak sehat.

    Hutang juga bisa menjadi alat untuk mengukur kinerja perusahaan. Bila pembayaran hutang (baik bunga maupun cicilan pokok) kepada pemberi pinjaman mulai tersendat, maka ini bisa menjadi indikasi awal adanya masalah dalam kinerja perusahaan yang harus segera ditangani.

    Dengan adanya hutang, maka akan adanya tambahan pihak ketiga yang ikut mengawasi jalannya perusahaan yaitu pihak yang memberikan hutang (“lender”) atau bank. Karena sebelum “lender” memberikan pinjamannya, mereka biasanya akan melakukan audit secara ketat terhadap kelayakan perusahaan tersebut. Dan setelah pinjaman diberikan, pihak lender (terutama bank) akan tetap meminta laporan secara regular terhadap jalannya perusahaan. Dengan demikian, pihak pengusaha yang menyerahkan jalannya perusahaan kepada managernya secara tidak langsung akan dibantu untuk melakukan pengawasan terhadap perusahaan ini.

    Dual effectnya hutang sebagai "financial leverage" adalah:
    - Menguntungkan jika pendapatan dari penggunaan dana lebih besar dari beban tetapnya.
    - Merugikan jika pendapatan dari penggunaan dana lebih kecil daripada beban tetapnya.

    Alasan penggunaan utang dalam hal financial leverage adalah:
    - Memberikan kesemaptan bagi manajemen untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, dengan upaya meningkatkan ROE.
    - Memperbesar pengembalian modal pemilik perusahaan, dengan catatan "perusahaan mampu mengelola dana yang berasal dari utang".

    Menurut Brighma (2008:101): Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan hasil pinjamam lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar "leverage">

    Alasan lainnya penggunaan utang (sebagai sumber modal) adalah:
    - Penarikan modal pinjaman tidak mempengaruhi/meningkatakn suara pemilik salah dalam hal "KONTROL" terhadap perusahaan. Sehingga sumber modal pinjaman "TIDAK" memiliki hak suara dalam manajemen perusahaan.
    - Bunga modal dari utang merupakan unsur biaya, jadi dapat dikurangkan dari pendapatan yang belum kena pajak.
    - Modal pinjaman yang bunganya lebih kecil daripada hasil penggunaan modal tersebut dapat meningkatkan ROE.

    Sedangkan "DAMPAK" pengunaan financial leverage terhadap pengembalian modal pemilik bisa digunakan analisis "indiference point (EBIT-EPS).

    Menurut Weston & Copeland (2001:27) : Kita perlu berhati-hati jua dengan peningkatan financial leveragae yang BERLEBIHAN, akan akan meningkatkan besarnya biasa tetap yang ditimpulkan, yang tentunya berdampak pada biaya lebih besar dari pengembalian aktiva, sehingga terjadi kerugian. Makin besar leverage yang digunakan perusahaan makin besar pula ketidaktetapan atau naik/turun hasil pengembalian.

    "be wise to use your power".... :)...kira-kira bgt soal utang :)

    Mohon maaf jika salah.

    RENNI EKAPUTRI (MANTEL)


    BalasHapus
  4. Mencoba melihat aspek sistem informasi manajemen sebagai salah satu aspek penting dalam mencapai bahkan mempertahankan keunggulan kompetitif. Sistem informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan bagi semua keputusan managerial. William Gruber menyatakan bahwa "Perbedaan antara sekarang dan lima tahun yang lalu adalah bahwa sistem informasi mempunyai fungsi yang terbatas. Dulu, anda tidak mempertaruhkan perusahaan anda demi sistem informasi. Sekarang anda harus begitu". Betapa sistem informasi menjadi tool yang sangat penting untuk mengkomunikasikan semua pemikiran dan ide-ide dari manajer dan karyawan untuk mendapatkan keputusan manajerial yang terbaik. Sistem informasi itu sendiri berkembang sangat pesat, baik teknologinya maupun metodenya. Hal ini tentu terkait dengan efektifitas dan efisiensi penyampaian informasi. Mohon tanggapan bapak-bapak/ibu-ibu bagaimana membangun sistem informasi manajemen yang baik untuk mengkomunikasikan fungsi bisnis menuju keunggulan kompetitif. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perencanaan manajemen strategi di dalam perusahaan yang berbasiskan Teknologi Informasi dimulai dengan perencanaan strategi teknologi informasi. Perencanaan strategi teknologi informasi dengan melakukan 4 poin utama sesuai dengan Turban (2012, pp361), yaitu: (1) meningkatkan pengertian manajemen tentang kesempatan dan keterbatasan dalam penerapan teknologi informasi; (2) melakukan penilaian terhadap kinerja yang dihasilkan pada masa sekarang; (3) melakukan identifikasi terhadap kapasitas dan kebutuhan sumber daya manusia; (4) melakukan klarifikasi tingkat investasi yang dibutuhkan untuk melakukan penerapan teknologi informasi.

