Seri Ekonomi Pembangkitan
oleh: Kelompok 1
Adam Rahmadan, Pondy Tjahjono, Tyas Kartika Sari, Willy Sukardi
Esensi dari Total System Analysis adalah simulasi sistim operasi dengan sasaran keandalan dan tingkat keekonomisan.
Esensi dari Total System Analysis adalah simulasi sistim operasi dengan sasaran keandalan dan tingkat keekonomisan.
![]() |
Gambar 1. Prosedur Total System Analysis |
RELIABILITY CALCULATION
Penentuan waktu yang tepat untuk penambahan unit pembangkit, ada 2 metode yang umum digunakan dalam menilai reliability yaitu adalah :- Expansion by reserve criterion
- LOLP
PENAMBAHAN UNIT BERDASARKAN KRITERIA RESERVE
(Expansion by Reserve Criterion)
Untuk menentukan waktu yang tepat dalam penambahan unit baru sehubungan dengan menjaga keandalan sistem dengan adanya pertumbuhan beban. Contoh :
System 1200MW, Beban Puncak 1000MW, Reserve Policy 20%, Unit terbesar yang baru ditambahkan dalam sistem adalah 100MW, Rt 5%.
Hitung nilai M (slope characteristic) :
1200MW*5% = 60MWHitung nilai unit L (effective capacity) :
L=C-M ln(1-Rt+RteC/M )
=100-60ln(1-0,05+0,05eC/M)
= 88,3MW
Hitung nilai sistem L (System Effective Capacity) :
L=System L + Unit L
=1000MW + 88,3MW
= 1088,3MW
Hitung system
reserve :
= (1300-1088,3)/1088,3
= 0,194
Hitung nilai M2 :
M2 = M1x Cap2 x Res2/(Cap1xRes1)
= 60x1300x0,194/(1200x0,2)
= 63,1* Ulang perhitungan dengan menggunakan nilai M2
Hasil perhitungan dituangkan dalam tabel dan plot
dalam kurva sebagai berikut:
![]() |
Gambar 2. Reserve Effect of Unit Size and FOR |
PENAMBAHAN UNIT BERDASARKAN KALKULASI LOLP
(Loss of Load Probability)
Dengan metode ini pengembangan sistem tenaga listrik atau penambahan unit baru pembangkit ditentukan oleh nilai LOLP yang sudah ditetapkan sebelumnya dalam satuan (days/year).Misalkan nilai LOLP yang ditetapkankan adalah x d/y, apabila nilai LOLP melebihi x d/y maka perlu ada penambahan unit pembangkit baru. Kenaikan LOLP disebabkan oleh kenaikan beban puncak (peak load) yang naik setiap tahun.
Contoh :
- Misalkan nilai LOLP yang ditentukan adalah 0.1 d/y; apabila LOLP melebihi 0.1 d/y maka perlu ada penambahan unit pembangkit baru.
- Kenaikan LOLP disebabkan oleh kenaikan peak load yang naik 6% setiap tahun.
- Recana penambahan unit barunya adalah 3 unit 150 MW dan 2 unit 250 MW.
- Forced-out rate = 5%
Dari informasi di atas dapat digambarkan sebagai
berikut
![]() |
Gambar 3. Realibilty Calculation |
PRODUCTION COST CALCULATION
Perhitungan biaya produksi sangat mempengaruhi Total System Analysis.
Disini pembangkit-pembangkit dimonitor dan dicatat daya outputnya berikut biayanya pada saat sistem beroperasi apakah sudah sesuai dengan prosedur sistem operasi. Operasi ini dimonitor tiap jam dan tiap tahun berdasarkan perubahan beban dan sistem pembangkitan.
![]() |
Gambar 4. Logic Diagram For Production Costing Program |
Production-cost calculation tidak hanya untuk
menentukan biaya, tetapi dapat juga untuk mengethui informasi operasional untuk
setiap unit, termasuk jumlah pembangkit yang di start, commitment, capacity factor, heat rate rata-rata, pemadaman untuk maintenance, dan konsumsi bahan bakar.
CALCULATION OF FIXED CHARGE
Tujuan untuk mengkalkulasi nilai fixed charges adalah untuk
mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam menghadapi pembangkit yang
bermasalah;
apakah dengan menghentikan operasinya, atau perlu dilakukan penanganan khusus dan berapa biaya yang diperlukan.
![]() |
Gambar 5. Actual Yearly and Level Fixed Charges |
Contoh:
Diasumsikan study pembangkitan selama 20 tahun.
