Seri Ekonomi Teknik (Engineering Economy)
oleh: Kelompok 6Ilham Budi, Rahmawati, Argianto, Difi Nuary Nugroho
Dengan berbagai alternatif yang ada tersebut maka diperlukan perhitungan untuk mendapatkan pilihan yang terbaik secara ekonomi pada saat itu; baik ketika membandingkan berbagai alternatif rancangan, membuat keputusan investasi modal, mengevalusai kesempatan finansial.
Ini merupakan step kelima dari 7 step pada ekonomi teknik yaitu membandingkan alternatif yang muncul oleh adanya kesepakatan antara risiko dan ketidakpastian.
Ini merupakan step kelima dari 7 step pada ekonomi teknik yaitu membandingkan alternatif yang muncul oleh adanya kesepakatan antara risiko dan ketidakpastian.
PENGERTIAN
Analisa ekonomi teknik melibatkan pembuatan keputusan terhadap berbagai penggunaan sumber daya yang terbatas dengan konsekuensi tertentu.Konsekuensi terhadap hasil keputusan biasanya berdampak jauh ke masa yang akan datang, yang tidak bisa diketahui secara pasti pada saat keputusan diambil.
Risiko dan ketidakpastian dalam aktivitas pembuatan keputusan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang tepat mengenai kondisi bisnis masa depan, perkembangan teknologi, sinergi antara proyek-proyek yang didanai dan seterusnya.
Risiko berbeda dengan ketidakpastian.
Risiko adalah sesuatu yang harus ditanggung dari suatu tindakan ataupun keputusan, sedangkan ketidakpastian adalah sesuatu yang tidak dapat diketahui namun dapat diperkirakan dengan menggunakan asumsi ataupun berdasarkan pengalaman.
Keputusan di bawah risiko adalah keputusan yang diambil ketika analisis membuat model masalah keputusan dalam kerangka kemungkinan hasil, atau skenario, masa depan yang diasumsikan, yang probabilitas kejadiannya dapat diestimasi.
Sebaliknya, keputusan di bawah ketidakpastian adalah masalah keputusan yang ditandai oleh beberapa hasil masa depan yang tidak diketahui, yang probabilitas kejadiannya tidak dapat diestimasi.
Sehingga penting mengetahui:
Sehingga penting mengetahui:
- Prediksi kondisi masa yang akan datang
- Perkembangan teknologi
- Sinergi antara proyek-proyek yang didanai
Dalam pengambilan keputusannya yang berdasar faktor-faktor (parameter) tertentu yang tidak diketahui dengan pasti mengharuskan kita menganalisa seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut saling mempengaruhinya, yang dikenal dengan Analisis SENSITIVITAS
SUMBER KETIDAKPASTIAN
Ada 4 sumber utama ketaidakpastian yang hampir selalu timbul dalam analisis ekonomi teknik yaitu:- Kemungkinan ketidakakuratan estimasi yang digunakan dalam analisis
- Jenis bisnis berkaitan dengan kesehatan perekonomian masa datang
- Jenis fisik bangunan dan peralatan yang terlibat
- Lamanya periode analisis yang diasumsikan
1. KEMUNGKINAN KETIDAKAKURATAN ESTIMASI YANG DIGUNAKAN DALAM ANALISIS
Jika informasi yang tepat mengenai pendapatan dan biaya tersedia maka ketepatan hasilnya akan sangat baik namun jika informasi tersebut tidak tersedia maka nilainya harus diestimasi sehingga ketepatan hasil nantinya sangat bergantung pada estimasi-estimasi yang dibuat.Estimasi yang baik haruslah berdasarkan pada sejumlah besar pengalaman masa lalu atau ditentukan oleh penelitian pasar yang cukup. Jika estimasi tersebut hanya berdasarkan dugaan saja serta harapan maka estimasi tersebut memiliki unsur ketidakpastian yang cukup besar.Unsur yang biasanya cukup mudah untuk diestimasi adalah penghematan biaya operasi dan juga modal.
Penghematan biaya operasi yang sedang berjalan memiliki ketidakpastian yang tidak begitu besar, menentukannya pun relatif mudah karena begitu banyak pengalaman dan sejarah masa lalu yang dapat digunakan sebagai dasar estimasi. Begitu pula halnya dengan estimasi modal, ketidakpastian dalam estimasi modal seringkali digambarkan sebagai kontingensi di atas biaya actual pabrik dan peralatan.
2. JENIS BISNIS BERKAITAN DENGAN KESEHATAN PEREKONOMIAN MASA DATANG
Beberapa bidang bisnis dikenai kurang stabil dibandingkan bisnis lainnya. Misalnya perusahaan pertambangan lebih berisiko dibandingkan dengan toko eceran besar produk makanan.Namun kita tidak dapat mengatakan investasi pada setiap toko makanan selalu memiliki unsur ketidakpastian yang lebih kecil dibanding investasi pada perusahaan pertambangan.