      Untuk meningkatkan pengertian manajemen tentang kesempatan dan keterbatasan dalam penerapan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan perencanaan strategi bisnis. Business strategy didefinisikan oleh Turban (2012, pp363) adalah what information, information system, and IT architecture are required to support the business and how the infrastructure and services are to be delivered. Business strategy ini harus parallel dengan IT-Business yang menurut Turban (2012, pp 363) adalah IT-business alignment refers to the degree to which the IT division understands the priorities of the business and spends its resources, pursues projects, and provides information consistent with these priorities.

      Di dalam perencanaan strategi bisnis ini dapat diketahui kesempatan apakah yang dapat dilakukan perusahaan untuk melaksanakan strategi dengan menggunakan teknologi informasi dan keterbatasan apakah yang mungkin akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari informasi apa yang dibutuhkan tetapi keterbatasan apa yang mungkin menjadi kendala untuk memperoleh informasi ini. Informasi yang dibutuhkan dan bagaimana memperoleh informasi ini, dapat terkait dari keterbatasan infrastruktur yang ada di dalam perusahaan. Tetapi jika perusahaan ingin melaksanakan manajemen strategi dengan strategi sistem informasi, perusahaan dapat melakukan penilaian terhadap kendala yang mungkin akan terjadi dan dapat mencari alternatif untuk mengatasi kendala tersebut.

      Perusahaan juga melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan yang diperoleh sekarang ini. Kinerja yang diperoleh sekarang ini dapat dilihat mulai dari level operasional (low level), manajerial (managerial level) dan strategi (top level). Dari hasil penilaian ini, maka perusahaan dapat memilih strategi yang mungkin akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja yang masih perlu ditingkatkan atau mempertahankan kinerja yang sudah baik. Kinerja yang diperoleh oleh perusahaan sebagian besar adalah hasil kinerja dari suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja yang ditentukan secara periodik dari efektifitas suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan-nya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010-2011).

      Perusahaan juga melakukan klarifikasi tingkat investasi yang dibutuhkan untuk melakukan penerapan teknologi informasi. Klarifikasi ini dilakukan dengan melakukan perencanaan strategi teknologi informasi. Perencanaan strategi teknologi informasi dimulai dengan menyusun strategi organisasi perusahaan. Karena dari strategi organisasi itulah diketahui apakah yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan fungsi-fungsi yang ada. Perencanaan teknologi informasi akan memperlihatkan jadwal kerja. Perancangan arsitektur teknologi informasi yaitu merancang pemakaian teknologi informasi guna mendukung strategi sistem informasi. Perancangan prototip sistem informasi yaitu untuk memberikan gambaran kepada manajemen mengenai bentuk sistem informasi yang akan diimplementasikan di perusahaan.

      Dimas ME'2014

      Hapus
  5. Q-01/2014
    Jika topik ini diabaikan, apa saja potensi masalah yang akan muncul dan berapa fatal akibatnya? Mohon dijelaskan ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisis internal merupakan masukan yang sangat penting dalam formulasi strategi, yang tidak dapat dilepaskan dari analisis eksterrnal. Dengan diabaikannya analisis internal, maka perusahaan/organisasi tidak dapat mengidentifikasi potensi atau keunggulan yang ada dalam perusahaan/organisasi tersebut. Demikian pula dengan kelemahan-kelemahan yang ada tidak dapat diidentifikasi.

      Analisis eksternal memberikan wawasan tentang berbagai peluang yang dapat diraih dan berbagai ancaman yang harus dihadapi. Meski demikian, kedua hal tersebut barulah dapat dikinfirmasi sebagai peluang dan ancaman yang berarti, apabila analisis internal disertakan juga sehingga kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan/organisasi dapat dihubungkan dengan peluang dan ancaman tersebut. Terkadang peluang yang diidentifikasi sebenarnya tidak relevan, karena bisa saja ada kelemahan terrtentu yang terkait yang sulit diperbaiki yang berkaitan dengan peluang tersebut. Seberapa efisien dan efektif perusahaan/organisasi dalam melakukan kegiatan usahanya dan menggunakan sumberdayanya juga hanya dapat dilihat dengan analisis interrnal ini. Untuk itulah analisis internal ini harus dilakukan pada tahap formulasi strategi.

