PEMANASAN GLOBAL
oleh: Fajardhani
PENGANTAR
Ini merupakan salah satu isu penting abad 21. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi dan lautan yang terjadi sejak akhir abad 19 dimana temperatur permukaan rata-rata bumi telah meningkat sekitar 0,8 ° C dan sekitar dua-pertiga dari kenaikan terjadi sejak tahun 1980 (sumber: Wikipedia).
Pemanasan global diyakini para ilmuwan terutama disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (antropogenic) seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan. Efek dari pemanasan global antara lain bisa dilihat pada Gambar 1. Pemanasan global menyebabkan kenaikan temperatur atmosfir bumi berdampak luas pada kehidupan seperti: naiknya permukaan air laut, semakin kuat dan seringnya terjadi badai dan banjir besar, bencana kekeringan pada sisi lain, meluasnya gangguan kesehatan pada manusia, terganggunya pasokan energi, proses produksi dan distribusi barang dan jasa.
Gambar 1. Greenland Ice Sheet Melted At Unprecedented Rate During July 2012 (sumber : The Guardian) |
![]() |
Gambar 2. Sepuluh Indikator Terjadinya Pemanasan Global (sumber: Wikipedia) |
TUGAS
Buka link Tarif Dasar Listrik pada website ini tarif prabayar maksimum dan minimum. Dengan melaksanakan prinsip perusahaan utilitas “providing high-quality electric service at the lowest possible cost” yang telah dipelajari, susunlah sebuh tulisan akademik yang menjadi tugas pengganti Ujian Akhir Semester mata kuliah Keekonomian Pembangkit Tenaga Listrik 2012 dengan ketentuan sebagai berikut ini.- Tugas individu dan harus unique (tidak boleh ada duplikasi tulisan)
- Menggunakan teknologi yang memanfaatkan energi baru atau terbarukan (dibenarkan menggunakan kombinasi keduanya)
- Untuk melayani kebutuhan daya pada pasar tertentu (kepentingan) dengan memperhatikan pola hidup dan pola kerja pasar yang akan dilayani (kurva beban)
- Dengan memperhatikan ketersediaan sumber energi primer, tingkat kehandalan, karakteristik operasi dari teknologi yang dipilih, cadangan, dan energi alternatif yang ada (off grid atau on grid)
- Dalam konteks keekonomian yang bertujuan menghasilkan daya listrik dengan harga yang lebih rendah atau minimal sama dengan kepentingan yang dipilih dengan tetap memperhitungkan biaya investasi (harga teori < harga TDL)
- Masa studi 15 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 8% per tahun.
- Apabila dalam perhitungan Anda gagal mencapai tujuan, diperkenankan memodifikasi poin 3 sebagai asumsi sehingga tujuan semula tetap dapat dicapai.
- Gunakan format resmi
- Dikumpulkan 2 (dua) minggu setelah jadwal UAS
- Anda dibenarkan melakukan kerjasama dalam penggunaan data dan teori
- Bebaskan diri dari regulasi dan aturan yang membatasi
- Diskusi terbuka di website.
Selamat bekerja.
by eloksa
BalasHapusSalah satu cara untuk mencari biaya pembangkitan listrik kita bisa menggunakan konsep biaya levelized (Levelized Generation Cost / LGC) atau biaya yang flat sepanjang umur hidup pembangkit tersebut.
LGC adalah suatu harga P (price) yang flat, yang bila dikalikan dengan seluruh energi yang dihasilkan oleh pembangkit sepanjang umur hidupnya, dapat menghasilkan suatu revenue setara dengan seluruh biaya2 yang telah dikeluarkan. Baik revenue maupun biaya telah memperhitungan nilai waktu uang.
apakah LGC tidak memperhatikan losses yang ada? perhitungan akhir untuk tarifnya apakah levelized capital cost akan ada penambahan fixed O&M cost dan transmission investment?