Kapanpun sejumlah modal diinvestasikan dalam sebuah jenis usaha maka harus mempertimbangkan sejarah bisnis tersebut seperti halnya ekspektasi kondisi perekonomian yang akan datang (seperti suku bunga) dalam memperkirakan risiko yang akan muncul.
3. JENIS FISIK BANGUNAN DAN PERALATAN YANG TERLIBAT
Beberapa jenis bangunan dan peralatan memiliki masa hidup dan nilai pasar yang terbatas, sebagian kecil lagi bahkan tidak memiliki nilai jual kembali.Sebuah mesin bubut yang bagus hampir digunakan pada setiap toko pemroses produk, namun ada jenis mesin bubut yang kegunaannya khusus yang dibuat sesuai permintaan terhadap tugas khusus. Jadi jenis fisik property memiliki hubungan langsung dengan ketepatan estimasi pola pendapatan dan biaya.
Kemana uang akan diinvestasikan dalam bangunan dan peralatan, faktor ini harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.
4. LAMANYA PERIODE ANALISIS YANG DIASUMSIKAN
Periode analisis yang panjang biasanya akan menurunkan probabilitas terjadinya semua faktor yang diestimasi.Dengan demikian periode analisis yang panjang selalu menaikan ketidakpastian investasi modal dengan menganggap semua hal lainya sama.
ANALISIS SENSITIVITAS
Sensitivitas, secara umum berarti besaran relatiF perubahan dalam pengukuran manfaat (seperti PW) yang disebabkan oleh satu atau lebih perubahan dalam estimasi nilai faktor yang dianalisis.Kadang-kadang sensitivitas didefinisikan secara lebih spesifik sebagai besaran relatif perubahan dalam satu atau lebih faktor yang akan membalikkan sebuah keputusan di antara berbagai alternatif.Dalam analisis ekonomi teknik, analisis sensitivitas merupakan teknik non-probabilistic dasar untuk memberikan informasi mengenai dampak potensial ketidakpastian dalam beberapa faktor estimasi.
Pengunaannya secara rutin sangat mendasar dalam mencapai hasil yang masuk akal dan berguna dalam proses pengambilankeputusan.Merupakan metode analisis dasar dan sering kali digunakan ketika satu atau lebih factor tergantung pada ketidakpastian.
Pertanyaan-pertanyaan yang berusaha dijawab oleh analisis ini adalah :
- Bagaimana perilaku dari pengukuran manfaat (misalnya PW) terhadap x % perubahan faktor tertentu.
- Berapa jumlah perubahan sebuah faktor yang akan mengakibatkan pembalikan preferensi sebuah alternatif.
- Bagaimana perubahan dalam pengukuran manfaat terhadap kombinasi perubahan dua atau lebih faktor.
METODE BEP
Digunakan ketika pilihan berbagai alternatif sangat bergantung pada satu faktor tunggal, misalnya utilisasi kapasitas yang bersifat tidak pasti.Titik impas faktor tersebut ditentukan sedemikian rupa sehingga dari sisi ekonomi dua alternatif dianggap sama sama diinginkan. Dengan demikian dimungkinkan untuk melakukan pilihan diantara alternatif-alternatif dengan melakukan estimasi nilai faktor ketidakpastian.
Terdapat 5 faktor untuk metode ini yaitu :
- Annual revenue and expenses
- Rate of return
- Market value
- Equipment life
- Capacity utilization
ESTIMASI OPTIMIS-PESIMIS
Digunakan untuk menetapkan jarak nilai ukuran manfaat ekonomi. Metode ini mengarahkan perhatian kepada hasil yang paling baik dan yang paling buruk dari dilakukannya sebuah alternatif dan memerlukan penilaian manajerial untuk membuat keputusan jadi atau tidaknya alternatif tersebut.RISK ADJUSTED MARR
Kadang-kadang digunakan untuk menghadapi ketiakpastian estimasi. Dalam metode ini digunakan MARR yang lebih tinggi untuk alternatif-alternatif yang diklasifikasikan sebagai sangat tidak pasti dan MARR yang lebih rendah untuk proyek-proyek yang memiliki ketidakpastian lebih kecil.PENURUNAN MASA MANFAAT
Dengan metode ini estimasi masa manfaat proyek diturunkan sebesar persentase yang tetap, misalnya sebesar 50% dan masing-masing alternative dievaluasi berdasarkan penerimaannya hanya selama masa manfaat yang telah dikurangi ini.
Daftar Acuan :
Sullivan G.William, Engineering Economy 13th,
Prentice Hall 2006
Sebagai pembuka diskusi, mohon pencerahannya berdasarkan point 1 & 4, apakah mitigasi atau langkah yang dilakukan untuk menghindari loss yang lebih besar?