      Hapus
    2. Apabila kita membahas audit internal ini, akan ada masalah yakni Manajemen tidak dapat mengawasi aktivitas aktivitas di perusahaan mereka. Hilangnya fungsi pengawasan oleh manajemen. Manajemen akan kehilangan kontrol organisasi dalam perusahaan yang berfungsi mengukur dan mengevaluasi efektifitas dari sistem kontrol yang lain.
      Beberapa fokus dari internal audit adalah ( Sukrisno Agoes 2004) :
      a) Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
      b) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
      c) Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan.
      d) Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.
      e) Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen.
      f) Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

      http://yann-achmad.blogspot.com/2012/04/auditor.html#!/2012/04/auditor.html

      Salam,
      William Maha Putra

      Hapus
    3. analisis internal berfokus pada identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi. Dengan diketahuinya kekuatan, organisasi diharapkan dapat fokus pada kekuatannya dan sebisa mengkin mengoptimalkan keunggulannya tersebut. Dilain sisi, dengan diketahuinya kekurangan-kekurangan pada organisasi, harapannya akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.

      Jika sebuah organisasi mengabaikan kekuatannya, maka yang akan terjadi adalah hasil yang didapatkan akan kurang optimal. Begitu juga jika organisasi mengabaikan kekurangan-kekurangannya, bukan tidak mungkin organisasi tersebut akan jatuh terperosok pada titik kelemahannya tersebut pada suatu waktu dimasa mendatang.

      Jika hal-hal tersebut terjadi, hal yang paling ringan adalah pertumbuhan organisasi yang tidak optimal dan kemungkinan terburuknya adalah organisasi akan gulung tikar karena terlambat memperbaiki kekurangan yang ternyata menjadi salah satu poin penting untuk bertahan dimasa mendatang

      Hapus
    4. Semangat siang rekan Manajemen Energi,

      Alasan pentingnya analisis lingkungan internal adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan, merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu melaksanakan semua tugasnya secara baik karena memiliki sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan kompetitif lain terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang ingin dilayani oleh perusahaan. Sebaliknya, kelemahan merupakan kondisi dimana perusahaan kurang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan ataupun kekurangan dalam sumberdaya, dan kinerja efektif perusahaan. Contoh dari sumber daya dan kemampuan yang menghambat itu antara lain fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, dan keterampilan pemasaran.
      Faktor lain penyebab pentingnya analisis internal penting dilakukan adalah adanya kondisi ketidakpastian, kompleksitas, dan konflik yang dihadapi dalam organisasi.

      Tanpa mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, tentu saja keputusan yang diambil tidak dapat optimal bahkan bisa salah ambil keputusan. Hal ini ibarat mengendarai sebuah mobil tanpa mengetahui seberapa cepat mobil, seberapa lambat saat pengereman, kapan harus isi bahan bakar, dan cara mengemudikan yang optimal (faktor internal) meskipun semua kaca jernih sehingga kondisi jalanan terlihat jelas dan spion terarah ke arah yang tepat sehingga kendaraan lain yang akan mendekat terlihat (faktor eksternal). Sehingga pengendara mengetahui keputusan kapan harus belok atau putar balik atau mengerem tetapi tidak mengetahui apakah kendaraannya mampu melakukan keputusan tersebut di saat tersebut.

      Terima kasih

      Salam,
      Arief RD - ME14

      Hapus
    5. Salah satu akibatnya adalah perusahaan tidak dapat mengimplementasikan suatu strategi yang berlandaskan pada kekuatan kompetitif internal.

      "The idea is to concentrate our strength against our competitor’s relative weakness." — Bruce Henderson

      Hapus
    6. Analisis Internal merupakan analisis untuk mengidentifikasi kondisi yang ada dan terjadi di perusahaan (Internal), untuk dapat menyesuaikan keadaan eksternal yang terjadi. Kekuatan pada Analisis Internal, terletak dari bagaimana perusahaan tersebut, dapat mengidentifikasi apa-apa saja kekuatan yang mereka punya yang dapat diubah kedalam bentuk strategi yang tepat yang dapat digunakan untuk menghadapi faktor eksternal yang ada. Bila faktor eksternal tersebut berupa sebuah peluang, dan analisis internal yang dilakukan bahwa perusahaan dalam kondisi yang cukup baik, maka pengambilan peluang tersebut dapat berjalan maksimal, dan akan mendatangkan profit untuk perusahaan. Disisi lain, bila faktor eksternal tersebut merupakan suatu ancaman, maka penyesuaian didalam faktor internal sendiri dapat meminimalisir risiko-risiko yang ditimbulkan.