Hapusby eloksa
Hapus(Yth pak Fajar mohon dikoreksi kalau salah)
Ya, LGC dapat memperhitungkan losses, kita dapat mengurangi energi yang dibangkitkan sebesar, say 5%, dari seharusnya (Power*time*Capacity factor). Pembangkit yang menua juga bisa direpresentasikan, dengan mengurangi daya mampu pembangkit pada dasawarsa ke 2 sebesar 15% misalnya.
Oh ya, Pak Harum benar, saya belum memperhitungkan biaya transmisi dan distribusi (T&D). Tarif itu kan harga di tangan pelanggan, jadi sudah termasuk biaya T&D. Kalau kita tahu biaya T&D, kita tinggal menambahkannya kepada LGC kita. Kalau harga yang kita hasilkan masih lebih kecil daripada tarif PLN untuk golongan yg kita sasar, ya berarti tujuan kita tercapai.
Menurut saya, komponen untuk transmisi dan distribusi untuk saat ini kita abikan dulu saja.
HapusAsumsi listrik yang dibangkitkan untuk dipakai sendiri.
Pa mau tanya, apakah kapasitas pembangkit energi baru terbarukan harus kapasitas besar? kalau kapasitas kecil misalnya 1 - 10 kW bisa tidak.
BalasHapusTks
Pak Harun Alrasyid,
HapusKlarifikasi ini tentu bermanfaat untuk menurunkan kompleksitas. Tidak ada keharusan untuk membangun pembangkit besar.
Ada lagi?
Yth Pak Fajar dan rekan2
BalasHapusSaya ingin melakukan klafifikasi ttg tugas benar tidak alur pemikiran berikut, sekaligus menanggapi Pak Harun
1. Mungkin kajian kita tidak harus selalu pada suatu pembangkit/blok pembangkit yang "narik kabel" seperti pembangkit konvensional pada umumnya.
2. Mungkin proses kreatif kita bisa dimulai dengan pertanyaan: "gimana caranya gw/perusahaan gw bisa membayar tagihan listrik/mendapatakan suplai lain yang lebih murah, untuk tujuan2 tertentu?"
pertanyaan tsb tentu memancing kreativitas (biasa kan, kalau bicara cara ngirit kita jadi kreatif... kita? saya aja kali hehe). Di kelas pernah disinggung cerita a.l.
- pembangkit energi biomassa? di Pangkalan Bun? yang bisa payback dalam 2 tahun dan bisa kasih listrik gratis ke masyarakat (tujuan bisnis)
- kasus CDC dalam website ini ---(tujuan bisnis)
- kasus panel surya di lampu-lampu jalan ---(tujuan sosial atau bisnis kalau jalan tol, quoted from Pak Arif Kapa)
- kasus feed in tarif dan energi surya yang bisa mencapai 5 sen/kwh di Australia, nah ini bisa ditelusuri lagi kok bisa dapat segitu. ---(tujuan rumah tangga)
Tentunya kita harus mencari cara-cara yang sah lho ya. Contoh cara yang tidak sah: bisik2 ke petugas minta "dibenerin" meteran listriknya hehe. joke.
Betul sekali...
HapusPada intinya menggali inovasi dan kreativitas, baik dari segi teknologi, kapasitas, pembiayaan, dsb.
TIPS:
BalasHapusSaya sarankan hal pertama yang harus dibangun adalah membuat model keekonomian terlebih dahulu dengan tujuan menemukan rumus yang tepat untuk menghitung BPP (Rp/kWh). Mulai dari variabel komponen A, B, C, dan D, serta tingkat suku bunga yang digunakan, capacity factor, persediaan (jika ada), dsb. Perhatikan IRR yang ditargetkan.
Selanjutnya baru pilih pasar yang dituju berikut teknologi yang akan digunakan. Lalu bagi kelompok berdasarkan teknologi dan masing-masing anggota kelompok di teknologi yang sama memilih pasar dengan karakteristik berbeda.