Dengan mengunakan pola perhitungan berdasar curva B maka dapat diasumsikan
nilai fixed charges saat ini adalah ;
PL = P¹ X fcr / (CRF)20.0.12
Dimana :
PL = Present
worth of level fixed charges
P¹ = Investment
(assumed = 100)
Fcr = 0.186
(30-year level value)
(CRF)20.0.12 =0.134
Maka :
PL = 100 X 0.186 / 0.134 =
138.8
FINANCIAL SIMULATION
Ketika metode revenue requirement yang menggunakan acuan fixed-charge rate digunakan untuk menentukan pemilihan yang ekonomis dibanding alternatif yang lain, hal ini tidak dapat memberikan dasar keputusan yang lengkap.
Tentunya ada beberapa hal yang tidak bersifat faktor ekonomis, sebagai contohnya faktor politik.
Itulah mengapa financial simulation perlu dilakukan. Beberapa bagian yang dapat dipertimbangkan dalam menganalisa financial simulation adalah sebagai berikut:
1. Beginning balance sheet
2. Details of construction work in progress
3. Annual capital expenditures for generation
4. Annual generation production expense
5. Annual capital expenditures for other plant
6. Annual expense for other plant
7. Annual energy sales
8. Rules of rate regulation
9. Taxation rules
10. Financing policies
11. Interest rate
12. Estimated prices/earnings ratio for common stock
13. Accounting rules
14. Dividend policy
15. Inflation rates
Keluaran dari financial simulation ini nantinya akan terdiri dari:
- laporan keuangan umum di setiap tahun analisa, laporan operating,
- sumber pendanaan dan balance sheet.
Untuk ini ditambahkan fixed charge dari modal investasi untuk penambahan kapasitas yang memberikan annual revenue requirement.
Bahan Diskusi
- Selain 2 meode yang umum digunakan dalam menilai Reliability Calculation (Expansion by Reserve Criterion & Expansion by Reserve Criterion ) apakah ada metode lain yang dapat digunakan. Coba jelaskan.
- Mengapa ketika menggunakan financial simulation,
faktor politik menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan ?
1. Selain 2 meode yang umum digunakan dalam menilai Reliability Calculation (Expansion by Reserve Criterion & Expansion by Reserve Criterion ) apakah ada metode lain yang dapat digunakan. Coba jelaskan
BalasHapusTentu saja ada! Analisis kehandalan (reliability analysis) yang disebutkan di atas merupakan yang lazim dipakai, seperti yang disebutkan di buku diktat.
HapusAda beberapa kategori penilaian (assessment) dari kehandalan (reliability) sistem pembangkitan. Yang pertama adalah System Adequacy Assessment dan yang kedua System Security Assessment.
Pendekatan System Adequacy Assessment ada dua, secara deterministik dan secara probabilistik. Secara deterministik, ada beberapa metode. Salah satunya adalah menganalisis Reserve Margin seperti yang disebutkan di atas. Metode yang lain misalnya Loss of Largest Unit.
Reserve Margin adalah persentase kapasitas terpasang tambahan atas permintaan puncak tahunan. Ini adalah kriteria yang deterministik digunakan untuk mengevaluasi keandalan sistem dengan mendefinisikan margin sasaran pembangkitan.
Karena sistem kelistrikan tumbuh dalam ukuran dan kompleksitas, pendekatan Reserve Margin saja tidak cukup untuk memberikan penilaian kehandalan. Kelemahan dasar pendekatan Reserve Margin adalah bahwa hal itu tidak merespon, atau mencerminkan, sifat probabilistik atau stokastik perilaku sistem, tuntutan pelanggan, atau kegagalan komponen. Misalnya, tidak mempertimbangkan tingkat kegagalan jenis tanaman yang berbeda dan ukuran. Analisis deterministik dengan hanya menggunakan perhitungan Reserve Margin dapat menyebabkan overinvestment dalam ekspansi generasi atau keandalan sistem cukup. Oleh karena itu, sebagian besar utilitas dan perencana sistem telah menggunakan indeks probabilistik daripada kriteria Reserve Margin.
Di Indonesia, Reserve Margin dan pendekatan probabilistik (i.e. LOLP), keduanya dipakai. Hal ini dapat dibaca di RUPTL. Pada sistem Jawa-Bali misalnya, RUPTL menyebutkan, kriteria LOLP < 0,274% dan reserve margin > 25-30%. APabila dinyatakan dengan daya terpasang, maka reserve margin yang dibutuhkan adalah sekitar 35%. (asumsi derating pembangkit 5%) Sedangkan untuk wilayah operasi Indonesia Timur misalnya, reserve margin ditetapkan sekitar 40%.
Pendekatan yang lain adalah secara probabilistik. Metode yang digunakan dapat berupa metode analitikal atau bisa juga berupa simulasi Monte Carlo. Ada banyak perhitungan yang dapat dipilih pada metode analitikal. Misalnya Loss of Load Probability (LOLP), Loss of Load Expectation (LOLE), Loss of Energy Probability (LOEP), Loss of Energy Expectation (LOEE), dlsb.