      Terima kasih
      Augtiaji A Baskoro
      Manajemen Energi 2014

      Hapus
    7. Jika topik Penilaian Internal diabaikan maka akan timbul banyak potensi masalah. Mengapa demikian karena;

      1. Melalui Penilaian Internal, kita dapat mengetahui di posisi mana perusahaan berada. Agresif, Kompetitif, Konservatif atau Defensif?
      2. Melalui Penilaian Internal, kita dapat merencanakan strategi yang tepat untuk dijalankan (setelah kita mengetahui posisi perusahaan).
      3. Melalui Penilaian Internal, kita dapat mengetahui kualitas dan produktifitas pekerjaan dari setiap departemen/bagian.
      4. Melalui Penilaian Internal, kita dapat mengetahui karyawan-karyawan yang memiliki potensi sehingga dapat dijadikan aset perusahaan.
      5. Melalui Penilaian Internal, kita dapat mempersiapkan dengan matang terhadap perubahan-perubahan eksternal yang terjadi.
      6. Melalui Penilaian Internal, bagi seorang CEO, dapat memberikan informasi-informasi yang valid, yang dapat menunjang keberlangsungan suatu perusahaan.

      Terima kasih,

      Salam.

      Lendy Prabowo - ME 2014

      Hapus
    8. Sebelum nya kita harus mengetahui apa itu kekuatan internal:
      Audit (penilaian) internal membutuhkan pengumpulan dan pemaduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan riset. Sama seperti audit eksternal, proses ini juga memerlukan daftar terbatas dari faktor-faktor utama yang diprioritaskan. Proses audit internal memberikan kesempatan luas bagi partisipan untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen dan divisi mereka dapat berfungsi dengan tepat dalam organisasi secara keseluruhan.

      Manajemen Strategis membutuhkan koordinasi yang efektif antara manajer pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan riset. Kegagalan dalam memahami hubungan antar area fungsional bisnis dapat menghambat manajemen strategis.

      Penilaian internal di perusahaan akan memudahkan perusahaan menjual potensi yang ada didalam kepada calon customer. Jika kita mengabaikan penilaian internal, maka kita tidak dapat mengetahui kondisi terkini perusahaan tersebut. Apakah perusahaan sedang sehat/sebaliknya, apakah kita bisa bersaing dengan pesaing yang ada, apakah kita bisa beradaptasi dengan perkembangan teknology dan pasar yang up to date. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan penilaian internal di perusahaan. Jika penilaian internal tersebut kita abaikan, maka perusahaan tidak akan berkembang dikarenakan sudah cukup terlena dengan kondisi saat ini dan cepat atau lambat perusahaan ini akan tidak mampu mengikuti perkembangan pasar yang begitu cepat dan penuh persaingan, sehingga perusahaan dengan sendirinya akan bankrupt karena tidak mampu lagi untuk bersaing dengan pertumbuhan pasar yang cepat.

      Salam Hangat,
      Dimas ME'14

      Hapus
    9. Internal audit sangat diperlukan bagi organisasi yg membutuhkan informasi dari pihak yg independen mengenai berbagai aktivitas organisasi guna pengambilan keputusan yg lebih obyektif dan accountable. Internal audit bisa dilogikan sebagai check kesehatan tubuh kita. Sistem tubuh pasti akan turun performancenya seiring dengan bertambahnya usia atau karena karena faktor yang merugikan kesehatan, jadi perlu dipastikan penurunannya tidak membuat shock karena ada organ yang sudah rusak kronis, jadi perlu check kesehatan, sehingga ketika diketahui terjadi masalah bisa lebih cepat diatasi. Begitupula pentingnya dengan audit internal di perusahaan/organisasi.
      Dengan tidak adanya audit internal, maka akan menimbulkan peluang bahwa kita tidak cepat merespon segala perubahan yang terjadi di dalam perusahaan, dari luar mungkin kelihatannya bagus namun tanpa audit kita tak akan mengetahui yang sebenarnya terjadi, dan jika kita abai terhadap hal ini maka kemungkinan paling ringan adalah kita akan kehilangan peluang untuk bertindak lebih cepat, sehingga kerusakan dan ketidakberesan yang terjadi di dalam tidak segera dapat tertangani, akibatnya perusahaan akan gagal menangkap setiap peluang yang ada dan lambat laun jika kita abai terus menerus bukan tidak mungkin perusahaan diambang kebangkrutan.
      Oleh karenanya audit internal penting dilakukan.