Selamat bekerja.
Balas
by eloksa
BalasHapussekedar info, copas dari watergius.wordpress.com
Dalam pembangkitan tenaga listrik ada empat komponen biaya yang biasanya harus diperhitungkan, komponen A,B,C, dan D. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, ada tambahan satu komponen lagi yang dikenal dengan komponen E.
Komponen A
Merupakan fixed cost, yakni biaya yang harus tetap dikeluarkan terlepas dari pembangkit listrik tersebut dioperasikan atau tidak. Komponen ini umumnya terdiri dari biaya konstruksi PLT (Pembangkit Listrik Tenaga …) seperti pekerjaan sipil, biaya pembelian turbin, generator, dan lain-lain.
Komponen B dan D
Kedua komponen ini dikenal dengan nama variable cost dan biasanya nilainya kecil. Selain itu, keduanya juga sering disebut sebagai OM Cost yang berarti biaya yang dikeluarkan untuk operasi dan maintenance si pembangkit.
- komponen B
merupakan fixed OM Cost, seperti gaji pegawai/karyawan, biaya manajemen, dan lain-lain
- komponen D
merupakan variable OM Cost, seperti biaya untuk pelumas. Semakin sering dan berat kerja si pembangkit, semakin dibutuhkan pulalah pelumas. Maka, biaya komponen D ini akan meningkat. Dan demikian pulalah sebaliknya.
Komponen C
Komponen ini merupakan fuel cost atau biaya bahan bakar. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga komponen ini misalnya banyaknya konsumsi bahan bakar yang diperlukan, jenis bahan bakarnya, lama waktu penyalaan pembangkit, dan beberapa hal lainnya.
Komponen E (optional)
Biaya ini tidak merupakan biaya wajib yang harus ada dalam komponen biaya pembangkitan. Namun, saat kita berada dalam posisi IPP (Independent Power Producer) atau penyedia listrik non-PLN (Pemerintah), terkadang komponen biaya ini turut kita perhitungkan.
Komponen E ini adalah komponen biaya saluran dari trafo step-up yang ada di pembangkit kita ke gardu induk PLN terdekat. Misalnya kita membangun PLTU sendiri di pinggir pantai. Sementara itu, gardu induk PLN terdekat berada pada jarak 5 km dari PLTU Anda. Nah, untuk menghubungkan output trafo step-up di pembangkit Anda ke gardu induk tersebut tentu dibutuhkan saluran listrik kan. Biaya instalasi saluran inilah yang dikenal dengan nama komponen E dan biasanya dibebankan ke PLN selaku pembeli.
Yth Pak Fajar,
BalasHapusada pertanyaan dari rekan, pak Bremin S, bagaimana jika useful life tidak sama dengan masa studi. Misal useful life 25 tahun, tapi pada butir 6 study period kita 15 tahun. Apa yang harus dilakukan dengan 10 tahun sisanya? apakah di bawa ke tahun-15, 10 tahun backward?
Pertanyaan yang menarik. Silahkan menemukan jawabannya di buku referensi sebelum UTS.
HapusSelamat bekerja.
sepertinya bisa dihitung market value (nilai jual) di tahun ke 15 Pak
HapusYth. Pak Fajar,
BalasHapusSaya mencoba mengambil kasus penggunaan PLTS 21 kWatt-peak menggantikan/mengurangi penggunaan listrik dari PLN pada suatu bangunan, dengan target BPP lebih kecil atau sama dengan TDL (Rp. 1100/kWh), life time 25 tahun, 8%.
BPP PLTS saya hitung menggunakan variabel Life Cycle Cost - LCC (menghitung total biaya investasi dan OM), Produksi listrik tahunan PLTS (dengan mempertimbangkan kondisi setempat), dan Capital Recovery Factor (CRF).
Dengan rumus BPP = (LCC x CRF)/Produksi Listrik tahunan (kWh).