BalasHapusapakah point yang bang catur maksud poin dalam sumber sumber ketidak pastian? untuk point yang pertama mengenai "Kemungkinan ketidakakuratan estimasi yang digunakan dalam analisis" untuk meminimalisir loss yang lebih besar yang disebabkan oleh ketidakpastian pada poin ini maka kita harus membuat estimasi yang tepat untuk kita analisis kedepannya, data yang kita gunakan harus benar benar akurat yang mana data tersebut bisa didapatkan dari pengalaman, history sebelumnya dan masih banyak lagi, sedangkang untuk point ke empat " Lamanya periode analisis yang diasumsikan" telah disebutkan dalam artikel bahwa periode yang panjang akan menaikan ketidak pastian dan membuat margin yang makin lebar akan loss yang besar, untuk menghindarinya maka kita dapat menganalisis dengan periode yang relatif lebih pendek namun dengn data data yang akurat.
BalasHapusMas Difi mau menanyakan Bagaimana contoh menentukan titik impas disini kita sebut BEP dimana contoh hubungannya dengan market value dan annual revenue and expenses?
BalasHapusIndrawan Nugrahanto ME 13
Pertanyaaan untuk Pak Difi dan kawan-kawan, untuk model bisnis yang tergolong baru dimana belum ada data historis dan ahlinya, maka apa yang perlu dilakukan terkait ketidakpastian yang ada?
BalasHapusMenjawab pertanyaan pak irham bagaimana jika bisnis model yang dianalisis tergolong baru dan beu ada data historis dan ahlinya. Untuk membuat model bisnis sesuai 7 prinsip ekonomi teknik banyak hal yang dapat dianalisis diluar data historis dan ahli dalam model bisnis yang ingin kita bentuk. sementara untuk mengidentifikasi sumber ketidakpastian jika melihat artikel diatas dijelaskan bahwa sumber ketidak pastian yang lain menyebutkan adanya jenis bisnis yang akan kita bangun dan juga jenis fisik (peralatan yang akan kitagunakan) terkait pertanyaan pak irham untuk sebuag model bisnis yang baru kita dapat menganalisis dari sisi jenis bisnis yang akan kita bangun yang kaitannya dengan masa depan bisnis kita, namun dikatakan bahwa ketidakpastian ini berkaitan dengan sebuah resiko bisnis data historis dan pengalaman hanya diperlukan untuk menganalisis masa depan bisnis kita dan memperkecil resiko bisnis, sementara itu kita juga dapat menganalisa dari sisi peralatan yang digunakan bagaimana keadaan masa depan yang akan disinergikan agar tercipta kesuksesan suatu bisnis
BalasHapusMenjawab pertanyaan pak indrawan, untuk contoh perhitungan dan analisis dapat dilihat pada buku engineering economy (William Sulivan), pada bab 10, namun keterkaitan market value dan anual value serta expense dalam faktor tunggal yang akan kita gunakan untuk menganalisa alternatif dalam bisnis model yang kita buat, Titik impas faktor tersebut ditentukan sedemikian rupa sehingga dari sisi ekonomi dua alternatif dianggap sama sama diinginkan. Dengan demikian dimungkinkan untuk melakukan pilihan diantara alternatif-alternatif dengan melakukan estimasi nilai faktor ketidakpastian.
BalasHapusMenambahkan sedikit dari mas Difi, suatu estimasi hanya bisa diketahui ketepatannya setelah kejadian.
BalasHapusDalam menentukan estimasi juga tidak boleh sembarangan. AACE International, suatu asosiasi Cost Engineering, menerapkan standar-standar untuk estimasi dan recommended practice-nya. AACE juga menerapkan klasifikasi untuk kelas estimasi, misal: Class1, Class 2, dst. Masing-masing ada expected accuracy range-nya. Dan masing-masing kelas juga memiliki methodologi yang harus dipakai agar diperoleh akurasi tersebut. Kemudian, kelas estimasi untuk conceptual akan berbeda untuk budgeting dan untuk tender, masing-masing memiliki akurasi tertentu. Kualitas data, derajat dari familiarity, basis estimasi, kualifikasi estimator, keterangan pakar/ahli, dsb. amat menentukan akurasi dari estimasi.
Di buku Engineering Economy, secara umum, metode estimasi dibagi menjadi tiga:
1. Estimasi dengan menggunakan engineering
2. Estimasi dengan analogi
3. Estimasi dengan metode statistik
Sumber:
- AACE, 2007, Cost Engineering in the Utility Industries, 2nd edition, http://www.aacei.org/resources/ppg/#PPG7
- Thuesen, G.J., Fabrycky, W.J., 1993, Engineering Economy, 8th edition, New Jersey : Prentice Hall International
Bagus W., ME'13
Pak bagus, bisa dijelaskan lebih rinci mengenai metode estimasi yang pak bagus berikan?
Hapuskelebihan dan kekurangan serta kapan harus memakainya...
Bisa, mas Difi.