Loss of Load Probability/Expectation (LOLP/LOLE) merupakan nilai proyeksi berapa banyak waktu, dalam jangka panjang, beban pada sistem listrik diperkirakan akan lebih besar dari kapasitas sumber daya yang tersedia menghasilkan. Hal ini didefinisikan sebagai probabilitas beban sistem melebihi kapasitas pembangkit yang tersedia dengan asumsi bahwa beban puncak setiap hari berlangsung sepanjang hari. (Endrenyi, 1978)
Metode LOLP atau LOLE inilah yang paling sering digunakan pada analisis kehandalan (reliability analysis) dengan pendekatan probabilistik.
Metode Loss of Energy merupakan ukuran lain untuk penilaian keandalan generasi, dimana dalam hal ini adalah rasio energi yang diharapkan tidak dilayani (EENS) selama beberapa periode panjang pengamatan terhadap permintaan energi total selama periode yang sama.
Selain itu ada juga metode frekuensi and durasi. Metode frekuensi dan durasi (FAD) berguna ketika frekuensi gangguan listrik selama periode waktu tertentu adalah kepentingan. Ini adalah cara yang berguna untuk mengevaluasi keandalan titik pelanggan.
Seperti yang saya sebutkan di awal, kriteria yang disebutkan di buku diktat adalah yang lazim dipakai. Penjelasannya dapat dilihat disini .
(bagian pertama dari penjelasan, dilanjutkan pada bagian kedua)
Bagus W. Wahyuntoro, ME'13
(penjelasan kedua, lanjutan dari penjelasan pertama)
HapusMetode-metode di atas adalah untuk sistem pembangkitan secara kontinyu, atau lebih lazim dipakai pada pembangkit berbahan bakar fosil. Untuk pembangkit-pembangkit yang beroperasi secara intermittent, misalnya pembangkit listrik tenaga angin (wind turbine), ada metode khusus untuk perhitungannya. Phoon, H.Y. (2006) dari departemen Engineering Universitas Strathclyde memaparkan hal itu dengan sangat komprehensif.
Sumber:
Billinton, R. and Allan, R.N. (1996) Reliability Evaluation of Power Systems. New York (NY) : Plenum Press.
Billinton, R. and Li, W. (1994) Reliability Assessment of Electric Power Systems Using Monte Carlo Methods. New York: Plenum Press.
Chen, H. (2000) Generating System Reliability Optimization, Canada: University of Saskatchewan.
Endrenyi, J. (1978) Reliability Modelling in Electric Power Systems. John Wiley & Sons.
Khatib, H. (1978) The Economics of Reliability in Electrical Power Systems. England: Technicopy Ltd.
Marsh W.D., Electric Utility Power Generation Economics, NY: Clarendon-Press - Ozford, University Press. (Buku Diktat)
Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2012-2021.
Phoon, H.Y. (2006), Generation System Reliability Evaluations with Intermittent Renewables, University of Strathclyde.
Prada, J. F. (1999), The Value of Reliability in Power Systems – Pricing Operating Reserves.
Bagus W. Wahyuntoro, ME'13
Resume yang singkat dengan konten yang padat dan lengkap, Mas Bagus. Nice.
HapusSetuju dengan penjelasan Mas Bagus. Sedikit menambahkan, dari sumber yang saya dapat (referensi di akhir komentar) metode-metode probabilistik sudah banyak dikembangkan dan saat ini digunakan di operasi dan perencanaan sistem yang lebih luas untuk menghadapi beragam ketidakpastian yang terkait. Contoh ketidakpastian tersebut antara lain: equipment outage, ketidakpastian perkiraan beban, kondisi cuaca, ketidakpastian dalam pertimbangan ketersediaan energi dasar dan operasi. Bahkan dapat dikatakan sangat berpotensi untuk analisis reliability karena kemampuannya untuk menggabungkan dengan ketidakpastian analisis ekonomi pasar. Dengan memasukkan biaya keandalan kepada pelanggan, strategi untuk perencanaan dan operasi yang optimal dapat dirancang secara lebih sistematis daripada
mungkin dengan metode deterministik. (Tiba-tiba muncul pertanyaan, apakah biaya ini dikalkulasi dalam penentuan tarif listrik di Indonesia? Jika belum, apakah hal ini bisa diimplementasikan dalam penentuan tarif listrik di Indonesia?).
