Seri Ekonomi Teknik (Engineering Economy)
oleh: Kelompok 2
Galuh Arum Prabandari, Irham, Muhamad Syamsudin, Nurrahman Jarman
Taxes have been collected since the dawn of civilization. Interestingly, in the United States, a federal income tax did not exist until March 13, 1913 when Congress enacted the Sixteenth Amendment to the Constitution.
Most organizations consider the effect of income taxes on the financial results of a proposed engineering project because income taxes usually represent a significant cash outflow that cannot be ignored in decision making.
Lebih spesifik lagi, depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan pengguaan atas nilai aset dapat direfleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan.
Galuh Arum Prabandari, Irham, Muhamad Syamsudin, Nurrahman Jarman
Taxes have been collected since the dawn of civilization. Interestingly, in the United States, a federal income tax did not exist until March 13, 1913 when Congress enacted the Sixteenth Amendment to the Constitution.
Most organizations consider the effect of income taxes on the financial results of a proposed engineering project because income taxes usually represent a significant cash outflow that cannot be ignored in decision making.
DEPRESIASI
Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan.Lebih spesifik lagi, depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan pengguaan atas nilai aset dapat direfleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan.
Deduksi depresiasi bertujuan untuk menyesuaikan nilai tahunan yang digunakan oleh suatu aset dalam proses produksi dari pendapatan berdasarkan umur ekonomis aktual aset.
Depresiasi merupakan biaya non-kas yang mempengaruhi pendapatan pajak.
Barang yang dapat menyusut merupakan barang yang diperbolehkan untuk didepresiasi oleh Undang-Undang dan regulasi pajak pendapatan. Klasifikasi dari jenis barang harus dapat dipahami untuk dapat menentukan deduksi depresiasi.
Barang yang dapat didepresiasi jika memenuhi ketentuan ketentuan dasar berikut:
- Digunakan dalam bisnis atau digunakan untuk menghasilkan suatu pendapatan.
- Memiliki umur efektif yang dapat ditentukan, dan umur tersebut harus lebih dari satu tahun.
- Merupakan sesuatu yang dapat dipakai hingga aus, rusak, diperbaiki, menjadi tidak terpakai, atau nilainya hilang karena alasan-alasan umum.
- Bukan termasuk barang inventori,stok dalam perdagangan, atau barang investasi.
- Barang berwujud (tangible)
merupakan barang yang dapat dilihat dan dipegang, barang ini terdiri dari barang pribadi (personal property) dan barang riil (real property). Yang termasuk barang pribadi adalah mesin, kendaraan, dan alat-alat lainnya. Sedangkan, barang riil seperti tanah dan umumnya adalah sesuatu yang dapat dibangun, tumbuh, dan ditancap di tanah. - Barang tidak berwujud (intangible)
merupakan barang pribadi seperti hak cipta, paten, atau waralaba.
METODE DEPRESIASI DALAM KETERKAITAN JANGKA WAKTU
Metode depresiasi yang diperbolehkan bisa berubah seiring dengan waktu. Berikut ini menujukkan metode pokok yang digunakan dalam tiga periode waktu yang berbeda (di USA).Sebelum 1981, metode pokok yang digunakan adalah
- garis-lurus (straight-line, SL),
- keseimbangan-menurun (declining-balance, DB),
- jumlah-digit-tahun (sum of years digits, SYD).
1. METODE GARIS LURUS (Straight Line, SL)
Depresiasi garis lurus merupakan metode
depresiasi yang sederhana. Metode ini mengasumsikan bahwa suatu jumlah tetap
yang didepresiasi setiap tahunnya atas umur depresiasi (efektif) aset.
Persamaan yang digunakan;
dimana:
SVN Estimasi
nilai sisa pada akhir tahun N
dk Kumulatif
defreasiasi sepanjang tahun k
N umur depresiasi aset dalam tahun
B harga beli dari aset (cost basis), termasuk penyesuaian yang
diizinkan
BVk nilai buku pada akhir tahun k
1.2 METODE KESEIMBANGAN MENURUN (Declining Balance, DB)
Terkadang,
metode ini sering disebut sebagai metode prosentase tetap (Constant Percentage
Method) atau rumus matheson (Matheson formula), mengasumsikan bahwa depresiasi
biaya tahunan merupakan persentase tetap dari BV pada permulaan tahun.
1.3 METODE JUMLANG ANGKA TAHUN (Sum of the Years Digits, SYD)
Angka-angka
yang berkaitan dengan angka untuk setiap umur tahun yang diizinkan berada pada
urutan pertama dalam urutan yang terbalik. Kemudian, jumlah dari
angka-angka ini ditentukan.
Faktor
depresiasi untuk setiap tahun merupakan angka dari daftar urutan terbalik untuk
tahun tersebut dibagi dengan jumlah angkanya.