      Hapus
  6. di bab sebelumnya kita telah membahas tentang penilaian eksternal yang berupa peluang dan ancaman atau tantangan yang berasal dari luar. Dan untuk bab ini, penilaian internal yaitu berupa penilaian kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam baik itu organisasi maupun perusahaan. Pertanyaan saya manakah yang lebih dulu di analisis apakah eksternal atau internal?
    Terima kasih

    Ari Dharmawan Putra
    ME 2014

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam Kompak ME-14 pak Ari, menurut saya yang terlebih dahulu di analisis adalah Eksternal terlebih dahulu. Analogi nya, Secara alamiah, kalau bangun tidur tentu yang pertama kita lihat adalah lingkungan dimana kita tidur, dan tidak atau jarang kita begitu bangun lalu melihat kediri sendiri, kecuali ada hal-hal tertentu yang memang menuntut kita harus melakukan itu.

      Analog dengan pemikiran itu, maka ada yang mengatakan bahwa analisa SWOT seharusnya dimulai dengan menganalisis faktor eksternal terlebih dahulu, dan yang penting, pertama tama adalah untuk melihat Peluang (opportunity), bukannya ancaman. Dari peluang yang kita lihat itulah baru kemudian dilihat ancaman yang mungkin/berpotensi timbul, yang sifatnya menghambat peraihan/ pencapaian peluang tersebut. Jadi dalam hal ini, peluang akan merupakan fokus perhatian, analisa berikutnya harus berorientasi ke peraihan peluang tersebut.

      Setelah peluang diketahui, hal berikutnya harus diperhitungkan adalah apakah yang merupakan Ancaman dalam meraih peluang tersebut? Atau kondisi yang potensial dapat menimbulkan atau menciptakan ancaman. Ancaman ini jaga merupakan kondisi yang berasal dari luar atau eksternal.

      Kalau peluang dan ancaman sudah diketahui, maka baru kemudian dianalisis kondisi Internal, yang akan menghasilkan diketahuinya kekuatan dan kelemahan. Disinipun berlaku aturan seperti pada penilaian terhadap ancaman yang mungkin timbul, yaitu harus berorientasi kepada peluang yang ada. Jadi sesuatu hal dikategorikan sebagai kekuatan kalau hal tersebut bersifat menunjang atau memperkuat pencapaian/peraihan peluang, sekaligus meminimalisasikan ancaman. Dan sesuatu hal dikategorikan kelemahan kalau sifatnya menghambat peraihan peluang.

      Dengan demikian dapat dimaklumi jika faktor eksternalah yang harus dievaluasi terlebih dahulu. Sebab kalau faktor internal dievaluasi terlebih dahulu, dengan mengorbankan fikiran dan tenaga dan kadang-kadang juga emosi, padahal ternyata peluangnya tidak ada, maka pengorbanan yang telah dilakukan dilakukan akan percuma saja.

      Sumber : http://herukusumanto.weebly.com/swot-analysis.html

      Hapus
    2. Dengan Hormat, Pak Ary, Pak Alex

      Kita mengetahui ada perbedaan pendapat diantara mana yang lebih dahulu antara penilaian internal dan eksternal.

      Dalam teori IO (International Organization) berpandangan bahwa penilaian faktor eksternal lebih penting dibandingkan faktor internal dalam memperoleh keunggulan kompetitif.

      Disisi lain, Robert Grant berpendapat mendukung teori resource based view dimana berpendapat justru faktor internal yang lebih penting dibandingkan faktor eksternal.

      Jika saya boleh berpendapat, pengetahuan akan diri sendiri, baik kelebihan maupun kekurangan rasanya lebih harus didahulukan dibandingkan pengetahuan akan kondisi luar.
      dengan mengetahui akan "diri" maka kita akan tahu di posisi mana kita akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan orang lain

      terima kasih

      Hapus
    3. Selamat malam pak Alex, analogi yang menarik, kalau halnya demikian berarti organisasi tersebut sudah 'pede' dengan kemampuan internalnya dan lebih menakutkan pengaruh eksternal dalam mengambil suatu kebijakan strategis, namun hal ini sangat vulnerable untuk dibantahkan. Dalam buku fred r david, terdapat beberapa tools untuk membantu pengukuran kuantitatif efek eksternal internal (IFE dan EFE) dan terdapat parameter untuk menilai apakah organisasi tersebut peka terhadap perubahan atau kuat dalam kemampuan internal atau kedua-duanya sama kuat. nilai-nilai tersebut kemudian dipakai bersama-sama untuk memnentukan strategi organisasi dalam matriks space dan mengetahui kondisi kekinian organisasi dalam matriks BCG, sehingga dengan bantuan tools terebut dapat membantu dalam membuat suatu kebijakan strategis. oleh sebab itu karena kondisi internal dan ekternal digunakan bersama-sama, analisis intenal dan eksternal menjadi sama posisinya dan dapat didahulukan internal atau eksternal dulu.