Seperti yang disebutkan dalam penjelasan Mas Bagus bahwa salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis keandalan adalah dengan Simulasi Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo adalah metode analisis tradisional yang berdasarkan pada proses enumerasi implisit atau eksplisit. Dewasa ini, terdapat metode yang sedang diteliti untuk menjadi alternatif lain yang lebih baik, yakni dengan menggunakan metode yang berdasarkan artificial intelligent. Dan metode ini dapat diaplikasikan untuk menganalisis keandalan sistem hybrid dimana terdapat sumber energi konvensional dan alternatif (terbarukan).
Sumber: Singh, Chanan and Wang, Lingfeng. 2008. Role of Artificial Intelligence in the Reliability Evaluation of Electric Power Systems. USA: Department of Electrical and Computer Engineering Texas A&M University.
Chairy, ME'13
2. Mengapa ketika menggunakan financial simulation, faktor politik menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan ?
BalasHapusMungkin tulisan pada artikel pertama dan artikel kedua ini bisa membantu.
HapusDari sumber yang saya dapatkan untuk menjawab pertanyaan diatas bahwa setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi charity atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.
HapusDalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional.
Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis, hal ini tak ter elakan juga dalam bisnis investasi pembangkitan.
Sumber :
http://prasetyo-utomo.blogspot.com/2010/12/pengaruh-faktor-politik-terhadap-bisnis.html
Ingin memberikan tanggapan, faktor politik menjadi salah satu hal yang perlu diperhitungkan hal tersebut dikarenakan adanya Hubungan sektor bisnis dengan politik, mengacu pada konteks ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan politik, apabila kondisi politik tidak menentu atau mengalami kekacauan (chaos) akan berdampak kepada perekonomian terutama menyangkut sektor industri; permintaan dan penawaran tidak seimbang dan distribusi barang akan terganggu. Apabila ini berlanjut maka akan terjadi inflasi tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga akibat permintaan yang menurun drastis atau bahkan tidak adanya permintaan. Hal ini juga perlu diperhitungkan karena dapat menjadi resiko dalam investasi. Di sisi lain,pengaruh gejolak politik pada kegiatan ekonomi, tidak dapat diukur dengan eksak dan laporan angka-angka. Para pengamat hanya dapat menganalisa kualitas dampaknya.
Hapussumber disini.
Dari artikel (http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/03/03-penilaian-eksternal.html) yang ditunjukkan Pak Fajar tampak bahwa faktor eksternal memiliki arti penting bagi sebuah perusahaan. Faktor eksternal tersebut dapat menjadi peluang namun dapat juga menjadi ancaman.Faktor eksternal ini ada karena interaksi antara perusahaan dengan pihak luar.
HapusFaktor politik memiliki pengaruh yang sangat besar karena dapat mempengaruhi suatu negara. Salah satu contohnya adalah kebijakan yang dibuat pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam dunia usaha merupakan regulasi yang harus dipatuhi jadi efeknya sangat besar. Misal, kebijakan untuk menaikkan upah akan membuat perusahaan melakukan efisiensi untuk tetap menjaga keuangannya atau bahkan memutuskan untuk pindah ke negara lain bila memang tidak menguntungkan.
Irham, ME'13
Pada buku diktat (hal. 129) dijelaskan bahwa analisis keekonomian yang dilakukan memberikan rekomendasi pilihan secara obyektif. Misal: pilihan pembangkit yang mana yang paling ekonomis. Data yang dipakai pada analisis tersebut adalah data teknis dan data finansial yang relatif mudah terukur (tangible). Prinsip yang dipakai adalah "provide electricity at the lowest possible cost".
BalasHapusMeski demikian, pada saat pengambilan keputusan dilakukan (di level tertinggi) maka harus memperhatikan faktor-faktor eksternal dan non-ekonomi. Misalnya faktor politik, faktor sosial, dsb. Faktor-faktor ini sulit diukur (intangible), namun pengambil keputusan akan mempertimbangkan faktor-faktor ini dan mengkuantifikasinya sehingga dapat dibandingkan dengan faktor ekonomi sistem pembangkit tersebut.
Pada analisis makro-ekonomi, faktor politik, faktor sosial, lingkungan, reputasi, dsb., juga merupakan faktor penentu. Banyak pihak yang berkepentingan pada makro-ekonomi, yang merupakan domain penentu keputusan tertinggi. Lain halnya dengan faktor ekonomi pembangkit tersebut, yang merupakan analisis mikro-ekonomi. Sehingga bisa jadi, analisis keekonomian pembangkitan tenaga listrik memberikan suatu rekomendasi, namun secara politik jangka panjang, suatu negara akan memperoleh keuntungan (baik finansial maupun non-finansial) apabila rekomendasi tersebut tidak dijalankan atau bahkan alternatif lain yang dipilih, meski pada analisis keekonomian yang telah dilakukan tersebut, alternatif tersebut lebih rendah keekonomiannya dibandingkan yang direkomendasikan.