Sebagai contoh, untuk barang yang
mempunyai umur depresiasi (efektif) lima tahun, faktor depresiasi SYD-nya
adalah sebagai berikut.
Depresiasi untuk setiap tahun adalah hasil dari faktor depresiasi SYD untuk tahun tersebut dan selisih antara Cost Basis (B) dan estmasi akhir SV.
Bentuk umum dari biaya tahunan untuk setiap tahun k, apabila N sama dengan umur depresiasi aset, yaitu:
Nilai buku pada akhir tahun k adalah:

1.4 METODE PRODUKSI UNIT
Nilai barang yang menurun sebagian besar merupakan fungsi dari waktu. Apabila penurunan nilai kebanyakan karena fungsi penggunaan, depresiasi berdasarkan metodenya mungkin tidak tercemin dalam bentuk tahun.
Hasil dari metode ini dalam cost basis (dikurang SV akhir) dialokasikan secara sama berdasarkan estimasi angka dari unit-unit yang diproduksi sepanjang umur efektif aset.
Persamaan yang digunakan, yaitu
2. MODIFIED ACCELERATED COST RECOVERY SYSTEM (MACRS)
Metode
ini (MACRS) diciptakan oleh TRA 86 dan sekarang menjadi metode utama untuk
menghitung deduksi depresiasi barang dalam proyek-proyek teknik (USA).
MACRS berlaku
untuk kebanyakan barang tangible yang dapat didepresiasi dalam penggunaannya
setelah 31 Desember 1986.
MACRS terdiri dari dua sistem
untuk menghitung deduksi depresiasi.
Sistem utamanya disebut General Depreciation System (GDS) dan sistem kedua disebut Alternative Depreciation System (ADS).
Apabila aset didepresiasi dengan menggunakan MACRS, informasi
berikut ini diperlukan sebelum deduksi depresiasi dihitung:
- Cost basis (B)
- Tanggal barang tersebut digunakan
- Kelas barang dan pemulihan
- Menggunakan metode depresiasi MACRS (GDS atau ADS)
- Konversi waktu yang digunakan (setengah tahun)
PAJAK PENDAPATAN
Pajak pendapatan dihasilkan dari operasi perusahaan yang menguntungan dan biasanya dimasukkan ke dalam perhitungan dalam mengevaluasi proyek-proyek teknik.
Alasannya cukup sederhana, pajak pendapatan atas proyek-proyek yang diusulkan mungkin mencerminkan arus keluar utama yang harus dipertimbangan bersama-sama dengan arus kas masuk dan keluar lainnya dalam mengevaluasi seluruh keuntungan ekonomis dari proyek tersebut.
PERBEDAAN ANTARA JENIS-JENIS PAJAK YANG BERBEDA
- Pajak pendapatan (Income taxes),
dinilai sebagai suatu fungsidari pendapatana kotor (gross revenue) dikurangi deduksi yang diizinkan. Hal itu dilakukan oleh federal, kebanyakan negara bagian, dan kadang-kadang oleh pemerintahan kotamadya. - Pajak properti (Property taxes)
dinilai sebagai fungsi dari nilai barang itu sendiri, seperti tanah, gedung, peralatan, dan tingkat pajak yang digunakan. Jadi, ini terlepas dari pendapatan atau laba perusahaan. Hal itu dilakukan oleh pemerintah kotamadya, kabupaten dan / negara bagian. - Pajak penjualan (Sales taxes)
dinilai berdasarkan pembelian barang atau jasa, dan terlepas dari pendapatan (income) dan laba kotor. Pajak penjualan bersangkut-paut dalam studi ekonomi teknik hanya untuk tingkat itu yang mana mereka ditambahkan ke biaya dari barang yang dibeli. - Pajak pembelian (Excise taxes)
merupakan pajak federal yang dinilai sebagai funsi dari penjualan barang atau jasa tertentu yang sering dianggap tidak penting, dan karenanya terlepas dari pendapatan atau laba dari bisnis. Meskipun mereka biasanya dibebankan kepada pabrik atau pengecer asli dari barang dan jasa tersebut, biayanya dikenai kepada si pembeli.
UNTUNG (RUGI) DARI SISA ASET
Apabila aset yang didepresiasi (barang pribadi tangible dan barang riil) dijual, nilai pasarnya jarang sekali sama dengan nilai bukunya.Umumnya, keuntungan (kerugian) pada penjualan dari barang didepresiasi merupakan nilai pasar yang wajar dikurangi nilai bukunya pada saat itu.Apabila penjualan menghasilkan keuntungan, hal itu sering mengacu sebagai depreciation recapture.
Tingkat pajak untuk keuntungan (kerugian) pada sisa barang pribadi yang didepresiasi biasanya sama untuk pendapatan atau kerugian biasa, yang merupakan effective income tax rate.Apabila aset modal dijual atau diganti, keuntungan (kerugian) mengacu sebagai keuntungan (kerugian) modal. Contoh dari aset modal adalah saham, obligasi, emas, perak,dan logam lainnya, sama halnya dengan barang riil seperti rumah.