      Hapus
    4. Salam Kompak ME-2014 pak ari.

      Sejalan dengan pak Alex, saya berpendapat bahwa yang harus terlebih dahulu dianalisis adalah Faktor Eksternal terlebih dahulu sebelum menilai Faktor Internal, mengutip http://study.com/academy/lesson/how-internal-and-external-factors-drive-organizational-change.html bahwa, penekanan di studi atau analisis eksternal yang berkelanjutan dapat menjadikan suatu perusahaan akan sensitif pada faktor internalnya, sensitif disini adalah sensitif terhadap perubahan, dalam hal waktu yang cepat yang diperlukan suatu internal perusahaan untuk merespon perusahaan tersebut, dari poin-poin kekuatan internal yang dimilikinya.

      Sejalan juga dengan pak alex, identifikasi eksternal yang dilakukan adalah identifikasi peluang-peluang terlebih dahulu sebelum masuk ke ancaman. Karena dengan melihat peluang yang ada, internal perusahaan akan berfokus pada bagaimana mengerahkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki untuk memaksimalkan peluang tersebut. Setelah itu baru analisis eksternal dalam mencari ancaman-ancaman yang ada. Tujuannya adalah, setelah perusahaan dapat memaksimalkan peluang yang ada, maka perusahaan dapat meminimalisir resiko-resiko yang akan timbul dari kondisi eksternal tersebut karena sebelumnya sudah memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.

      Kesimpulannya adalah, Penilaian Faktor Eksternal di awal sebelum Internal, dapat menghasilkan sebuah strategi yang sensitif dan responsif untuk perusahaan.

      Salam ME,
      Augtiaji A Baskoro

      Hapus
    5. Pertanyaan yang menarik dari Pak Ari. Menambahkan pendapat pak Alex, menurut saya yang mana harus kita dahulukan, tergantung kepada kapan kita melakukan analisis tersebut. Analisis internal dan external merupakan untuk mengukur kekuatan dan mengetahui ketidakefisienan sumber daya perusahaan serta memperkirakan kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa depan. Di awal-awal perusahaan, mungkin yang harus didahulukan adalah analisis external sehingga kita bisa mempersiapkan dan mencari sumber daya yang sesuai untuk memanfaatkan kesempatan dan memenangi ancaman yang ada. Pada posisi perusahaan kita sudah mature/lama berkecimpung di pasar yang sama, mungkin kita sudah paham dengan kesempatan dan ancaman external sehingga yang lebih diutamakan adalah mengukur kemampuan dan ketidakefesienan internal yang ada. Sehingga pada akhirnya bisa kita tau membuat starategi yang baik seperti mengembangkan produk lain, dll.
      Atas Siregar (ME-2014)

      Hapus
    6. terima kasih teman-teman atas penjelasannya....dan seperti pendapat dari pak Atas....saya juga setuju bahwasanya itu tergantung dari kapan kita akan melakukan analisisi tersebut

      Hapus

    7. Pada Analisis TOWS Analisis diawali dari mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan datang ataw hal yang lebih dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor internal, cara ini diyakini akan menghasilkan analisa yang lebih bisa memanfaatkan peluang dan dapat mengantisipasi segala ancaman yang akan datang, dengan kata lain Analisis TOWS lebih Visioner dari pada Analisis SWOT.

      Setelah meng-eksplorasi TOWS langkah selanjutnya adalah menyusun strategi berdasarkan Analisis TOWS tersebuT.

      Dimas ME'2014

      Hapus
    8. cukup menarik pembahasan diatas..
      banyak masukan dari teman-teman..
      berbicara mengenai mana yang sebaiknya didahulukan, analisis internal atau analisis eksternal, menurut kami sangat debatable..

      secara umum kami sepakat dengan penjelasan mas danist sebelumnya, bahwasanya memang ada dua aliran teori yang berbeda yang populer untuk masing-masing pilihan. sebagian berasumsi bahwa eksternal lebih penting dan sebagian lagi berpendapat bahwa internal yang lebih penting.

      akan tetapi menurut kami yang lebih penting adalah bagaimana caranya agar perusahaan/organisasi tetap dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya di pasar. oleh karena itu, sebuah langkah yang ideal adalah dengan kombinasi yang terbaik antara analisis internal dan analisis eksternal