Salah satu contoh, setelah analisis teknis dan keekonomian, rekomendasi menyebutkan untuk pembangunan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir). Namun setelah faktor non-teknis (politik, sosial, lingkungan, hankam, dsb.) ikut dipertimbangkan, maka rekomendasi tersebut ditunda.
Sumber:
Marsh, W.D., Electric Utility Power Generation Economics, NY : Clarendon Press - Oxford, University Press (Buku Diktat)
Samuelson, P.A., Nordhaus, W.D., (1998), Economics 16th ed., US: McGraw-Hill, Inc.
Bagus W. Wahyuntoro, ME'13
Terima kasih pak bagus atas penjelasannya. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan seberapa besar pengaruh dari faktor politik ini dalam menentukan suatu kebijakan yang akan dijalankan, mengutip dari pertanyataan pak bagus pada bagian paragraf berikut :
BalasHapus"Banyak pihak yang berkepentingan pada makro-ekonomi, yang merupakan domain penentu keputusan tertinggi. Lain halnya dengan faktor ekonomi pembangkit tersebut, yang merupakan analisis mikro-ekonomi. Sehingga bisa jadi, analisis keekonomian pembangkitan tenaga listrik memberikan suatu rekomendasi, namun secara politik jangka panjang, suatu negara akan memperoleh keuntungan (baik finansial maupun non-finansial) apabila rekomendasi tersebut tidak dijalankan atau bahkan alternatif lain yang dipilih, meski pada analisis keekonomian yang telah dilakukan tersebut, alternatif tersebut lebih rendah keekonomiannya dibandingkan yang direkomendasikan"
Nah dari sini, bisa disimpulkan bahwa meskipun telah dilakukan analisis mikro ekonomi mengenai kelayakan proyek dan telah dinyatakan bahwa alternatif ini layak, namun karena ada beberapa analisis makro-ekonomi, faktor politik, faktor sosial, lingkungan, reputasi dsb, alternatif ini tidak dipilih, dan selanjutnya dipilih alternatif lain yang sebenarnya lebih rendah keekonomisannya dibandingkan yang direkomendasikan. Terima Kasih.
Tyas Kartika, ME"13
@ mb tyas.
HapusFaktor politik ini sangat berpengaruh besar, seperti yang dijelaskan pak bagus, meskipun sudah dihitung dan layak secara teknis serta ekonomi namun tetap tidak dijalankan. Karena jika tetap dijalankan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan kondisi tersebut dan dapat mimicu masalah baru.
Semisal dalam pembangunan PLTN tidak diterima masyarakat sekitar ketika pembangunan tersebut tetap dilaksanakan maka akan terjadi ketidak nyamanan bagi beberapa pihak seperti yang terjadi baru2 ini di india dimana terjadi teror bom didekat PLTN. dan bila hal tersebut terjadi terus menerus maka akan mempengaruhi kondisi yang lain, seperti iklim investasi dll. sehingga dalam sekala makro akan merugikan
Pak Arif,
HapusIkut menanggapi, faktor politik seharusnya tidak dijadikan pokok pertimbangan dasar, karena ketika pembangunan suatu infrastruktur sudah menjadi SOP untuk disiapkan implikasi resikonya, seperti asuransi atau keamanan. Di indonesia sendiri beberapa infrastruktur sudah lumrah apabila dijaga oleh pihak penjaga keamanan. Seperti yang telah dijelaskan pada mata kuliah Teknologi dan Lingkungan bahwa PLTN dijaga oleh keamanan bersenjata. Faktor sosial seharusnya lebih utama apabila dibandingkan dengan faktor keamanan. Contohnya adalah di Bali, dimana sampai saat ini belum adanya PLTU batubara yang beroperasi karena ditakutkan akan mengganggu sektor pariwisata didaerah tersebut.
Saya mencoba memberikan pendapat terkait dengan pertanyaan Mbak Tyas, “seberapa besar pengaruh dari faktor politik ini dalam menentukan suatu kebijakan yang akan dijalankan”?
HapusBerdasarkan artikel kedua yang link-nya diberikan oleh Pak Fajar di atas, yang berjudul tentang Penilaian Eksternal, terdapat 5 kekuatan eksternal utama yang dapat penting untuk dikumpulkan dan dianalisa sebelum menentukan strategi/kebijakan yang akan digunakan, yakni:
1. Kekuatan ekonomi
2. Kekuatan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan
3. Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum
4. Kekuatan teknologi
5. Kekuatan kompetitif
Masing-masing kekuatan eksternal tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda tergantung dari apakah bentuk kebijakannya, siapa/badan apa yang menentukan kebijakan, serta kapan dan dimana kebijakan tersebut diambil. Kelima kekuatan tersebut juga dapat dijadikan pijakan dalam menentukan bagaimana proses implementasi yang akan dilakukan sesuai dengan kombinasi kelima kekuatan tersebut.