BAHAN DISKUSI
- Kondisi seperti apa untuk memenuhi persyaratan sebuah barang atau kegiatan bisa didepresiasikan.
- Perbedaan mendasar dari personel property dan real property dan contoh untuk memperjelas perbedaan dalam lingkup ketenaga listrikan.
- Apakah batubara yang disimpan / distok untuk bahan bakar pembangkit listrik mengalami depresiasi? Jika iya termasuk dalam klasifikasi barang apa?
- Perbedaan mendasar dari ketiga metode depresiasi yang digunakan berdasarkan jangka waktu sebelum 1981, antara 1981-1986 dan setelah 1986 ?
- Dampak apa yang terjadi jika perencanaan depresiasi lebih lama pada after tax profitability sebuah investasi ?
- Sebuah asset yang didepresiasi dijual dan menghasilkan keuntungan sering disebut depreciation recapture, dalam kondisi nyata bilamanakah hal tersebut bisa terjadi?
Sumber : Engineering Economy thirteenth Edition, William G Sullivian, Elin M.Wicks, James T.Luxhoj.
1.Kondisi seperti apa untuk memenuhi persyaratan sebuah barang atau kegiatan bisa didepresiasikan.
BalasHapusBarang yang dapat menyusut merupakan barang yang diperbolehkan untuk
Hapusdidepresiasi oleh undang-undang dan regulasi pajak pendapatan pemerintahan federal, negara bagian, atau kotamadya. Klasifikasi dari jenis barang harus dapat dipahami untuk dapat menentukan deduksi depresiasi.
Barang yang dapat didepresiasi jika memenuhi ketentuanketentuan dasar berikut;
1. Digunakan dalam bisnis atau digunakan untuk menghasilkan suatu pendapatan.
2. Memiliki umur efektif yang dapat ditentukan, dan umur tersebut harus lebih dari satu tahun.
3. Merupakan sesuatu yang dapat dipakai hingga aus, rusak, diperbaiki, menjadi tidak terpakai, atau nilainya hilang karena alasan-alasan umum.
4. Bukan termasuk inventori,stok dalam perdagangan, atau barang investasi, (Sumber Abdul Wahab)
Barang dapat didepresiasi jika :
Hapus1. Digunakan dalam kegiatan bisnis yang menghasilkan pendapatan
2. Umur ekonomisnya lebih dari satu tahun
3. Memiliki umur ekonomis yang terbatas karena pemakaian atau nilainya hilang karena alasan-alasan umum
4.Bukan termasuk barang inventori,stok dalam perdagangan, atau barang investasi
Intinya barang mengalami depresiasi karena memiliki nilai terhadap waktu dimana nilai ekonomisnya berkurang seiring dengan lama penggunaan yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan
Seperti terlihat pada penjelasan di atas yang merujuk pada buku Engineering Economy, suatu barang dapat didepresiasi jika memenuhi ketentuan ketentuan-ketentuan berikut:
Hapus1. Digunakan dalam bisnis atau digunakan untuk menghasilkan suatu pendapatan.
2. Memiliki umur efektif yang dapat ditentukan, dan umur tersebut harus lebih dari satu tahun.
3. Merupakan sesuatu yang dapat dipakai hingga aus, rusak, diperbaiki, menjadi tidak terpakai, atau nilainya hilang karena alasan-alasan umum.
4. Bukan termasuk barang inventori,stok dalam perdagangan, atau barang investasi.
Bagus W., ME'13
Syarat suatu barang bisa didepresiasikan adalah:
Hapus- Harus digunakan untuk keperluan bisnis atau memperoleh penghasilan.
- Umur ekonomisnya bisa dihitung.
- Umur ekonomisnya lebih dari 1 tahun.
- Harus merupakan sesuatu yang digunakan, sesuatu yang menjadi usang
Willy, ME'13
- Bukan merupakan inventori, stok dalam perdagangan, atau barang investasi.
HapusPersyaratan barang dapat di depresiasikan secara akutansi dan perpajakan. secara akuntansi, barang atau aktiva dapat mulai didepresiasikan pada saat aktiva tersebut siap untuk digunakan. Sedangkan secara perpajakan, aktiva tetap mulai disusutkan pada bulan dilakukannya pengeluaran (pada saat diperoleh/dibeli).(http://auditme-post.blogspot.com)
Hapusargianto
ME 13
Menurut Buku William SUllivan, Ada 4 dasar persyaratan dari deprisiasi yaitu :
Hapus1. Harus digunakan untuk bisnis atau menghasilkan produk
2. harus digunakan untuk bisnis atau menghasilkan uang dan properti tersebut harus berguna lebih dari 1 tahun.