      Hapus
    9. sangat sependapat dengan Pak Syofuan mengenai mempertahankan keunggulan kompetitif yang dapat membuat suatu perusahaan lebih stabil dari perubahan atau tantangan baik dari internal maupun eksternal. namun keunggulan kompetitif tersebut haruslah tetap ditingkatkan atau disempurnakan. sebuah konsep strategi budaya bekerja terkenal yang dimiliki perusahaan besar sekelas Toyota yang menjadi kekuatan internal nya adalah pedoman Toyota Way. budaya Toyota way sangat melekat pada tiap-tiap individu pekerja diperusahaan tersebut. hal ini mendukung kekuatan internal yang dimiliki perusahaan otomotif tersebut hingga menjadi perusahaan otomotif nomor satu dunia

      Salam
      Toni S

      Hapus
  7. Penilaian internal sangat lah penting dalam merumuskan stategi jangka panjang perusahaan. Bahkan Robert Grand dalam buku David (2009) menyimpulkan bahwa audit internal lebih penting. Dalam dunia dimana preferensi konsumen berubah sangat dinamis, identitas konsumen berubah sangat cepat, dan teknologi yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan konsumen terus-menerus berkembang. Orientasi yang terfokus secara eksternal tidak akan memberi sebuah landasan yang aman bagi perumusan jangka panjang. Ketika lingkungan eksternal berubah, sumber daya dan kapabilitas perusahaan sendiri kiranya merupakan landasan yang lebih stabil untuk mendefinisikan identitasnya. Sehingga perusahaan tersebut bisa membagun keunggulan kompetitif (distinctive competences ) yang membuat dia susah untuk ditandingi pesaingnya.

    Atas Siregar (ME 2014)

    BalasHapus
  8. Dengan mengabaikan penilaian Internal maka suatu organisasi tidak akan mengenal kekuatan dan kelemahan dari organisasi tersebut. Kegagalan dalam memahami kekuatan internal akan berdampak pada tidak berfungsinya koordinasi antar divisi dengan tepat dalam suatu organisasi sehingga dapat menghambat program-program strategis perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menambahkan pernyataan bapak alex, Kekutan internal merupakan modal untuk bertahan dari perubahan dalam menanggapi perubahan ekternal yang ada. Dengan memahami kekuatan internal kita dapat merubah kelemahan menjadi nilai yang kompetitif. Maka, dengan mengabaikan penilaian internal perusahaan dapat terjadi kekeliruan dalam pemetaan program-program strategis perusahaan.

      Hapus
    2. sedikit menyimpulkan bahwa betul kekuatan internal adalah kekuatan awal kita untuk bagaimana kita mengetahui apa yang kita punya dalam bertahan pesaing-pesaing kita

      Salam Hangat,
      Dimas ME'2014

      Hapus
    3. kekuatan internal yang memang sangat pentingg dalam perkembangan suatu perusahaan agar tidak mudah goncang saat eksternal berkembang sangat cepat tanpa dapat diprediksi. salah satu yang dilakukan adalah assesment dan audit internal untuk meningkatkan kualitas dan pematangan proses bisnis internal. lalu bagaiman dengan sertifikasi atau standarisasi suatu aspek dalam suatu perusahaan yang mengacu pada standar internasional seperti ISO. apakah dengan melakukan berbagai cara agar perushaannya dapat mendapatkan standar ISO merupakan salah satu strategi internal dimana perusahaan tersebut meningkatkan kualitas internal sekaligus daya jual dimata perusahaan atau customer lain diluar perusahaan?

      Salam
      Toni S

      Hapus
  9. Jika Internal faktor diabaikan maka tujuan dari oransiasi tidak akan tercapai. Pentingnya mengetahui kekuatan internal juga untuk menigkatkan efektif dan effisiensi saat menjalankan bisnis.
    Sumber klik disini dan disini.

    BalasHapus
  10. Selamat sore rekan-rekan,

    Untuk pembahasan kajian internal ada ungkapan di artikel di atas yang menyebutkan: “Kelemahan dapat diminimalisir atau diubah menjadi sebuah kemampuan yang dapat menjadi kompetensi khusus dari perusahaan. Dikarenakan kondisi (eksternal perusahaan bersifat dinamis dan tidak dapat diatur oleh internal)”. Saya kok agak sedikit kurang sependapat ya dengan pernyataan itu. Menurut saya ada beberapa kasus kondisi eksternal bisa dipengaruhi oleh kondisi internal. Contohnya: Dengan penemuan teknologi eksplorasi shale gas (faktor internal) di satu perusahaan di AS, maka shale gas bisa diproduksi secara masal dan mengakibatkan kebutuhan minyak global sedikit teralihkan pada shale gas. Akibatnya apa..? Produsen minyak mengeksplor minyaknya besar-besaran untuk memukul shale gas dan dampaknya harga minyak global turun.
    Mungkin ada rekan-rekan yang setuju pendapat saya...?