Kemudian, kekuatan faktor-faktor eksternal tersebut baiknya didetailkan dalam sebuah prakiraan/forecast yang dapat digunakan sebagai asumsi dasar mengenai tren dan kejadian di masa depan. Alat prakiraan/forecastnya dikelompokkan menjadi 2, yakni dengan teknik kuantitatif dan kualitatif. Untuk cara analisisnya bisa dilihat pada artikel Penilaian Eksternal.
Chairy, ME’13
Mencoba mencermati dari link yang pak fajar kasih di atas, pada web manajemen strategik,mungkin kata kata yang cocok bukan diperhitungkan namun faktor politik menjadi salah satu yang menjadi faktor yang dipertimbangkan bahwa jelas di artkel tersebut di jelaskan bahwa "Faktor-faktor eksternal lebih penting daripada faktor internal dalam upaya perusahaan mencapai keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ditentukan dari pemposisian kompetitif dalam industri."
BalasHapusyang mana dari salah satu faktor eksternal tersebut dijelaskan mengenai faktor politik dalam mempengaruhi persaingan bisnis,
sebagai contoh Pada tahun 1980-1989 terjadi ketegangan politik dunia antara Iran dan Amerika, lalu AS dengan Timur Tengah. Ketengan politik ini menciptakan kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil, harga harga menjadi tidak stabil, lalu dengan kondisi seperti ini bagaimana bisa kita menetapkan dan melakukan forecast financial simulation, oleh sebab itu lah faktor politik menjadi salah satu faktor yang peru dipertimbangkan
Kelompok 3 ME-2015
BalasHapusApa saja yang menjadi pertimbangan ketika memutuskan akan menambahkan daya pada suatu pembangkit yang sudah ada ketimbang membangun pembangkit baru?
Pertimbangan dalam memutuskan ekspansi pembangkit existing maupun pembangunan unit pembangkit baru diantaranya:
Hapus1. Rencana kebutuhan daya misalnya kebutuhan daya tahunan maupun untuk kurun waktu 10-20 tahun ke depan, termasuk pengembangan sistem setempat (besaran dan lokasi pusat beban). Dengan prinsip membangun jaringan transmisi sedekat mungkin dengan beban untuk meminimalkan rugi-rugi daya, maka dapat diputuskan apakah melakukan ekspansi di lokasi yang sama, membangun pembangkit di dekat pusat beban, maupun membangun gardu induk baru)
2. Berdasarkan point nomor 1 dapat diidentifikasi kebutuhan pembangkit tersebut adalah untuk memenuhi beban dasar, semi dasar. beban puncak, atau unit cadangan. Sebagai contoh: untuk sistem Jawa Bali yang saat ini didominasi oleh PLTU (51% dari seluruh kapasitas pembangkit Jawa Bali), maka untuk perencanaan ke depan di dalam RUPTL PLN 2015-2024 juga direncanakan pembangunan PLTGU untuk memenuhi beban puncak
3. Keterbatasan evakuasi daya jaringan transmisi yang terkoneksi dengan pembangkit existing sehingga tidak memungkinkan untuk ekspansi pada lokasi yang sama
4. Keterbatasan dan kesulitan dalam pembebasan lahan membuat investor memilih untuk melakukan ekspansi pada lokasi yang sama dibandingkan mencari lokasi yang baru, dengan tetap memperhatikan kemampuan jaringan transmisi dan kebutuhan sistem setempat
5. Analisis tingkat keandalan sistem setempat.
6. Ketersediaan energi primer berkaitan dengan nomor 1. Faktor ini perlu dipertimbangkan selain faktor membangun pembangkit sedekat mungkin dengan beban. Sebagai contoh: pemanfaatan batubara mulut tambang untuk PLTU. Karena batubara mulut tambang berkalori rendah dan tidak ekonomis untuk diangkut ke dekat pusat beban maka jika cadangan batubara mulut tambang masih cukup besar dibandingkan dengan unit pembangkit existing, maka dapat dibangun ekspansi unit pembangkit existing.
Sumber:
1. Marsh, W.D., Electric Utility Power Generation Economics, NY : Clarendon Press - Oxford, University Press
2. Marsudi, Djiteng. Pembangkitan Energi Listrik Edisi Kedua.2011. Erlangga
3. Statistik Ditjen Ketenagalistrikan 2014
Luky (ME 2015)
Sebuah penambahan kapasitas pembangkitan (apakah dengan peningkatan daya terpasang pembangkit atau penambahan pembangkit) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sistem dengan memenuhi kriteria ekonomi, keamanan dan keandalan sistem.