3. Harus sesuatu yang bia digunakan akan menjasi sesuatu yang tidak berguna lagi dari penyebab natural
4.bukan inventori
Petugas pajak memperbolehkan pengurangan pajak untuk properti yang telah digunakan dan rusak. Depresiasi aset dimulai ketika bisnis mulai menggunakannya dan terus menyusut sampai biayanya kembali atau bisnis berhenti menggunakannya, apapun yang lebih dulu.
Menurut PSAK Nomor 17, penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Besarnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
HapusPersyaratan aktiva yang dapat disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi:
1. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud
2. Harta tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
3. Harta tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Seperti yang telah dilakukan pada aktiva tetap berwujud, bahwa nilai aktiva tetap tak berwujud harus juga dilakukan penyusutan yang disebut dengan amortisasi. Pengertian aktiva tak berwujud adalah aktiva lancar (Non Current Asset) dan tak berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aktiva yang lain (PSAK No.19). Termasuk dalam aktiva tak berwujud seperti Hak Paten, Hak Merek, GoodWill,Biaya Pendirian dan lain-lain
Sumber: klik.
Apakah yang dimaksud dengan "kegiatan yang didepresiasikan" yang disebutkan dalam soal no. 1 adalah aktiva tetap yang tak berwujud (seperti yang disebutkan dalam penjelasan Mas Ilham di atas)?
HapusChairy, ME'13
Depresiasi ialah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan. Lebih sepesifik lagi Depresiasi adalah akonsep akutansi yang menentukan sesuatu deduksi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai asset dapat di refleksikan di dalam keuangan perusahaan. Umumnya barang yang dapat didepresiasikan jika memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Hapus1. Harus di gunakan dalam bisnis atau untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur efektif yang dapat di tentukan, dan umur tersebut harus lebih dari satu tahun.
3. Harus merupakan suatu yang di pakai sampai aus, rusak, di perbaiki, menjadi tidak terpakai atau nilainya hilang karena alasan-alasan umum.
4. Bukan merupakan inventori, stok dalam perdagangan, atau barang investasi.
sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/depresiasi-dan-pajak-pendapatan-2/
Samuel Parura : ME UI 2013
penyusutan merupakan alokasi jumlah suatu asset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Definisi penyusutan menurut Kieso (2007;570) penyusutan adalah alokasi biaya dari asset tetap menjadi beban selama masa manfaatnya berdasarkan cara yang sistematis dan rasional.
HapusPerlu dilakukan penyusutan karena masa manfaat yang diberikan dan nilai dari asset tersebut semakin berkurang.
INDRAWAN ME13
@chairy, Menurut sumber yang dibaca bahwa aktiva tetap tidak berwujud ialah (intangible assets) adalah aktiva yang umurnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain: hak paten, hak cipta, merek dagang
Hapusjadi kalo ada suatu kegiatan yang memiliki masa waktu dan memberikan manfaat bagi suatu operasi perusahaan kegiatan tersebut dapat didepresiasikan
2. Perbedaan mendasar dari personel property dan real property dan contoh untuk memperjelas perbedaan dalam lingkup ketenaga listrikan.
BalasHapusPersonal property dan real property keduanya merupakan barang (property) yang terukur wujudnya (tangible). Namun ada perbedaan diantara keduanya. Personal property meliputi mesin-mesin, peralatan, kendaraan, furnitur dan barang sejenis. Sedangkan real property merupakan tanah dan apapun yang tumbuh dan berdiri di atasnya.
HapusKalau diperlihatkan di suatu power plant , maka lahan dan gedung/bangunan power plant tersebut merupakan real property. Demikian juga bila pada power plant tersebut terdapat gudang, bendungan, dockyard, maka hal itu juga termaseku real property. Sedangkan mesin turbin, kendaraan operasional, trafo, pompa-pompa, panel-panel, dan sejenisnya termasuk personal property.
Lawrence Yerkes juga menjelaskan perbedaan ini.
Bagus W., ME'13
Real Property dan Personal Property merupakan bagian dari tangible property yaitu property yang ada wujudnya. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah, real property sifatnya melekat permanen dan tidak dapat dipindahkan sedangkan personal property memiliki sifat dapat dipindah-pindahkan ke tempat lain (moveability).