HapusDalam bukunya, Engineering Economy, Thuesen et al (1993) menyederhanakan penjelasan metode-metode estimasi tersebut menjadi tiga:
1. Estimasi dengan menggunakan prosedur engineering
Teknik estimasi ini menggunakan beberapa informasi dengan level yang cukup detail sebagai basis estimasinya. Estimator akan memulai dengan menggunakan gambar-gambar teknik, spesifikasi teknis, material-material yang diperlukan, peralatan yang akan dipakai, dsb. Masing-masing komponen tersebut memberikan kontribusi terhadap biaya yang dapat diakumulasikan menjadi total biaya suatu produk atau proyek.
Teknik estimasi ini membutuhkan data, waktu dan usaha yang tidak sedikit. Sehingga biaya yang dibutuhkan untuk melakukan metode estimasi inipun juga relatif tinggi. Pada metode ini, biasanya hanya sebagian dari biaya pekerja (labor cost) yang dimasukkan. Sedangkan elemen konstruksi dan produksi biasanya diberikan dalam bentuk persentase dari total estimasi detail tersebut. Demikian pula dengan elemen-elemen yang lain seperti maintenance, inspeksi dan kontrol produksi juga digunakan persentase terhadap biaya pekerja. Sehingga kesalahan kecil tersebut masih bisa menjadi besar. Metode ini lazim dipakai pada tahap dimana data engineering sudah cukup siap dan diharapkan uncertainty dari hasil estimasi cukup kecil atau tereduksi.
2. Estimasi dengan menggunakan analogi
Apabila suatu perusahaan ingin melakukan estimasi pada suatu area baru, maka estimasi dengan menggunakan analogi akan cukup efektif. Misalnya, suatu perusahaan penerbangan yang melakukan penawaran pada suatu program misil pada tahun 1950-an, melakukan analogi antara pesawat dengan misil sebagai basis estimasi. Teknik estimasi ini juga dapat dilakukan pada level detail. Biaya manhours (labor cost) untuk pekerjaan tertentu juga dapat diestimasi dengan menganalogikan untuk melakukan pekerjaan sejenis. Para specialist, pakar dan supervisor seringkali dimintai konsultasi untuk menentukan estimasi dengan cepat, karena mereka mampu untuk mengestimasikan waktu pekerjaan yang dibutuhkan.
Kekurangan metode ini adalah dibutuhkannya keahlian yang cukup tinggi dan pengalaman (jam terbang) yang cukup banyak untuk memperkirakan hal-hal baru yang harus diestimasikan.
Namun karena biaya untuk melakukan estimasi dengan metode ini relatif rendah, maka metode ini sangat disukai untuk mengecek estimasi yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Di samping itu, biasanya pada tahap-tahap awal suatu proyek, hanya metode ini yang dapat digunakan mengingat keberadaan informasi saat itu yang sangat minim.
3. Teknik estimasi dengan statistik
Metode statistik dipakai baik dari suatu kurva yang cukup sederhana hingga berbagai analisis korelasi yang cukup kompleks. Dasar yang dipakai adalah data relevan dari masa lalu. Apapun itu, objektifnya adalah untuk mencari hubungan antara perubahan biaya dengan faktor apapun yang mana biaya akan bergantung pada faktor-faktor tersebut. Data yang dapat diambil juga adalah dari pembukuan / accounting.
Meskipun metode ini yang paling disukai, namun terkadang metode ini tidak dapat dipakai, terutama bila data terdahulu tidak tersedia.
Pada bab selanjutnya di buku tersebut diterangkan penggunaan allowances untuk mitigasi kesalahan (error) yang ada pada estimasi.
Bagus W., ME'13
Apakah Pak Bagus bisa menjelaskan lebih lanjut ketiga metode estimasi yang disebutkan di atas?
BalasHapusMas Irham, jawabannya bisa dilihat pada respon saya terhadap mas Difi di atas.
HapusReferensi lain, dari buku Engineering Economy, karya Sullivan et al (2006) section 3.2.3 disebutkan bahwa ketiga teknik estimasi tersebut berbeda bergantung pada detail, akurasi dan kegunaannya: Ada yang biasanya digunakan pada perencanaan dan evaluasi tahap awal, ada yang biasanya digunakan untuk budgetary, dan desain konseptual suatu proyek. Terakhir metode yang detail dan definitif, biasanya dipakai di detailed engineering atau fase konstruksi proyek tersebut.
Bagus W., ME'13
Terima kasih pak bagus untuk jawabannya, kalo menurut saya berarti ketiga estimasi itu bisa digunakan sebagai alat pengambilan keputusan ya, disamping itu kalo membaca pejelasan pak bagus apakah memungkinkan ketiga estimasi itu digunakan secara bersama artinya untuk awal kita menggunakan analogi selanjutnya dengan data statistik dan diakhir kita gunakan engineering untuk mendapatkan hasil keputusan yang terbaik
BalasHapusMenurut saya ada kelebihan dan kekurangan dari metode estimasi yang sudah di diskusikan di atas :
BalasHapus1. Estimasi dengan menggunakan prosedur engineering kelebihannya rinci, Akurasi tinggi kekurangannya waktu relatif lama, perlu dokumentasi dan analisis pelaksanaan yang lengkap sehingga analisa sensivitasnya bisa lebih lengkap.