    Salam super,
    Heru Wijayanto
    (ME-2014)

    BalasHapus
    Balasan
    1. berikut dilampirkan contoh audit internal PT. UNILEVER

      Identifikasi Lingkungan Internal Perusahaan

      Struktur Perusahaan :

      Dewan Komisaris

      Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT).
      Presiden Komisaris.
      Komisaris Independen.
      Direksi
      Presiden Direktur.
      Direktur.
      Eksekutif direktur.
      Direktur non-eksekutif.
      Unilever eksekutif.
      Chief Executif Officer.
      Kepala SDM Petugas.
      Kepala Riset & Amp Development Officer.
      Chief Financial Officer.
      President, Personal Care.
      Chief Operating Officer.
      Kepala SDM Petugas.
      Pasokan Petugas Rantai Kepala.
      Chief Marketing & Amp Chief Komunikasi.
      Senior Pejabat Perusahaan.
      Chief Auditor.
      Legal Officer Kepala & Amp Kelompok Sekretaris.
      Kelompok.
      Pengendali.
      Karyawan.
      Memastikan organisasi kami dan bakat adalah siap untuk pertumbuhan. Sangat penting kita memiliki orang-orang dengan bakat yang tepat dan organisasi pendukung di tempat untuk memenuhi ambisi pertumbuhan kami. Keterlibatan dan hidup nilai-nilai kita adalah penting untuk menjaga orang-orang terbaik. Mengukur perubahan budaya adalah ilmu eksak tapi kami berupaya keras untuk terlibat dengan karyawan untuk mengetahui apakah mereka mengerti visi perusahaan dan peran mereka di dalamnya, apa pandangan mereka tentang Unilever dan apa yang mereka percaya kebutuhan untuk mengubah untuk mencapai ambisi kita. Pada tahun 2009 kami memulai program keterlibatan karyawan yang akan memastikan karyawan terlibat dalam visi Unilever dan rencana untuk masa depan.
      Investor pusat
      Tetap berhubungan dengan harga saham kami, baca hasil terbaru keuangan dan presentasi, mengetahui lebih lanjut tentang tata kelola perusahaan kami dan tetap up to date dengan berita terbaru dan peristiwa.

      Pendekatan yang di pakai oleh PT Unilever
      Menang dengan orang-orang, bahwa mereka percaya dalam memberikan sebuah lingkungan di mana individu dapat mencapai tujuan mereka, baik secara profesional maupun pribadi. Dalam rangka untuk menarik dan mempertahankan orang-orang terbaik, kami menyadari kebutuhan untuk menawarkan mereka cara untuk memanfaatkan peluang, ruang untuk berhasil dan tumbuh, dan arah lebih di mana untuk mengejar karir mereka. Pendekatan kami didirikan pada nilai-nilai kita sebagaimana tercantum dalam Kode Etik Prinsip Bisnis. Ini menjelaskan cara di mana kita berusaha untuk memperlakukan orang kami dan juga standar tinggi perilaku dan integritas kita harapkan dari mereka.
      Sebuah tempat untuk berhasil, membangun budaya kinerja yang memberikan penghargaan orang-orang yang memberikan. Inspiring rakyat kami dan memotivasi mereka untuk sukses akan membantu kita memberikan ambisi pertumbuhan kami.
      Proses transformasi, pada saat proses transformasi berarti mengambil keputusan sulit. Dimana hilangnya pekerjaan telah diperlukan kami telah mengambil pendekatan yang bertanggung jawab.

      semoga membantu, terima kasih

      Hapus

Membuat Link Pada Komentar Anda
Agar pembaca bisa langsung klik link address, ketik:
<a href="link address">keyword </a>
Contoh:
Info terkini klik <a href="www.manajemenenergi.org"> disini. </a>
Hasilnya:
Info terkini klik disini.

Menambahkan Gambar Pada Komentar
Anda bisa menambahkan gambar pada komentar, dengan menggunakan NCode berikut:

[ i m ] URL gambar [ / i m ]

Gambar disarankan memiliki lebar tidak lebih dari 500 pixels, agar tidak melebihi kolom komentar.