HapusDepriciasi properti dibagi menjadi dua yaitu tangible dan intangible, penertian tangible artinya dapat dilihat dan disentuh yang dibagi lagi menjadi real property dan personal property
HapusReal Property
secara umum merupakan penguasaan secara hukum atas tanah mencakup semua hak, semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan real estate.contohnya tanah
Personal Property
merunjuk kepada hak kepemilikan atas suatu benda bergerak di dalam bagian-bagian benda selain dari Real Estate (tanah bangunan secara fisik). Benda-benda tersebut dapat berwujud (tangible), misalnya hata bergerak atau tidak bergerak (intangible), misalnya utang-piutang, goodwill dan hak paten.barang yang berwujud mewakili kepemilikan dari benda-benda yang tidak melekat secara permanen pada tanah dan bangunan atau yang pada umumnya bersifat dapat dipindah-pindahkan ke tempat lain (moveability). contohnya : mesin, kendaraan, perlengkapan, furnitur
3. Apakah batubara yang disimpan / distok untuk bahan bakar pembangkit listrik mengalami depresiasi? Jika iya termasuk dalam klasifikasi barang apa?
BalasHapusTidak. Hal itu karena batubara bukan merupakan aset. Batubara dan sejenisnya dimasukkan dalam komponen biaya, sehingga tidak terdepresiasi.
HapusBagus W., ME'13
Barang yang dapat didepresiasikan adalah yang barang yang sudah digunakan lebih dari 1 tahun dan bukan merupakan barang yang di-stok/disimpan. Jadi batu bara yang disimpan tidak bisa dikategorikan sebagai barang yang bisa didepresiasi.
HapusWilly ME'13
Kalo maurut saya berdasarkan basic requirement yang ada di buku, jika barang tersebut di gudang dan disimpan untuk keperluan operasional tidak memenuhi persyaratan sesuai buku yang dijelaskan bahwa syarat deprediasi yaitu bukan yang barang di gudang atau di stok jadi batu bara yang disempan tersebut bukan termasuk kedalam barang depresiasi, kecuali batubara dengan tambang sendiri
Hapusuntuk keamanan suplai dan menghindari penurunan kualitas batubara, jangka waktu penyimpanan batubara untuk pembangkitan pltu pada umumnya sekitar 1 sd 1,5 bulan, menurut saya dengan jangka waktu penyimpanan tersebut tidak dilakukan depresiasi namun langsung dibebankan.
Hapusdari penjelasan diatas tentang barang yang dapat terdepresiasi salah satunya Bukan termasuk barang inventori,stok dalam perdagangan, atau barang investasi. maka batubara yang distok termasukbarang inventori sehingga batubara tidak dapat didepresiasi. klasifikasi barang termasuk barang berwujud
Hapusargianto
ME 13
Batubara yang disimpan / distok untuk bahan bakar pembangkit listrik TIDAK mengalami DEPRESIASI, sebab merupakan inventori yang habis pakai dan dikelompokkan dalam klasifikasi komponen biaya operasional (OPEX).
HapusSamuel Parura : ME UI 2013
4. Perbedaan mendasar dari ketiga metode depresiasi yang digunakan berdasarkan jangka waktu sebelum 1981, antara 1981-1986 dan setelah 1986 ?
BalasHapusMetode depresiasi / penyusutan berubah seiring waktu. Di buku Engineering Economy, disebutkan ada tiga periode, dimana metode depresiasi yang dipakai berbeda:
Hapus1. Periode sebelum tahun 1981
Metode yang umum dipakai di periode ini adalah Straight Line (SL), Declining Balance (DB) dan Sum-of-the-Year Digits (SYD). Thuesen, G.J. dan Fabrycky, W.J., dalam bukunya menyebutkan bahwa pada masa ini, perusahaan pembayar pajak dapat memilih salah satu untuk metode depresiasi yang dipakai. Faktor yang mendasarinya adalah estimasi dari umur pakai aset tersebut, berdasarkan pengalaman perusahaan menggunakan aset tersebut atau pengalaman industri.
2. Periode antara 1981-1986
Dengan adanya ERTA pada tahun 1981, metode perhitungan depresiasi berubah menjadi Accelerated Cost Recovery System (ACRS). Thuesen, G.J. dan Fabrycky, W.J., dalam bukunya menyebutkan bahwa pada metode ini, masing-masing aset yang terdepresiasi dikelompokkan terlebih dahulu, ke salah satu dari empat kategori: 3-year property, 5-year property, 10-year property dan 15-year property. Masing-masing kelompok memiliki perlakuan sendiri.
3. Periode setelah 1986
Pada tahun 1986, terdapat TRA sehingga terjadi reformasi pada sistem pajak. Oleh karenanya, metode ACRS yang telah diimplementasikan pada periode sebelumnya diubah atau dimodifikasi, sehingga namanya berubah menjadi Modified ACRS (MACRS). Metode ini membagi menjadi 6 periode recovery ( 3-year property, 5-year property, 7-year property, 10-year property, 15-year property dan 20-year property) untuk personal property dan 2 kelas untuk real property (residential dan non-residential)
Bagus W., ME'13
Apakah kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode depresiasi berdasarkan jangka waktu sebelum 1981, antara 1981-1986 dan setelah 1986? Manakah yang lebih baik?