HapusPenambahan daya pada sebuah pembangkit dapat dimungkinkan dengan peningkatan efisiensi bagian pembangkit seperti bagian turbin uap atau bagian boiler.
Peningkatan kapasitas pembangkit (penggantian turbin uap ke yang lebih efisien) secara makro tidak akan banyak mempengaruhi sistem. Penambahan pembangkit secara makro akan mempengaruhi sistem.
Pemilihan peningkatan kapasitas pembangkitan biasanya dilakukan oleh pemilik untuk meningkatkan keekonomian pembangkit yang dimilikinya. Sementara penambahan pembangkit ditujukan untuk meningkatkan kapasitas beban sistem secara makro dengan tetap memperhatikan keekonomian, keamanan dan keandalan.
Peningkatan kapasitas pembangkitan (peningkatan efisiensi pembangkit) banyak dilakukan dinegara negara maju, dimana pertumbuhan beban sudah kecil atau negatif karena adanya program konservasi energi. Mereka dalam hal ini meningkatkan efisiensi pembangkit untuk meningkatkan kompetitif pembangkit mereka terhadap sistem.
Penambahan pembangkit tentu saja dengan efisiensi yang meninggi ditujukan untuk meningkatkan kapasitas sistem pembangkitan secara menyelutuh banyak dilakukan dinegara berkembang untuk memenuhi permintaan beban yang meningkat.
Pertimbangan ketika memutuskan akan menambahkan daya pada suatu pembangkit yang sudah ada ketimbang membangun pembangkit baru sudah disampaikan oleh Pak Luky diatas. Disini saya ingin menanggapi komentar Pak Waluyo dan saya diposisi yang sangat setuju dengan peningkatan efisiensi pembangkit. Peningkatan efisiensi pembangkit merupakan solusi yang baik yang telah dipercontohkan oleh negara-negara maju (terlepas dari pertumbuhan beban mereka yang sudah kecil), selain dengan tetap menjalankan Program Energi Manajemen (PEM) karena menurut saya, 2 hal ini (efisiensi pembangkit dan efisiensi energi) sangat berhubungan.
HapusPeningkatan efisiensi pembangkit tidak akan banyak membantu jika penggunaan energi kita tetap tidak efisien, sehingga PEM adalah salah satu cara untuk “menyempurnakan” tujuan dari “efisiensi” yang kita inginkan. Disaat pemerintah sedang galak-galaknya membangun pembangkit baru dan menambah kapasitas yang lama (yang notabene akan mempengaruhi sistem keseluruhan), seakan-akan peningkatan efisiensi pembangkit seperti tidak terdengar. Disini saya paham bahwa pertumbuhan beban kita sedang berkembang cukup pesat dan membutuhkan tambahan kapasitas maupun pembangkit baru, tetapi jika peningkatan efisiensi pembangkit lama khususnya, bisa dimaksimalkan, pembangkit lama bisa optimal kembali, dengan kata lain, kemungkinan besar kebutuhan kita akan pembangkit baru atau penambahan kapasitas bisa berkurang (tetap harus ada hitungannya).
Mohon diluruskan jika pendapat saya kurang tepat. Terima kasih.
-Hizkia Sandhi Raharjo- (ME 2015)
Menambahkan pembahasan yang sudah ada,
HapusPenambahan daya pembangkit dilakukan dengan beberapa cara:
1.Perbaikan efisiensi unit pembangkit, dan
2.Ekspansi/penambahan jumlah unit pembangkit.
Kedua cara di atas dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Peningkatan Beban yang harus diiringi dengan penambahan suplai daya (bisa dilihat dari reserve margin pembangkit eksisting) dan identifikasi kebutuhan suplai apakah untuk memenuhi beban dasar, semi dasar. beban puncak, atau unit cadangan. Untuk ekspansi, Penambahan daya yang direncanakan biasanya tidak berkapasitas sangat besar, karena untuk memenuhi keperluan unit cadangan energi/reserve atau beban puncak saja, untuk menambah kehandalan, dan keleluasaan pengaturan waktu maintenance.
2. Waktu pelaksanaan lebih singkat dibanding pembangunan satu area pembangkit yang baru karena salah satu alasannya adalah tidak memerlukan pembebasan lahan (pembebasan lahan sering menjadi masalah terhambatnya pembangunan pembangkit sehingga waktu pembangunan menjadi lebih lama) karena pekerjaan dilakukan di dalam kompleks pembangkit eksisting yang biasanya sudah disiapkan lokasi untuk ekspansi.