2. Estimasi dengan menggunakan analogi kelebihannya Cepat, kekurangan nya akurasi rendah digunakan bila dokumentasi proyek dengan volume sama dengan spesifikasi yang berbeda.
3. Teknik estimasi dengan statistik kelebihannya Cepa, kekurangannya akurasi relatif rendah. digunakan bila ada dokumentasi proyek/kegiatan dgn volume berbeda, spesifikasi sama.
Teknik estimasi tersebut digunakan tergantung dari jenis proyek yang akan dikerjaan serta tergantung dengan tingkat uncertainty -nya.
Alex Fernandes - ME 14
Kelompok 1 ME-2015
BalasHapusBaru-baru ini Presiden Joko Widodo meresmikan pembangkit kapal/mobile power plant dengan masa sewa selama 5 (lima) tahun milik perusahaan Turki untuk memenuhi kebutuhan listrik pada daerah yang mengalami defisit penyediaan tenaga listrik di tengah ketidakpastian penyelesaian pembangkit pada sistem setempat.
Apakah hal tersebut merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi ketidakpastian tersebut?
Menurut pendapat saya, sewa mobile power tersebut hanya merupakan solusi jangka pendek, atau istilahnya hanya memadamkan api-api kecil masalah yang ada. Diluar analisis ekonomis sewa mobile power plant tersebut, yang bisa jadi solusi yang mahal/tidak ekonomis (perlu dihitung dulu), namun itu tepat sebagai fungsi PLN sebagai pelayan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan energi. Karakterisktik mobile power plant sebenarnya hanya digunakan dalam keadaan emergency, agar kehandalan tetap terjaga pada kondisi darurat. Dengan asumsi, didaerah tertentu kondisinya darurat supply listrik, tentu saja langkah ini tepat, namun jangan sampai solusi ini menjadi solusi yang permanen. Karena banyak kasus, perlengkapan mobile yang pada fungsinya hanya untuk darurat menjadi permanen, sehingga fungsi mobile equipment sebagai back up akan hilang, yang pada akhirnya kehandalan keseluruhan sistem akan menurun. Agar supply listrik tetap bisa handal pada harga yang bagus, solusi jangka panjang tetap diperlukan dengan perencanaan proyek-proyek yang menguntungkan secara ekonomis dan handal. Jadi sekali lagi solusi mobile power plant tersebut hanya tepat untuk kondisi darurat saja.
HapusMenurut pendapat saya, jika diukur dari efisiensi waktu, MVPP adalah salah satu solusi jangka pendek yang cukup tepat, namun untuk urusan keekonomian, seperti yang dikutip dari Dirut PLN Sofyan Basir pada laman ESDM bahwa MVPP ini bisa menghemat 350 milliar per tahun, harus dikaji kembali. Menurut saya ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dahulu seperti :
Hapus1. Apakah 350 Milliar itu hasil dari penghematan menggunakan 1 MVPP?
2. Berapa biaya bahan bakarnya selama setahun?
3. Berapa biaya O & M nya?
4. Dan bagaimana dengan surplus listrik di daerah tertentu setelah dibantu MVPP?
Contohnya pada Amurang, Pembangkit listrik di atas kapal ini akan segera memenuhi kekurangan pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorrontalo. Beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini mencapai 325 MW, sedangkan daya mampu pembangkit yang ada jika semuanya beroperasi optimal adalah 320 MW. Daya mampu pasok dari pembangkit yang beroperasi saat ini hanya 275 MW, ini dikarenakan PLTP Lahendong unit 4 sedang pemeliharaan.
http://www2.esdm.go.id/berita/listrik/39-listrik/7979-perkuat-pasokan-listrik-presiden-ri-lepas-kapal-marine-vessel-power-plant-mvpp.html
Maka, MVPP ini menurut saya hanyalah solusi jangka pendek untuk mengatasi urgensi kebutuhan listrik di beberapa daerah, bukan solusi jangka panjang dikarenakan kita belum mengetahui pasti perhitungan keekonomiannya secara jelas.