HapusChairy, ME'13
menambahkan pertanyaan mbak cheri, untuk yang umumnya dipakai saat ini metode mana yang biasa digunakan ? apakah ada persyaratan saat kita menggunakan salah satu metode ? kapan kita harus menggunakan metode 1981, 1986 dsb...
HapusMenanggapi pertanyaan mbak Chairy, kalau yang dimaksud adalah kelebihannya bila dipandang dari sisi investor / perusahaan, maka metode depresiasi yang dipakai hingga saat ini (MACRS) terlihat paling atraktif.
HapusDalam buku Engineering Economy karya Sullivan, W. G. et al, section 7.5., diperlihatkan suatu studi kasus dengan penyelesaian masing-masing metode depresiasi tersebut. Dari contoh tersebut terlihat Present Worth (PW) dengan metode MACRS paling menguntungkan bagi pengusaha.
Pajak (tax) pada prinsipnya merupakan penerimaan bagi suatu negara. Setiap pelaku usaha harus membayar pajak yang telah ditetapkan melalui peraturan negara tersebut. Sehingga bagi pelaku usaha, pajak tersebut terlihat sebagai pengurangan revenue atau komponen negatif dari suatu arus kas. Oleh karena itu harus dicari suatu kompromi, dimana pajak tetap dibayarkan, namun juga masih tetap atraktif untuk para pelaku usaha. Nah, di Amerika, sebelum tahun 1981, pelaku usaha dapat memilih metode depresiasi mana yang akan digunakan, namun harus konsisten pada metode yang dipakai tersebut. Pada tahun 1981 tersebut metode tersebut berubah, hingga tahun 1986. Demikian pula yang terjadi setelah tahun 1986.
Apabila digambarkan dengan kurva, akan terlihat bahwa metode MACRS lebih cepat dalam hal depreciation write-off. Sebelum tahun 1981, metode Declining-Balance (DB) sering digunakan pelaku usaha dalam hal perhitungan pajak, karena metode ini berujung pada "penundaan" pembayaran besaran pajak yang seharusnya dibayarkan, hingga suatu titik/tahun tertentu. Penundaan tersebut amat disukai karena prinsip time value of money. Nah metode ACRS dan MACRS berdasarkan pada metode declining-balance pada tahun-tahun awal aset dan berganti menjadi metode straight-line pada tahun-tahun setelahnya.
Mudah-mudahan penjelasan ini dapat dimengerti.
Bagus W., ME'13
Menanggapi pertanyaan mas Difi, setelah tahun 1986, metode MACRS banyak dipakai oleh pelaku usaha. Namun dalam menggunakan depresiasi, ada persyaratan tertentu. Aset-aset yang dibeli sebelum tahun 1981 tidak dapat disusutkan dengan menggunakan metode ACRS atau MACRS. Persyaratan yang lain adalah dalam hal pengelompokan aset-aset tersebut sebelum dilakukan metode penyusutan. Hal tersebut dapat dibaca secara jelas di buku Engineering Economy karya Sullivan, W.G. et al.
HapusBiasanya perhitungan dilakukan dengan menggunakan piranti lunak (software), seperti misalnyaSage FAS dan JD Edwards (manual part III - 16).
Di Indonesia, pajak penghasilan diatur melalui UU No. 36 tahun 2008 yang mengubah UU No. 7 tahun 1983. Pada pasal 11 dalam UU tersebut, untuk harta berwujud selain bangunan, dibolehkan penyusutan dengan metode straight-line dan declining-balance dan harus dilakukan secara taat asas. Sedangkan untuk harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode straight-line.
Bagus W., ME'13
5. Dampak apa yang terjadi jika perencanaan depresiasi lebih lama pada after tax profitability sebuah investasi ?
BalasHapusSuatu investasi yang dihitung dengan BTCF atau hanya dengan memperhitungkan EBITDA, akan berbeda hasilnya apabila depresiasi dan tax diperhitungkan sehingga menjadi ATCF.
HapusApabila perhitungan NPV menunjukkan hasil yang sangat positif pada BTCF, bisa jadi pada ATCF menjadi marjinal. Atau bahkan, bisa juga menjadi negatif.
Bagus W., ME'13
Menambahkan pendapat Pak Bagus, Besarnya deprisiasi akan berbanding terbalik dengan periode deprisiasi, semakin lama periodenya, deprisiasi akan semakin kecil presentasinya yang mengakibatkan tax akan besar. Dampak lainnya sebagai penambahan pendapat Pak Bagus:
Hapus1. EUAC (Equivalent Uniform annual cost) pembangkitan akan bertambah.yang berakibat prinsip as lowest posibble cost belum bisa diaplikasikan
2. Kenaikan tarif listrik untuk menutupi pendapatan yang negatif.
3. Pergantian dengan alternatif lain (chalenger) dengan UAC yang lebih kecil pada saat EUAC pembangkit existing (defender) paling minimum.