Namun BPP PLTS yang terhitung masih 2 - 3 kali lebih besar dari TDL.
Untuk mengurangi biaya PLTS, apakah dibolehkan memodifikasi beban dengan menerapkan prinsip efisiensi energi misal mengganti lampu dengan lampu yg efisien (LED) sehingga BPP dihitung secara menyeluruh dari sisi suplai dan sisi demand.
Kami mohon arahan bapak. Terima kasih
Pak Naufal Ramadhan,
HapusJika dari perhitungan pertama (asumsi awal atau kondisi ideal) ternyata hasilnya masih belum sesuai harapan, dipersilahkan merubah asumsi yang dipakai dalam perhitungan berikutnya.
Termasuk merubah beban yang tentunya merubah nilai investasi awal, tingkat suku bunga, kapasitas yang dibangkitkan, dsb.
Tujuannya bisa disesuaikan menjadi menemukan kondisi apa yang diperlukan agar BPP menjadi kompetitif dengan TDL.
Selamat berkontribusi.
Sebaiknya perubahan di sisi demand dijadikan sebagai perubahan asumsi saja.
HapusJadi perhitungan BPP hanya untuk sisi supply.
Selamat bekerja dan berkontribusi.
Yth. Pak Fajar
BalasHapusada hal yang mau saya tanyakan terkait dengan tugas. Dalam panduan makalah, harus menggunakan EBT. apabila pembangkit yang saya gunakan 100% tidak menggunakn EBT (kombinasi dengan fossil). apakah masih boleh di pakai dalam tugas ini?
saya menggunakan Nevada Solar One. 98 % menggunakan Tenaga Matahari dan 2 % gas alam, berfungsi untuk back-up energi apabila kondisi berawan, musim dingin (lokasi berada di amerika).
Mohon koreksi dan arahan
Trima kasih
Irvan
Pak Muhamad Irvan Triady
BalasHapusMenurut saya boleh saja pak sejauh tujuannya tercapai. Perhatikan juga tanggapan atas pertanyaan pak Nufal Ramadhan sebelum ini.
Nanti, waktu mengumpulkan softcopy paper, file Excel nya disertakan juga ya.... Mohon kabari teman-teman dan makasih.
Yth. Pak Fajar
BalasHapusby Harris
Hanya untuk sharing. Dua hari yang lalu saya mendapat informasi harga panel surya dari seorang konsultan. Katanya PT LEN mampu menjual panel surya dengan harga 2,2 US$/Watt untuk pembelian minimal 10 kW. Apabila harga ini dipakai dalam hitungan maka akan dicapai BPP Rp. 1040/kWh. Terima kasih.
Pak Naufal
HapusSebagai informasi awal boleh saja tetapi tentunya perlu verifikasi. Selanjutnya buatlah perhitungan lengkap dan tuliskan dalam bentuk paper.
Selamat bekerja.
Yth. Pak Fajar
BalasHapusDalam tarif dasar listrik untuk golongan I-3/TM ada biaya kVarh dan dalam kondisi sebenarnya apabila peralatan dari industri kami atau sistem kelistrikan kami memiliki cos phi yang lebih rendah dari 0,85 maka biaya listrik kami akan dikenakan biaya kVarh tersebut. Yang ingin saya tanyakan apakah biaya kVarh tersebut dapat dimasukkan ke dalam TDL pada tugas ini, sehingga apabila yang saya tulis adalah untuk industri apakah rumusnya bisa menjadi seperti harga teori < TDL, dimana TDL tersebut merupakan hasil penjumlahan dari Rp./kWh + Rp. kVarh . Mohon pencerahannya Pak.
Terima kasih
Hormat saya,
Bobby Demeianto
Pak Bobbi Demeianto
BalasHapusUntuk kasus ini kVarh bisa kita abaikan dulu.
Selamat berkontribusi.
Salam
FD