-Hizkia Sandhi Raharjo- (ME 2015)
Menarik sekali pembahasan mengenai hal ini. Menambahkan komentar yang ada, menurut saya penerapan prinsip engineering economy telah dilakukan oleh pemerintahan mengenai penyewaan MVPP ini. Itu saja sudah merupakan langkah yang tepat dimana ada alternatif untuk mengatasi masalah kelistrikan Indonesia sembari menunggu pembangunan pembangkit permanen di daerah-daerah yang memang membutuhkan pasokan listrik. Pengambilan keputusan penyewaan selama 5 tahun apakah out of the blue? Saya rasa seharusnya tidak. Setuju dengan pendapat mas nandi Karena bila memang prinsip engineering economy diterapkan di sini, pastinya angka 5 tahun dan kelayakan ekonomi pengambilan keputusan ini oleh pemerintah telah diperhitungkan sebelumnya. Ditambah memang suatu keharusan, bekerja sama dengan pihak terkait, untuk mengatasi kurangnya pasokan listrik di daerah. Dan untuk jangka panjang, perpanjang masa sewa atau pembangunan pabrik MVPP di Indonesia atau menggunakan MVPP untuk menyuplai daya secara permanen, tentunya perlu dikaji juga kelayakannya.
HapusDilihat dari perspektif lain, Langkah ini selain bersifat sementara untuk mengatasi problem kelistrikan di daerah yang belum terlistriki, juga membuka sebuah jalur baru untuk bidang yang lain. Selain nilai tambah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pendapat Mas Asril, juga untuk bidang perdagangan. Dalam bidang ketenagalistrikan khususnya, turki dapat menjadi alternatif suplai equipment gardu induk yang tidak kalah dengan eropa. Barangkali dengan dimulainya kerja sama ini, ke depannya juga akan ada kerja sama dalam bidang ekonomi, perdagangan dan barangkali akan ada regulasi mengenai impor equipment dari turki yang selama ini sudah mulai ada namun kurang kompetitif terkait pajak import dan cukai.
Arief Murnandityo, ME 2015
Jika dalam hal ini ketidakpastian yang dimaksud adalah ketidakpastian dalam penyelesaian masalah pembangkit pada sistem setempat, seperti kasus di Sultenggo dimana beberapa pembangkit mengalami gangguan bersamaan dan karena efek kekeringan (PLTA Tanggiri, PLTU Amurung, PLTU Molotabu, PLTA Taluda, PLTMh Mongangi) maka menurut saya pembelian kWh dari pembangkit kapal dari Turki (Mobile Power Plant) ini adalah langkah yang baik, karena kita tidak sewa kapalnya (yang mana pengertiannya jika kita sewa kapalnya maka kita sendiri yang membangkitkan listrik di kapal tersebut), namun kita membeli kWh yang dihasilkan oleh pembangkit dari kapal tersebut. Biaya operasional pembangkit dari kapal yang bisa digerakkan oleh bahan bakar HFO maupun gas ini dikatakan lebih murah daripada menyewa genset atau PLTD untuk memenuhi defisit daya di Sultenggo dan daerah-daerah lain yang masih mengalami pemadaman bergilir ke pelanggan.
HapusDan karena kita membeli listriknya, bukan menyewa kapalnya, maka setelah sistem di daerah yang tadinya defisit daya telah mampu menyuplai listrik sendiri atau telah handal, kapal ini dapat dipindahkan ke daerah lainnya atau berikutnya yang masih defisit daya. Ini menjadi pilihan yang baru dalam jalan keluar ketidakpastian gangguan sistem yang selama ini kita alami. Karena kita memiliki pembangkit yang dapat menyuplai sistem atau membackup pembangkit yang sedang mengalami gangguan tanpa harus memikirkan interkoneksi sistem di keseluruhan pulau di Indonesia yang masih membutuhkan waktu yang lama. Dengan kata lain, ini menjadi solusi tercepat yang bisa diambil dari permasalahan yang memang membutuhkan solusi yang cepat.
Yang selanjutnya masih bisa dikaji mungkin adalah defisit daya yang dialami oleh Sultenggo atau daerah-daerah di Indonesia (kecuali saat beban puncak) tidak sebesar kapasitas yang terinstal pada kapal Karadeniz tersebut, dan memang selama ini kapal ini hanya dibebankan variatif antara 30% sampai dengan 50% dari kapasitasnya. Apabila perjanjian mendatangkan pembangkit apung ini yang dilibatkan untuk didatangkan adalah kapal dengan installed capacity lebih kecil, let say 50 MW, mungkin harga per kWh yang harus kita bayar bisa lebih murah dari Rp.870,-?
Andres Pramana Edward
ME 2015
Menurut pendapat saya setelah membaca dari beberapa artikel salah satunya dari http://ksp.go.id/kapal-pembangkit-listrik-tepat-untuk-negara-kepulauan/.
BalasHapusSeperti yang disampaikan Pak Jokowi:
“Karena negara kita adalah negara kepulauan, kita punya 17 ribu pulau. Saya kira pembangkit listrik di atas kapal seperti ini yang bergerak dari satu pulau ke pulau lain, kemungkinan ini paling tepat untuk Indonesia,”
Menurut pendapat saya Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) bukan solusi yang tepat. Karena :
1. Masyarakat membutuhkan pasokan listrik dari pembangkit yang stay ditempat bukan temporary. masyarakat butuh listrik untuk jangka panjang bukan jangka pendek. Lebih baik Pak Jokowi mempercepat pembangunan pembangkit 35 ribu MW nya.