4. Mempensiunkan peralatan dalam periode tertentu.
Pak catur mengapa besarnya depresiasi bisa terbalik dengan periode deperesiasi dan tolong berikan contoh terhadap hubungannya dengan pajak
HapusIndrawan Nugrahanto ME 13
Pak Indra, berdarkan tabel di point 1.3. Sebagai contoh dengan metode garis lurus (SYD). Aktiva tetap yang terkena pajak untuk tahun pertama = Book value - 5/15 Book Value, tahun ke-2 = book value - 4/15 dan seterusnya. Jumlah pengurangnya akan semakin kecil sebanding dengan masa manfaat (tahun) aset tersebut beroperasi. Hal ini akan mengakibatkan EAT profit akan berkurang dari tahun ke tahun akibat pajak yang menjadi lebih besar dengan asumsi rata-rata revenue dan cost O&M tetap.
HapusUntuk itu perlu diadalan replacement atau investasi baru sehingga dapat meningkatkan jumlah deprisiasi.
6. Sebuah asset yang didepresiasi dijual dan menghasilkan keuntungan sering disebut depreciation recapture, dalam kondisi nyata bilamanakah hal tersebut bisa terjadi?
BalasHapusDepreciation recapture (DR) terjadi apabila suatu aset terdepresiasi dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya pada saat itu.
HapusDR = SP – BVt, di mana DR > 0.
SP = selling price, BVt = Nilai Buku (sumber Makalah Binus University)
Depreciation recapture terjadi saat asset yang didepresiasikan dijual dan hasil penjualan yang diperoleh lebih besar daripada nilai buku yang diperkirakan sehingga asset tersebut memberikan pendapatan lebih daripada yang diperkirakan pada saat umur penggunaannya habis.
HapusIrham, ME'13
Misal suatu mesin pembangkit dibeli dengan useful life selama 20 tahun. Apabila market value pembangkit tersebut setelah 20 tahun menjadi nol, maka pembangkit tersebut mengalami depresiasi / penyusutan selama 20 tahun. Sehingga, bila digunakan metode SL misalnya, depresiasi per tahun = investasi aset tersebut dibagi 20.
HapusApabila pada tahun ke-10 pembangkit tersebut dijual, maka akan ada salvage value yang diperoleh (tidak bernilai nol). Namun nilai ini merupakan objek pajak, sehingga perolehannya (BV) harus dikurangi dulu dengan pajak.
Referensi: Example 7-11 (Section 7.8) pada buku Sullivan, W.G. et al. (2006). Engineering Economy (13th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Bagus W., ME'13
Telah disebutkan oleh pak arif diatas bahwa DR terjadi ketika barang yang terdeprisiasi dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai uku sehingga mendapat keuntungan. Mendambahkan dari komentar2 diatas bahwa DR lebih besar atau mendapat keuntungan dari DR termasuk kedalam pendapatan ang terkena pajak, bukan sebagai pendapatan kapital.
HapusKelompok 4 ME-2015
BalasHapusUntuk bisnis pembangkit listrik di Indonesia, metode depresiasi apa yang tepat dipakai agar bisa memberikan nilai yang optimum (creating optimum value) dan dasar analisisnya apa ya ...
Metode garis lurus adalah salah satu metode yang paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode penyusutan garis lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya, semisal bangunan, peralatan kantor dll. Dengan demikian, metode ini kurang tepat untuk diterapkan pada bisnis pembangkit karena tidak memperhatikan output.
HapusDalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi. Sehingga Metode ini dirasa tepat untuk menjaga kualitas kelistrikan di Indonesia.
Muhammad Ridwan (ME 2015)
Menurut saya, Untuk pembangkit di Indonesia cocok digunakan Metode Garis Lurus ( Straight Line ).Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut. Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diakhir dari penggunaannya. Dengan melihat hal tersebut maka secara nilai buku dapat terlihat lebih jelas dan mudah dalam perhitungan tiap bulan dan tahunnya. Depresiasi juga ada kaitannya dengan biaya lain, salah satunya biaya asuransi. Biaya asuransi merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamin perusahaan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan untuk asset yang dimiliki. Dengan depresiasi straight line memudahkan jika asset yang diasuransikan di Perusahaan Asuransi mengalami permasalahan / trouble sebelum akhir penggunaan. Secara cashflow tidak merubah perhitungan secara signifikan, karena alokasi tiap bulan dan tahunnya sama, baik untuk actual cost yang dikeluarkan maupun secara perhitungan di laporan keuangan Maka pihak perusahaan dan pihak asuransi dapat memudahkan perhitungan dan mengingat dalam perhitungan nilai bukunya (book value ). Dengan Biaya depresiasi dengan metode straight line sudah didapatkan maka akan memudahkan dalam menentukan biaya listrik yang optimum karena tidak berubah – ubah dan tidak terpengaruh terhadap fluktuasi.