3. Investment cost yang dikeluarkan tidak lebih besar dibanding pembangunan pembangkit yang baru di area yang baru.
4. Faktor resiko lebih kecil karena memiliki data historical pembangkit eksisting sehingga seharusnya sudah bisa dikembangkan mitigation plan untuk resiko yang mungkin timbul,
5. Ada teknologi baru yang lebih efisien dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan pembangkit tersebut.
6. Apabila dengan pelaksanaan ekspansi atau peningkatan efisiensi dapat lebih menurunkan cost of electricity dibandingkan pembangunan area pembangkit baru. (penerapan prinsip “to provide good quality energy at lowest possible cost”)
7. Regulasi/Rencana pemerintah (RUPTL)
Arief Murnandityo ME 2015
Menambahkan pendapat dari rekan-rekan, bahwa penambahan unit-unit pembangkit baru ke dalam sistem terintegrasi yang ada akan berpengaruh terhadap kinerja dan biaya energi karena masing-masing unit di dalam sistem mempunyai karakteristik kinerja dan aspek biaya produksi energi yang berbeda-beda, sehingga harus ditempatkan pada posisi pembebanan dan durasi tertentu di dalam sistem.
HapusAtas pertimbangan ini, maka lingkup perencanaan sistem tenaga listrik dikelompokkan menjadi beberapa kajian, yaitu peramalan beban, investasi dan analisis ekonomi, perencanaan pembangkitan, perencanaan transmisi dan perencanaan distribusi. Hal ini dikarenakan mengandung konsekuensi yang bersifat finansial.
Sumber
Novan Akhiriyanto, ME’15
Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan, lingkungan dan ketersediaan pendanaan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang ada dalam perencanaan pembangkitan, seperti :
BalasHapusBerapa persen perkiraan pertumbuhan beban per tahun
Perkiraan ketersediaan dan harga bahan bakar
Bentuk kurva beban
Ketersediaan alternatif unit pembangkit baru , dan lain-lain.
Dengan demikian seorang perencana di bidang ini harus mengetahui ruang lingkup yang cukup luas mengenai karakteristik suatu sistem tenaga listrik mencakup ekonomi, biaya dan keandalannya. Hal ini dilakukan dengan memproyeksikan kondisi suatu sistem tenaga listrik beberapa tahun ke depan, selanjutnya mengembangkan beberapa alternatif dan memilih rencana yang optimal diantara alternatif-alternatif tersebut. Dalam proses ini peranan dari perencana sangat dominan, seperti dalam hal penyederhanaan masalah, membuat prioritas rencana dan selanjutnya memutuskan rencana yang paling layak.
Charles Abet ME'15
Menambahkan jawaban Mr. Luky di atas.
BalasHapusSalah satu persyaratan ekspansi power plant adalah daya dukung sumber daya alam.
Studi kasus : Perluasan pembangkit Geothermal di New Mexico.
Power plant Lightning Dock dirancang untuk memasok 10 MW Public Service Company di New Mexico. Sejauh ini power plant telah menghasilkan 4 MW melalui "loop tertutup" yaitu skema menarik air panas dari sumur dalam, menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik dan menginjeksikan air kembali ke sumur injeksi.
Untuk menaikkan kapasitas hingga 10MW, kontraktor bermaksud mengebor sumur baru.
Problem muncul ketika plant tidak bisa menginjeksi kembali tambahan ratusan ribu galon air cukup cepat untuk meningkatkan produksi energi. Kontraktor berencana reinjeksi air panas tsb ke sumur dangkal (domestic water) yang lebih cepat menyerap air.
Dari hasil pengujian lab diketahui air panas dari sumur dalam mengandung fluoride dalam level berbahaya sehingga tidak dapat diinjeksi ke sumur dangkal, yang digunakan irigasi, tanaman dan ternak.
Akhirnya solusi problem ini adalah membatalkan ekspansi dan membuat sumur geothermal di lokasi yang berbeda.
Dwi laksmana (ME 2015)
Hanya menambahi yang sudah disampaikan sebelum-sebelumnya. Pertimbangan untuk menambah daya pembangkit atau membangun baru juga harus melihat dari letak persebaran pusat-pusat beban pada suatu wilayah sistem kelistrikannya dan juga kemampuan sistem jaringan transmisi yang sudah ada. Jika lokasi pusat-pusat beban jauh dari pembangkit dan kapasitas jaringan transmisinya kecil maka peningkatan daya pembangkit tidak dapat dilakukan karena keterbatasan kemampuan pengiriman energi listrik oleh jaringan transmisi. Oleh karenanya lebih baik melakukan pembangunan pembangkit baru yang sesuai dengan kapasitas jaringan transmisi yang sudah ada dan lokasi pembangkit yang baru diupayakan tidak jauh dari pusat bebannya.
BalasHapusSt. Wisnu N (ME 2015) - Kelompok 1