2. Tidak semua daerah terpencil memiliki pelabuhan yang dapat digunakan untuk bersandar Kapal Pembangkit Listrik seperti daerah terpencil di kalimantan. Contohnya di Kalimantan Utara di Malinau. Sungainya hanya dapat dilalui oleh speedboat. hal ini terlihat juga dari beberapa daerah di Indonesia. Sungai tidak dapat dilalui oleh kapal-kapal besar. sehingga kapal pembangkit bukan merupakan solusi pada daerah terpencil pedalaman.
3. Pemerintah mempunyai program 35 ribu MW yang terdiri dari energy baru dan terbarukan. Dari situ pemerintah sebenarnya banyak solusi yang dapat dijadikan jalan keluar mengatasi krisis listrik. Anggaran yang digunakan untuk sewa Kapal Pembagkit akan lebih baik jika digunakan untuk reseacrh dan pecepatan pembangunan 35 ribu MW.
4. Dengan adanya sewa Kapal Pembangkit Listrik, tersirat secara idak langsung bahwa proyek 35 ribu MW tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu dimasa kepemimpinan beliau.
5. Kapal pembangkit Listrik JIKA mengalami kesuksesan pada satu daerah. Maka akan terjadi kecemburuan / membuat iri bagi daerah yang masih defisit. maka dibutuhkan anggaran besar lagi untuk sewa kapal pembangkit. dan pembangunan pembangkit yang masih berlangsung dapat terhambat karena alokasi dana yang kurang dikarenakan dananya untuk sewa kapal.
Risca Hermawan Wibowo ME 2015
Menurut pendapat saya langkah PT PLN (Persero) menyewa kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Apung selama 5 tahun dengan kapasitas 120MW merupakan keputusan yang tepat. Hal ini menjadi salah satu solusi jangka pendek untuk mengatasi krisis pasokan listrik di wilayah Amurang, Sulawesi Utara; Medan, Sumatera Utara dan Atambua, Nusa Tenggara Timur sampai PLN selesai membangun PLTU dan PLTG di wilayah tersebut.
HapusPLTG apung memiliki keunggulan selain kemudahan relokasi (hanya perlu waktu 3-4 minggu) sehingga fleksibel memenuhi kebutuhan listrik, juga memiliki BPP yang lebih rendah dari mesin diesel (PLTD).
Indra Ardhanayudha Aditya,ME15
Menambahkan saja dari mas Indra dan mas Hermawan,
BalasHapusMenurut penjelasan dari Kepala Divisi Supply Chain Management PLN Septa Hamid, bahwa biaya sewa pembangkit terapung tersebut sebesar Rp 870 rupiah per Kilo Watt Hour (KWH) dalam satu tahun.
(Sumber:
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2385022/pln-sewa-pembangkit-listrik-terapung-dari-turki).
*Di sisi lain, tarif listrik non-subsidi utk golongan R-1 1300VA saja dalam beberapa bulan ini sudah di atas Rp1000/kWh (di Desember 2015 ini tarifnya di Rp1500an/kWh). Saya rasa, sewa pembangkit terapung tersebut sudah memperhitungkan keekonomian.
Lalu, untuk jangka sewa 5tahun, menurut saya itu ada hubungannya dengan rata-rata waktu penyelesaian proyek PLTU/PLTGU di Indonesia. Bisa jadi, hal ini juga salah satu antisipasi pemerintah terhadap ketidakpastian proyek pembangki di sistem setempat.
*Ada kabar baik dari rekan di proyek PLTG Gorontalo. Rencananya akhir Desember 2015 ini PLTG siap operasi. Itu berarti akan ada potensi perkuatan sistem Sulut dan Gorontalo maksimum sebesar 50MW.
Ayudha Nandi
ME' 2015
Langkah yang dilakukan PLN tersebut dengan menyewa empat kapal listrik (marine vessel power plant) dari Turki dengan masing - masing kapal memiliki kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel sebesar 60 MW untuk mengatasi pemdaman yang terjadi secara bergilir saya rasa cukup tepat. Dengan adanya kapal listrik tersebut, krisis listrik yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dapat teratasi untuk jangka pendek.
BalasHapusSelain itu dengan adanya kerja sama dalam hal penyewaan empat kapal tersebut dari Turki membuka peluang bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan perusahaan asal Turki untuk membuat Kapal Listrik sendiri dengan bahan bakar batu bara sesuai dengan pernyataan Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam web merdeka.com.