BalasHapusAturan untuk Depresiasi dan Amortisasi di Indonesia.
BalasHapusAturan Pajak Penghasilan di Indonesia mensyaratkan kapitalisasi seluruh pengeluaran dengan nilai ekonomi lebih dari satu tahun. Hukum kemudian membolehkan depresiasi hingga nilai pembelian pada aset tangible dan amortisasi untuk aset intangible.
Biaya depresiasi menyangkut semua pembiayaan yang terjadi untuk memebeli, memasang dan membangun asset yang secara umum juga meliputi biaya bunga yang terjadi selama periode konstruksi, dimana bunga konstruksi diperhitungkan.
Hukum Perpajakan Indonesia membagi depresiasi dan amortisasi pada (selain bangunan) tangible dan non tangible asset pada 4 kategori dan dua metoda depresiasi (yaitu garis lurus dan double declining) sebagai berikut :
Umur Efektif Asset Straight Line Rate Double Declinig Rate
4 Tahun 25 % p.a 50% p.a
8 Tahun 12,5% p.a 25% p.a
16 Tahun 6,25% p.a 12,5% p.a.
20 Tahun 5 % p.a 10 % p.a.
Peralatan Pembangkitan Tenaga Listrik biasanya dianggap sebagai memiliki umur hidup (useful life) 16 Tahun dan ini berarti memiliki tingkat depresiasi 6,25% untuk metoda garis lurus atau, 12,5 % untuk metoda double declining.
Secara umum depresiasi memiliki efek pengurang pada pajak. Metoda mana yang yang menarik tentu saja yang akan memberikan nilai ekonomi yang terbesar (present worth), untuk itu perlu dilakukan perhitungan terlebih dulu terhadap aliran keuangan yang terjadi.
Sumber : Power in Indonesia, Investment and Taxation Guide, 2013, PwC
Waluyo Jati, ME 2015
Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
BalasHapusMetode yang paling yang umumnya digunakan dalam analisa bisnis pembangkit adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation) dan metode penyusutan saldo menurun ganda (double declining).
Dua metode ini memiliki hasil yang berbeda apabila dilakukan perhitungan dalam analisa cashflow, Hal ini akan mempengaruhi besarnya nilai EBIT (earning before interest and tax) atau EBT (earning before tax) sehingga akan mempengaruhi besar nilai NPV dan IRR yang menjadi parameter investasi.
Pada metode depresiasi garis lurus nilai depresiasi akan bernilai sama setiap tahunnya, hal ini akan menyebabkan nilai revenue dalam EBIT dan EBT memiliki trend yang sama setiap tahunnya sedangkan pada metode double declining akan membuat nilai depresiasi akan lebih besar di awal awal periode umur pembangkit dan semakin mengecil di akhir.
Menurut saya metode depresiasi yang tepat dipakai agar bisa memberikan nilai yang optimum (creating optimum value) adalah metode depresiasi garis lurus karena pada metode ini, kita memiliki nilai revenue yang lebih besar di awal tahun sehingga kita memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban membayar utang dalam bentuk principal loan dan interest loan secepatnya tanpa harus merasakan cashflow yang negatif sehingga umumnya IPP developer menggunakan metode ini dalam perhitungan cashflownya.
Fadolly Ardin, ME 2015
Menurut saya, Metode Garis Lurus (Staright line method)
BalasHapusMetode ini adalah metode yang paling sederhana dan banyak digunakan.Dalam metode garis lurus beban depresiasi pada pembangkit yang dialokasikan berdasarkan dengan berlalunya waktu dalam jumlah yang sama sepanjang masa manfaat aktiva tersebut.cara perhitungan depresiasi dengan menggunakan metode ini adalah:
Depresiasi
Keterangan:
HP = Harga perolehan
NS = Nilai residu
n = Taksiran umur manfaat
Perhitungan dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode.
charles ME'15
Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlalunya waktu dan penggunaan.
BalasHapusMetode depreciation yang cocok adalah metode garis lurus (straight line method). Dalam straight line method aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu. Sehingga beban penyusutannya dihitung sama rata.
Alasan kenapa menggunakan straight line method:
1. Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva tetap akan menurun secara proporsional setiap periode
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap
3. Penggunaan aktiva tiap-tiap periode relatif tetap.
Eliesa Sandra Yuliani
ME2015
Metode depresiasi yang tepat dipakai dalam bisnis pembangkit di Indonesia adalah menggunakan metode garis lurus. Metode garis lurus menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari penggunaannya dalam operasional perusahaan. Karena bisnis pembangkit mempunyai jangka waktu yang lama hingga lebih dari 20 tahun maka akan lebih menguntungkan menggunakan metode garis lurus.
BalasHapusSt. Wisnu N (ME 2015)