Namun pengadaan kapal listrik tersebut perlu dilakukan kajian lebih mendalam apakah sesuai dengan kebutuhan di Indonesia untuk jangka pendek maupun jangka panjang maupun jangka pendek terlebih lagi Indonesia juga sedang melakukan proyek pembangunan 35000MW yang digadang - gadang akan selesai dalam 5 tahun.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/pemerintah-mau-buat-kapal-pembangkit-batu-bara-agar-listrik-murah.html
Asril Irsadi, ME 2015
Kebijakan dalam menyewa pembangkit kapal/mobile power plant dengan masa sewa selama 5 (lima) tahun milik perusahaan Turki untuk memenuhi kebutuhan listrik pada daerah yang mengalami defisit penyediaan tenaga listrik di tengah ketidakpastian penyelesaian pembangkit pada sistem setempat di satu sisi merupakan sebuah tindakan yang tepat sebagai sebuah solusi jangka pendek dalam menyelesaikan potensi pemadaman yang terjadi dimana salah satu kelebihan yang dimiliki oleh pembangkit ini adalah mobilitas yang tinggi sehingga apabila pembangkit pembangkit listrik yang terlambat suatu daerah telah siap dioperasikan, pembangkit ini dapat dipindahkan menuju daerah lain yang masih defisit daya ditambah lagi kondisi geografis indonesia yang merupakan kepulauan membuat perpindahan pembangkit ini akan mudah dilakukan. Kelebihan lainnya yang dimiliki adalah penghematan penggunaan bahan bakar yang didapat dari selisih antara PLN membeli listrik berbahan bakar minyak bakar (heavy fuel oil/HFO) dari kapal tersebut sebesar Rp870 per kWh dan jika menggunakan PLTD solar konvensional yang bisa mencapai Rp1.850 per kWh.
BalasHapusnamun kebijakan ini sendiri saat ini juga masih merupakan sebuah ketidakpastian (uncertainty) apabila kita melihat dari kebijakan penyediaan listrik yang ada di Indonesia. penyediaan pembangkit yang diklasifikasikan sebagai PLTD ini belum memiliki sebuah payung hukum yang cukup dalam proses pengadaannya, sedangkan saat ini PLN sudah dilarang untuk melakukan penambahan PLTD berbahan bakar BBM. Walaupun pembangkit ini berstatus sebagai pembangkit sewa, namun hal ini tidak menutup kemungkinan mengulang kebijakan penyewaan PLTD secara besar besaran yang dilakukan sebelumnya. Dengan adanya rencana 5 buah PLTD dengan total kapasitas 600 MW menunjukkan bahwa kita akan kembali membakar BBM dalam jumlah besar selama 5 tahun kedepan yang berpotensi kembali meningkatkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik PLN dan membuat nilai subsidi listrik di APBN yang diberikan pemerintah membengkak yang akan menjadi pertimbangan DPR untuk mengevaluasi kebijakan tersebut.
Sumber :
http://geomaritim.com/read/2015/12/09/3988/Kapal-pembangkit-listrik-Amurang-bakal-hemat-anggaran
menurut saya keputusan yang diambil pemerintah terkait "pembangkit kapal/mobile power plant dengan masa sewa selama 5 (lima) tahun " adalah solusi jangka pendek.
BalasHapuskebutuhan listrik di daerah - daerah (pasokan listrik di wilayah Amurang, Sulawesi Utara; Medan, Sumatera Utara dan Atambu) menjadi alasan utama.
namun jika ditinjau dari sisi bisnis bisa jadi merupakan keputusan yang tepat. jika diibaratkan seperti sedang menyewa kendaraan (mobil) untuk keperluan bisnis, tentunya jika hitung - hitungan nya masuk ( memenuhi keuntungan yang diharapkan) maka hal ini tepat dilakukan sambil menunggu pembangkit - pembangkit yang sedang dibangun selesai.
menurut dirut PLN :
" Secara teknis, PLN mengklaim kapal pembangkit yang menggunakan bahan bakar HVO tersebut dapat menghasilkan efisiensi sebesar Rp350 miliar per tahun jika dibandingkan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)".
Charles Abet ME'15
Kalau listrik dari "pembangkit kapal" tersebut bisa menggerakkan perekonomian daerah, ada pendapatan untuk Operator dan ada pula pendapatan Pemerintah dari pajak atau retribusi untuk Pemda, lalu metode analisisnya bagaimana ya ....
HapusMenurut saya, dhal ini merupakan solusi sementara, sampai infrastruktur pembangkit listrik setempat memadai dan tidak defisit dalam menyediakan tenaga listrik, dan sewa pembangkit mobile yang dilakukan adalah 5 tahun itu merupakan selama waktu periode menjabat sebagai presiden sehingga dalam rentang waktu 5 tahun tersebut pemerintah akan mengejar infrastruktur dan pembangunan pembangkit (seperti yang dijelaskan Pa Nandi) agar memadai sampai pada masa pemerintahan mendatang, dan berharap setelah 5 tahun sudah tercapai, apabila pada saat 5 tahun kedepan belum adanya peningkatan maka hal ini harus dipelajari kembali apakah sewa tersebut harus di perpanjang dengan melihat perkembangan akan pembangkit yang dibangun.
BalasHapus-M.Ilman Hasya Me 15 -